TRADISI SHALAT UNSIL QABRI DI DESA WONOLELO PLERET BANTUL YOGYAKARTA (STUDI LIVING HADIS)

DANANG EKO PURWANTO, NIM. 08530066 (2014) TRADISI SHALAT UNSIL QABRI DI DESA WONOLELO PLERET BANTUL YOGYAKARTA (STUDI LIVING HADIS). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (TRADISI SHALAT UNSIL QABRI DI DESA WONOLELO PLERET BANTUL YOGYAKARTA (STUDI LIVING HADIS) )
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (TRADISI SHALAT UNSIL QABRI DI DESA WONOLELO PLERET BANTUL YOGYAKARTA (STUDI LIVING HADIS) )
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Dalam tatanan kehidupan, figur Nabi menjadi tokoh sentral dan diikuti oleh umat Islam pada masanya dan sesudahnya sampai akhir zaman, sehingga dari sinilah muncul berbagai persoalan terkait dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat yang semakin kompleks dan diiringi dengan adanya rasa keinginan yang kuat untuk mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. dalam konteks ruang dan waktu yang berbeda. Sehingga dengan adanya upaya aplikasi hadis dalam konteks sosial, budaya, politik, ekonomi dan hukum yang berbeda inilah dapat dikatakan hadis yang hidup dalam masyarakat, yang mana istilah lazimnya adalah living hadis Penulis menemukan sebuah fenomena berupa tradisi pelaksanaan shalat unsil qabri di Desa Wonolelo Kecamatan Pleret Kabupanten Bantul Yogyakarta, yang mana tradisi tersebut dapat dikatakan sebagai fenomena living hadis sebagaimana yang tersebut diatas. Shalat unsil qabri adalah shalat hadiah dua rakaat untuk mayit atau shalat untuk ketenangan mayat dalam kubur yang kesunahannya dilakukan pada saat malam pertama sesudah mayit dikuburkan. Pelaksanaan shalat ini oleh masyarakat Desa Wonolelo dilakukan dalam rangka pengamalan sebuah hadis yang dikatakan bersumber dari Huzaifah al-Yamani dari Rasulullah. Hadis tersebut oleh masyarakat Desa Wonolelo diambil dari kitab al-‘Uka>zah karya K.H. Abdul Muhit Nawawi yang beliau nukil dari kitab Nihayatu al- Zain karya Imam Nawawi al-Bantani. Setelah penulis melakukan penelusuran, ternyata hadis tersebut sanadnya tidak diketahui secara jelas berikut dengan perowinya. Namun pada kenyataannya, berdasar hadis tersebutlah shalat unsil qabri di Desa Wonolelo tersebut dijalankan sehingga kemudian menjadi tradisi turun-temurun hingga sekarang. Dalam penelitian ini, penulis mencoba menyajikan fenomena tersebut dengan pendekatan teori sosiologi Emile Durheim tentang fenomena-fenomena religius. Dari pendekatan tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan shalat unsil qabri di tengah masyarakat Desa Wonolelo ini merupakan salah satu bentuk ritus yang merupakan bagian dari fenomena religius sebagaimana yang diungkapkan Emile Durkheim. Kesimpulan lain dalam penelitian ini adalah bahwa, pelaksanaan shalat ini dianggap banyak mengandung nilai positif, baik dari sisi keimanan, sosial maupun pendidikan. Dari sisi keimanan, hal tersebut mengingatkan kembali akan adanya kehidupan setelah kematian, dalam segi sosial dapat memupuk silaturahim, media pemersatu umat, dan sikap tolong-menolong, sedangkan dari aspek pendidikan manusia diingatkan untuk terus berperilaku positif dan membangu hubungan yang baik dengan masyarakat semasa hidup di dunia di samping juga harus selalu ingat akan adanya hari kebangkitan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Prof. Dr. Suryadi
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 07 Apr 2014 09:48
Last Modified: 07 May 2015 14:40
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11725

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum