PEMIKIRAN HADIS IBN KHALDUN DALAM KITAB i MUQADDIMAH /i

ISMATUL IZZAH - NIM. 02531115, (2008) PEMIKIRAN HADIS IBN KHALDUN DALAM KITAB i MUQADDIMAH /i. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Para ulama hadis i mutaqaddimin /i sepakat bahwa dalam menilai suatu hadis maka yang pertama kali dilakukan adalah meneliti sanad hadis tersebut. Bila sanad tersebut sahih, maka baru dilanjutkan pada penelitian matan, sebab tidak ada gunanya meneliti matan bila sanadnya terbukti tidak sahih. Selain itu, para ulama hadis i mutaqaddimin /i juga berpendatap bahwa bila suatu hadis dikatakan sahih, maka hadis tersebut apabila diamalkan maka harus diamalkan sesuai matan hadis tersebut. br br Ibn Khaldun, seorang tokoh yang terkenal sebagai seorang sejarawan dan seorang sosiolog kenamaan dan termasyhur ternyata mempunyai pandangan terhadap hadis-hadis Nabi. Pandangan-pandangan tersebut beliau kemukakan dalam kitabnya i Muqaddimah /i . Yang lebih menarik Penelitian ini, ternyata pandangan-pandangan Ibn Khaldun tentang hadis Nabi tersebut bertentangan dengan pandangan-pandangan para ulama hadis pada umumnya yang telah disepakati bersama. br br Penelitian ini menguraikan apa yang diungkapkan Ibn Khaldun dalam i Muqaddimah /i -nya, terutama berkenaan dengan pandangan-pandangan beliau tentang hadis Nabi dan bagaimana beliau menyikapi hadis-hadis Nabi Muhammad s.a.w, Dengan menggunakan metode deskriptif analitis, skripsi ini mendeskripsikan bagaimana pandangan-pandangan beliau tentang hadis Nabi dengan menggunakan pisau analisa i 'Ulum al-Hadis /i . br br Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa Ibn Khaldun dalam menghadapi suatu hadis maka yang pertama kali dilihat adalah matan hadis tersebut, apakah matan tersebut bertentangan dengan hukum alam ataupun hukum sosial. Jika bertentangan, makak hadis itu tidak dapat diterima. Namun jika matan hadis itu tidak menyalahi hukum alam dan hukum sosial maka baru dilakukan penelitian terhadap pembawa riwayat tersebut. Selain itu, Ibn Khaldun dalam menilai suatu hadis selalu menggunakan ukuran variabel-varibael yang menentukan gerak sejarah misalnya alam, hukum sosial dan kemasyarakatan, politik dan sebagainya. Dengan begitu, menurut beliau setiap peristiwa pasti memiliki karakter dan kondisi-kondisi spesifik. Walaupun sebuah hadis dikatakan sahih, namun tidak harus diaalkan sesuai dengan matannya. Karena ketika sebuag jadis muncul maka matan hadis itu mempunyai karakter dan kondisi spesifik sendiri yang tidak bisa diterapkan pada kondisi yang lain. br br Akan tetapi Ibn Khaldun mempunyai perkecualian dalam pandangan beliau mengenai hadis Nabi. Menurut beliau jika hadis tersebut berhubungan dengan Syari'at, maka yang didahulukan adalah tetap meneliti sanad terlebih dahulu, sebab syari'at berhubungan dengan ukuran-ukuran tentang perintah dan larangan yang ditentukan oleh quot;Yang Menetapkan Hukum quot; (Nabi Muhammad). Oleh karena itu perintah dan larangan menjadi terikat apabila terbukti keasliannya. Dan cara untuk mengukur keasliannya itu adalah dengan meneliti keadilan dan kedabitan (siqah) pembaca riwayat. br br

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing I : DR. Suryadi, M.Ag. ; Pembimbing II : Afdawaizza, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Pemikiran Hadis, Ibn Khaldun, Muqaddimah
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:40
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1016

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum