QASHIDAH 'MADINAH BILA MATHAR'LI BADR SYAKIR AL SAYYAB (DIRASAH TAHLILIYAH SIMA'IYAH)

SRI SETYONINGSIH - NIM. 03111319, (2008) QASHIDAH 'MADINAH BILA MATHAR'LI BADR SYAKIR AL SAYYAB (DIRASAH TAHLILIYAH SIMA'IYAH). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (QASHIDAH 'MADINAH BILA MATHAR'LI BADR SYAKIR AL SAYYAB (DIRASAH TAHLILIYAH SIMA'IYAH))
BAB I, BAB IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (982kB) | Preview
[img] Text (QASHIDAH 'MADINAH BILA MATHAR'LI BADR SYAKIR AL SAYYAB (DIRASAH TAHLILIYAH SIMA'IYAH))
BAB II, BAB III.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (457kB)

Abstract

Badr Syakir al-Sayyab (11926-1964) adalah salah seorang penyair terbesar dalam kesusastraan Arab yang turut memberikan sumbangan eksperimen dalam upaya pembaharuan puisi Arab modern. Pada akhir tahun 1940-an, ia bersama Nazik al-Malaikah, menggembar-gemborkan gerakan puisi bebas (al-Syi'r al- Hurr). Diantara puisi al-Sayyab yang terkenal adalah Madinah Bila Mathar (Kota Tanpa Hujan). Dalam upaya pemaknaan puisi, dapat dilakukan berbagai macam analisis yang diantaranya adalah analisis puisi dengan menggunakan teori semiotik yang dikembangkan oleh Michael Riffaterre dalam bukunya Semiotics of Poetry (1978). Dalam bukunya tersebut dikemukakan 4 hal pokok dalam usaha memproduksi makna sebuah puisi, yaitu (1) Ketaklangsungan ekspresi, (2) Pembacaan heuristik dan hermeneutik, (3) Matriks, Model dan Varian, dan (4) Hypogram. Penelitian Madinah Bila Mathor karya al-Sayyab ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan semiotik ala Riffaterre yang termaktub dalam bukunya Semiotics of Poetry, sehingga untuk memproduksi makna puisi mengacu pada 4 metode yang ditawarkannya dan kemudian dijadikan sebagai langkah dalam analisis data. Selain melakukan metode diatas akan dilakukan pula metode kajian pustaka. Untuk konkritisasi makna yang terkandung dalam puisi tersebut dapat dilakukan dengan melalui pembacaan heuristik (pembacaan menurut konvensi bahasa) dan hermeneutik (pembacaan menurut konvensi sastra). Dengan pembacaan tersebut, dapat diungkapkan makna-makna yang tersembunyi yang ingin disampaikan oleh sang penyair. Berdasar hasil penelitian, puisi Madinah Bila Mathar banyak menggunakan ungkapan ekspresi tidak langsung dengan adanya penggantian arti (displacing of meaning), penyimpangan arti (distorting of meaning) dan penciptaan arti (creating of meaning). Dalam puisi Madinah Bila Mathar, al-Sayyab nampaknya berupaya untuk menggugah semangat revolusi untuk melakukan perubahan total negerinya yang telah mengalami penindasan oleh para penguasa dan penjajah. Ia mengungkapkan jalan cerita mengenai kondisi-kondisi yang terjadi dengan cukup sistematis, mulai dari penindasan yang terjadi di negerinya masa lampau sampai penyuaraan revolusi untuk perubahan. Inilah yang dijadikan sebagai matriks yang kemudian ditransformasikan dalam model Madinah Bila Mathar (Sebuah Kota Tanpa Hujan). Matriks sebagai hipogram intern ditransformasikan menjadi varian-varian berupa quot;masalah quot; atau quot;uraian quot; dalam setiap bagian puisi mulai dari bagian pertama sampai bagian kedelapan. Untuk memperoleh makna yang penuh, puisi kemudian dihubungkan dengan teks-teks lain yang disinyalir menjadi hipogramnya, seperti karya-karya puisi sebelumnya baik itu karya Arab maupun non Arab, Al-Qur'an, Al-Hadist, kitab perjanjian lama, kitab perjanjian baru, kejadian serta pemikiran yang melingkupi penyair, dan sebagainya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Drs. Bachrum Bunyamin, M.A.
Uncontrolled Keywords: Badr Syakir al-Sayyab, puisi Arab modern, sastra
Subjects: Kesusastraan Arab
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 20 Jul 2012 21:47
Last Modified: 20 Dec 2016 08:31
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1109

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum