TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KESENSITIFITASAN KULIT SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN (STUDI TERHADAP PUTUSAN PERKARA No. 0498/Pdt.G/2011/PA.Yk)

TAUFIQ YUDA SETYAWAN, NIM. 09350032 (2013) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KESENSITIFITASAN KULIT SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN (STUDI TERHADAP PUTUSAN PERKARA No. 0498/Pdt.G/2011/PA.Yk). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KESENSITIFITASAN KULIT SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN (STUDI TERHADAP PUTUSAN PERKARA No. 0498/Pdt.G/2011/PA.Yk))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KESENSITIFITASAN KULIT SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN (STUDI TERHADAP PUTUSAN PERKARA No. 0498/Pdt.G/2011/PA.Yk))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Perkawinan dalam syari’at Islam, merupakan sesuatu yang dianjurkan bagi orang yang telah berkemampuan lahir dan batin. Pernikahan hakikatnya bertujuan mulia dan dalam waktu yang lama dengan menyatukan dua pemikiran laki-laki dan perempuan dalam ikatan yang suci. Pernikahan memiliki beberapa tujuan, yg utama adalah untuk mendapatkan kehidupan yang sakînah, mawaddah wa rahmah. Namun, demi tercapainya tujuan utama tersebut harus didukung dengan beberapa tujuan lain yang harus terpenuhi. Keturunan dan pemenuhan kebutuhan biologis merupakan bagian dari tujuan perkawinan yang harus terpenuhi. Penyaluran hasrat seksual merupakan suatu kebutuhan yang menjadi hak dan kewajiban bagi suami-isteri dan telah halal untuk dilakukan. Kebutuhan biologis yang tidak terpenuhi mampu memicu timbulnya perselisihan dalam rumah tangga yang berdampak pada perceraian. Skripsi ini membahas tentang tidak terpenuhinya kedua hal tersebut di atas karena isteri tidak dapat berhubungan seksual dengan alasan memiliki kendala pada beberapa organ tubuhnya. Dalam skripsi ini, dasar dan pertimbangan hakim dalam memutus parkara menjadi pokok permasalahannya, serta bagaimana Islam memandang hal tersebut yang menjadi fokus pembahasannya. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui dan memberikan diskripsi atas perkara perceraian karena ketidak-mampuan isteri untuk melakukan hubungan seksual karena kendala fisik yang dialaminya. Selanjutnya, diberikan ulasan mengenai dasar dan pertimbangan hukumnya serta pandangan Islam terhadap hal tersebut. Penelitian ini termasuk jenis penelitian normatif yang bersifat diskriptif-analitif dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses persidangan perceraian, fakta medis terhadap Termohon (isteri) tidak dipergunakan. Saran Majelis Hakim agar para pihak mencari solusinya kepada ahli medis ditolak oleh para pihak (Pemohon dan Termohon). Sehingga Majelis Hakim mengambil keputusan sesuai dengan pemahamannya terhadap hukum berdasarkan prinsip syar’i. Dalam perkara tersebut dua hal yang menjadi pokok penting, yakni Majelis Hakim mengalihkan gugatan perceraian kepada akibat dari cacat fisik (biologis) yang dialami oleh Tergugat dan hakim menempatkan cacat fisik (biologis) bukan sebagai alasan primer akan tetapi sebagai alasan sekunder. Putusan tersebut sesuai dengan aturan atau kaidah fiqih Islam bahwa perceraian tersebut harus terjadi demi menghindari madharat di kemudian hari apabila perkawinan tersebut tetap dipaksakan berlangsung. Keywords: perceraian, keluarga, kebutuhan biologis, keturunan, cacat, fisik, sensitif.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: PEMBIMBING: Dra. Hj. ERMI SUHASTI, MSI.
Uncontrolled Keywords: perceraian, keluarga, kebutuhan biologis, keturunan, cacat, fisik, sensitif.
Subjects: Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 21 Mar 2014 15:55
Last Modified: 18 Apr 2016 14:05
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11225

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum