PERSIA DI BAWAH KEKUASAAN NADIR SYAH (1736-1747)

EVI ANISA, NIM. 09120084 (2014) PERSIA DI BAWAH KEKUASAAN NADIR SYAH (1736-1747). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (PERSIA DI BAWAH KEKUASAAN NADIR SYAH (1736-1747))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (509kB) | Preview
[img] Text (PERSIA DI BAWAH KEKUASAAN NADIR SYAH (1736-1747))
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Dinasti Afshariyah merupakan salah satu dinasti yang pernah berkuasa di Persia. Dinasti ini berdiri pasca Dinasti Shafawiyah. Dinasti ini didirikan oleh Nadir Syah. Dia berasal dari suku Afshar. Dia memulai karinya dengan mengabdikan dirinya kepada Syah Tahmasap II dari Dinasti Shafawiyah. Pada saat itu pasukan Afghanistan melakukan pemberontakan. Selain itu Persia juga diserang oleh pasukan Turki Utsmani dan Rusia yang wilayah kekuasaannya berbatasan dengan Dinasti Shafawiyah. Nadir Syah berhasil mengalahkan pasukan Afghanistan dan berhasil mengusir pasukan Turki Utsmani dan Rusia dari wilayah kekuasaan Dinasti Shafawiyah. Nadir Syah berambisi untuk merebut Persia dari Dinasti Shafawiyah. Keinginannya tercapai setelah dia berhasil membawa kembali kejayaan Persia, sehingga dia dapat merebut hat irakyat Persia. Pada tahun 1736, Syah ‘Abbas Mirza, penguasa Dinasti Shafawiyah yang terakhir, wafat, sehingga atas keinginan rakyat Persia, Nadir Syah diangkat menjadi syah Persia. Kajian ini merupakan kajian Sejarah Politik yang menggunakan metode diskriptif-analitis dan teori politik yang dikemukakan oleh Miriam Budiharjo yaitu kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasan itu. Penulis menggunakan teori itu untuk membantu menganalisis kekuasaan Nadir Syah di Persia. Pada masa itu terjadi perubahan yang cukup penting dalam segi politik, ekonomi dan agama. Hal itu tidak terlepas dari pengaruh penguasa itu sendiri. Pada masa kekuasaan Nadir Syah di Persia, dia melakukan beberapa kebijakan yang mencakup; kebijakan politik, agama dan ekonomi. Kebijakan politik yang dia jalankan adalah melakukan perluasan wilayah. Setelah berhasil mengalahkan pasukan Afghanistan, dia melanjutkan invasinya dan berhasil mendapatkan Kandahar, Ghazni, Kabul dan Jalalabat, bahkan dia berhasil merebut Delhi, ibu kota India. Selanjutnya, dia mengangkat keponakannya, ‘Ali Quli, sebagai gubernur di Khurasan dan saudaranya, Ibrahim, sebagai gubernur di Azerbaijan. Kemudian kebijakannya dalam bidang ekonomi, adalah membebankan pajak tinggi kepada rakyat untuk menopang jalannya militer, yang menyebabkan rakyat menderita. Kebijakan di bidang agama yang dia terapkan adalah melakukan upaya untuk memadukan paham Syi’ah dan paham Sunni dengan menetapkan Madzhab Ja’fariyah pada posisi sejajar dengan empat madzhab Sunni (Hambali, Maliki, Hanafi dan Syafi’i).

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Pembimbing : Dr. Hj. Siti Maryam, M. Ag
Subjects: Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 28 Mar 2014 19:18
Last Modified: 21 Aug 2015 14:07
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11497

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum