TRADISI WIWITAN DALAM ARUS MODERNISASI PERTANIAN (STUDI ATAS MEMUDARNYA TRADISI WIWITAN DI DESA SENDANGREJO TAYU PATI)

AHMAD KHOIRONI - NIM. 02541153, (2008) TRADISI WIWITAN DALAM ARUS MODERNISASI PERTANIAN (STUDI ATAS MEMUDARNYA TRADISI WIWITAN DI DESA SENDANGREJO TAYU PATI). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (TRADISI WIWITAN DALAM ARUS MODERNISASI PERTANIAN (STUDI ATAS MEMUDARNYA TRADISI WIWITAN DI DESA SENDANGREJO TAYU PATI))
BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (840kB) | Preview
[img] Text (TRADISI WIWITAN DALAM ARUS MODERNISASI PERTANIAN (STUDI ATAS MEMUDARNYA TRADISI WIWITAN DI DESA SENDANGREJO TAYU PATI))
BAB II, BAB III, BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (627kB)

Abstract

ABSTRAK Setiap masyarakat memiliki dunia sosial dan budayanya sendiri-sendiri. Menurut R. Redfield, kebudayan dibagi menjadi dua; Little tradition (kebudayaan tradisional petani) dan great tradition (peradaban masyarakat kota). Kebudayaan tradisional petani dalam masyarakat Sendangrejo dapat dilihat dari apa yang dinamakan slametan. Slametan yang dilaksanakan masyarakat berbeda-beda cara dan tujuannya. Di antara slametan tersebut adalah slametan sebelum mulai tanam atau panen yang disebut upacara wiwitan yang merupakan bagian integral dalam pola pertanian masyarakat Sendangrejo yang masih tradisional. Pada perkembangannya, upacara wiwitan ini lambat-laun memudar seiring modernisasi pertanian yang terus merambat menggantikan pola pertanian sebelumnya. Memudarnya tradisi wiwitan merupakan fenomena yang khas, unik atau dalam bahasa penulis memiliki nilai different, dimana hal itu tidak terjadi pada slametan-slametan yang lain seperti slametan menurut siklus hidup manusia, slametan memperingati hari-hari besar (Jawa dan Islam) dan slametan besih desa atau sedekah bumi yang masih terus bertahan. Proses memudarnya tradisi wiwitan dalam arus modernisasi pertanian yang berlangsung di Desa Sendangrejo serta faktor apa saja yang melatarbelakanginya, merupakan fenomena menarik untuk dikaji dan dituangkan dalam sebuah tulisan ilmiah. Supaya kajian atas memudarnya tradisi wiwitan dalam arus modernisasi pertanian di Desa Sendangrejo tersebut lebih terarah, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, penulis membuat batasan-batasan masalah sebagai berikut, Pertama, apakah upacara wiwitan dalam masyarakat petani Desa Sendangrejo, Tayu, Pati? Kedua, bagaimana proses gradual perubahan dan memudarnya upacara wiwitan di Desa Sendangrejo dan faktor apa saja yang melatarbelakanginya. Skripsi ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif analitis dengan menggunanakan metode pengumpulan data secara kualitatif yaitu dengan obeservasi, interview dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, kedua masalah akan dielaborasi dengan menggunakan pendekatan sosiologi kebudayaan, yaitu pendekatan yang digunakan untuk melihat suatu fenomena-fenomena sosial budaya yang terjadi dan berlangsung dalam entitas individu maupun masyarakat dalam ranah sosiologis dengan kerangka teori sosiologi kebudayaan Max Weber. Di samping itu, untuk memperkaya kajian ini penulis akan menggunakan beberapa pendekatan lain seperti tinjauan antropologis, filsafat agama, dan juga tinjauan sejarah agar penelitian yang penulis lakukan tidak mengalami situasi a-historis. Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode di atas, penulis menyimpulkan bahwa memudarnya tradisi wiwitan dalam arus modernisasi pertanian dimulai dengan perubahan dalam tradisi tersebut. Perubahan ini penulis klasifikasikan dalam tiga fase; fase awal yang lebih bersifat mitis, fase perubahan (mitis-religius) dan fase pemudaran. Pudarnya tradisi wiwitan ini disebabkan oleh pergeseran sistem of belief atau pandangan dunia (world view) masyarakat Sendangrejo akan harapan masa depan keselamatan dan hasil panen yang baik yang semula selalu disandarkan pada kekuatan di luar diri mereka atau terjadinya keteraturan alam numen dan numinous ke pola pertanian modern yang lebih mendasarkan diri pada akal budi modern, birokrasi, teknologi dan ilmu pengetahuan. Tradisi wiwitan vis a vis modernisasi pertanian akhirnya mengalami demagifikasi, demitologi dan rasionalisasi yang kemudian memudar karena merasuknya kesadaran modern, mode of production kapitalistik yang menolak imperatif-imperatif tradisional dan pengaruh kuat media komunikasi massa serta institusi-institusi pendidikan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing I : Ustadzi Hamzah S.Ag., M.Ag. ; Pembimbing II : Drs. M. Damami M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Tradisi Wiwitan, Arus Modernisasi Pertanian
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Sosiologi Agama (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 30 May 2012 20:38
Last Modified: 02 Nov 2016 13:13
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1250

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum