KIAI HAJI HADJID DAN PERJUANGANNYA PADA MASA PERANG KEMERDEKAAN RI DI DIY

Trio Andika Rachmandani - NIM. 03121463, (2008) KIAI HAJI HADJID DAN PERJUANGANNYA PADA MASA PERANG KEMERDEKAAN RI DI DIY. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (KIAI HAJI HADJID DAN PERJUANGANNYA PADA MASA PERANG KEMERDEKAAN RI DI DIY)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (KIAI HAJI HADJID DAN PERJUANGANNYA PADA MASA PERANG KEMERDEKAAN RI DI DIY)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (366kB)

Abstract

ABSTRAK Dengan adanya agresi militer Belanda I, maka rakyat Indonesia mempersiapkan diri untuk menghimpun kekuatan. Di Yogyakarta, reaksi keras salah satunya muncul dari kalangan ulama, yang bertekad untuk ikut berpartisipasi dalam mempertahankan kedaulatan negara RI. Para ulama bermusyawarah untuk membentuk wadah Majelis Ulama Angkatan Perang Sabil (MUAPS) dan Angkatan Perang Sabil (APS) sebagai wadah perjuangan para pejuang Islam dalam melawan penjajah. Mereka berjuang bersama rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih. Salah seorang tokoh yang ikut andil dalam perjuangan pada masa itu adalah K.H. Hadjid. Ia lahir di Kauman, Yogyakarta pada tahun 1898 M, dari keluarga berpendidikan dan berdasar pada jiwa ketauhidan yang kuat membuat jiwa patriotisme Hadjid terasah. Sejak kecil, ia sudah dibekali dengan ilmu-ilmu agama yang didapat dari belajar di pondok-pondok pesantren. Kemudian ayahnya mengirim Hadjid untuk menimba ilmu di Tanah Suci Mekah. Dalam perjalanan karirnya, ia telah banyak aktif dalam berbagai organisasi masyarakat, keagamaan, maupun lembaga pemerintah. K.H. Hadjid hidup dalam situasi yang penuh dengan gejolak. Di antaranya penjajahan Jepang, agresi militer Belanda I dan II, telah mencetak jiwa kepemimpinan yang tangguh untuk selalu berjuang demi agama, bangsa dan negaranya. Semangat perjuangan K.H. Hadjid sangat tinggi, hal ini juga diwariskan pada putra-putrinya. Bahkan dalam situasi perang ketika salah seorang putranya sedang mendampingi istrinya melahirkan, K.H. Hadjid memerintahkan putranya untuk pergi ke medan perang. Menurut K.H. Hadjid bahwa kewajiban yang lebih penting pada waktu itu adalah berperang, berjuang demi bangsa dan negara. Hal itu merupakan gambaran perjuangan dan pengorbanannya dalam perang kemerdekaan RI. K.H. Hadjid adalah ulama yang lebih dikenal sebagai tokoh awal pergerakan Muhammadiyah ini tidak saja sebagai ulama yang wara'i, tinggi ilmu agamanya dan berwawasan luas, tetapi juga disegani di kalangan umum sebagai pemimpin yang kharismatik dalam berjuang di medan pertempuran. Hal ini yang dipandang menarik dan perlu penulis teliti lebih lanjut. Untuk menguraikan masalah penelitian ini penulis menggunakan pendekatan behavioral, yakni pendekatan yang tidak hanya tertuju pada kejadiannya saja, tetapi juga tertuju pada pelaku sejarah dan situasi nyata. Bagaimana pelaku sejarah menafsirkan situasi yang dihadapinya, sehingga dari penafsiran tersebut muncul tindakan yang menimbulkan suatu kejadian, dan selanjutnya timbul konsekuensi atau pengaruh dari tindakannya berkenaan dengan perilaku pemimpin. Teori yang digunakan adalah teori konflik, menurut George Ritzer masyarakat senantiasa berada dalam proses yang ditandai oleh pertentangan yang terus-menerus di antara unsur-unsurnya. Setiap elemen memberikan sumbangan terhadap disintegrasi sosial. Teori konflik menggunakan prinsip koersi untuk mendorong melakukan perubahan-perubahan di dalam masyarakat.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Siti Maimunah, S.Ag., M.Hum.,
Uncontrolled Keywords: Kiai Hadjid, Perang Kemerdekaan RI
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 21 May 2012 14:38
Last Modified: 20 Dec 2016 14:09
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1068

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum