BUDAYA PITRAHAN STUDI KASUS TENTANG TOLERANSI BERAGAMA DI DESA NGANDAGAN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

YULIYANTI , NIM. 10120075 (2014) BUDAYA PITRAHAN STUDI KASUS TENTANG TOLERANSI BERAGAMA DI DESA NGANDAGAN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text ( BUDAYA PITRAHAN STUDI KASUS TENTANG TOLERANSI BERAGAMA DI DESA NGANDAGAN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO )
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (6MB) | Preview
[img] Text ( BUDAYA PITRAHAN STUDI KASUS TENTANG TOLERANSI BERAGAMA DI DESA NGANDAGAN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO )
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Desa Ngandagan merupakan desa yang mempunyai jumlah penduduk Katolik cukup banyak. Agama Kristen Katolik masuk ke Desa Ngandagan pada tahun 1964. Sebelum masuknya Agama Kristen Katolik di desa ini, tradisi keagamaan umat Islam sudah berjalan dengan baik. Maulud Nabi, Pitrahan (zakat fitrah), Tulak Bala dan lainnya sudah menjadi aturan pemerintah Desa Ngandagan. Awalnya, keikutsertaan umat Katolik dalam tradisi keagamaan umat Islam tak lain hanyalah untuk mencari keselamatan jiwa, namun lama kelamaan mereka senang mengikuti ritual keagamaan yang dilakukan warga tersebut. Hubungan antara penganut Agama Islam dengan Agama Katolik terjalin sangat baik. Umat Katolik mengikuti budaya pitrahan tidak semata-mata karena rasa toleransi yang tinggi dalam ajaran agama umat Islam, namun apa yang mereka lakukan terdapat motivasi untuk mengamalkan ajaran cinta kasih yang mereka yakini. Bedanya, dalam setiap perayaan hari besar agama Kristen Katolik, umat Islam di desa Ngandagan tidak ikut merayakannya. Keunikan dari penelitian ini adalah ketika penganut Agama Kristen Katolik ikut dalam setiap tradisi keagamaan umat Islam. Dalam pelaksanaan Maulud Nabi, mereka mengikuti slametan dengan membawa nasi tumpeng. Saat Hari Raya Idul-Adha, sebagian besar umat Katolik membantu dalam menimbang daging, memotong, bahkan mereka bersedia untuk membagi-bagikan. Saat pelaksanaan zakat fitrah, mereka mendatangi rumah kaum untuk memberikan uang layaknya orang membayar zakat. begitupun hari raya Idul Fitri, anak-anak sampai orang dewasa ikut berkeliling kampung untuk saling meminta maaf. Lain halnya dengan umat Kristen Katolik, umat Kristen Protestan di desa ini lebih menutup diri dalam tradisi tersebut. Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori agama yang dikemukakan oleh Max Weber (1864-1920). Teori ini menjelaskan bahwa kesadaran agama bukanlah sekedar akibat dari kenyataan sosial-ekonomis, tetapi agama merupakan faktor yang otonom dan sekaligus memiliki kemampuan untuk memberikan corak pada sistem perilaku. Dengan demikian, agama menempati posisi yang memiliki potensi untuk mengadakan perubahan struktur, termasuk kenyataan sosial-ekonomis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sejarah. Studi ini akan menghasilkan beberapa temuan antara lain yang pertama adalah latar belakang munculnya toleransi beragama di Desa Ngandagan. Kedua yaitu alasan keikutsertaan umat Katolik dalam budaya pitrahan dan yang ketiga bahwa budaya pitrahan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi terciptanya kehidupan yang harmonis antar kedua agama tersebut.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Mundzirin Yusuf
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 25 Jun 2014 16:46
Last Modified: 04 Sep 2015 10:52
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/13079

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum