MAKNA FILOSOFIS PUNAKAWAN DALAM WAYANG JAWA (LAKON WAHYU MAKUTHARAMA)

AMIRUL SHOLIHAH - NIM. 02510994, (2008) MAKNA FILOSOFIS PUNAKAWAN DALAM WAYANG JAWA (LAKON WAHYU MAKUTHARAMA). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (MAKNA FILOSOFIS PUNAKAWAN DALAM WAYANG JAWA (LAKON WAHYU MAKUTHARAMA) )
BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (924kB) | Preview
[img] Text (MAKNA FILOSOFIS PUNAKAWAN DALAM WAYANG JAWA (LAKON WAHYU MAKUTHARAMA) )
BAB II, BAB III, BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (582kB)

Abstract

ABSTRAK Pagelaran wayang merupakan lambang dari drama kehidupan manusia, menyajikan banyak kata mutiara, ajaran pendidikan,serta imajinasi dalam petuah-petuah ditunjukkan oleh perilaku punakawan, namun penyampaiannya secara simbolik. Dalam adegan goro-goro peranan Punakawan sangat jelas dipertunjukan sebagai tokoh penting. Semar merupakan tokoh inti dan semuanya tergantung pada pribadinya. Goro-goro merupakan pertanda munculnya punakawan, yang tidak pernah ketinggalan pada setiap lakon wayang Jawa, sebab nilai-nilai filosofis orang Jawa sering terlihat pada perilaku punakawan. Atas dasar inilah, pokok bahasan dalam skripsi ini adalah menerangkan bagaimana peranan punakawan dalam wayang Jawa dan bagaimana makna filosofis punakawan dalam wayang Jawa. Adapun tujuan dan kegunaan yang hendak di capai dari penelitian ini adalah berusaha menjelaskan dan memaparkan bagaimana peranan punakawan dalam wayang Jawa dan bagaimana makna filosofis punakawan dalam wayang Jawa. Agar dapat memperoleh kejelasan pengertian dan memberikan arahan, penulis menitik beratkan pada studi kepustakaan, dan menggunakan pendekatan filosofis, yaitu untuk mencari informasi yang terkandung dalam teks atau sering di sebut muatan teks. Disamping itu untuk menghasilkan analisis serta kesimpulan yang lebih teratur, penulis menggunakan analisis dengan metode induktif ( dari khusus ke umum), buku yang bersangkutan di pelajari dengan menganalisis semua konsep pokok satu persatu dan dalam hubungannya satu sama lain. Dan juga menggunakan metode deduktif (dari umum ke khusus), dari pengertian umum dibuat eksplisitasi dan penerapan lebih khusus. Akhirnya pada kesimpulan bahwa peranan punakawan dalam wayang Jawa sangatlah penting dan sangat besar manfaatnya, baik sebagai penyedap pertunjukan maupun sebagai prasarana dalam penyampaian pesan-pesan yang bermanfaat. Punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong di dalam cerita pewayangan tidak pernah mengikuti tokoh jahat dan kalah, tetapi selalu mengikuti tokoh yang baik dan selalu menang. Punakawan bertindak sebagai penasihat, penghibur, teman, dan juga sebagai penyelamat bagi ksatria yang diikutinya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing I : Drs. Moh. Damami, M. Ag. ; Pembimbing II: Muh. Fatkhan, S. Ag, M. Hum.
Uncontrolled Keywords: Makna Filosofis, Punakawan, Wayang Jawa
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 31 May 2012 17:48
Last Modified: 04 Aug 2016 09:40
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1258

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum