SEJARAH PERKEMBANGAN UPACARA SIRAMAN GONG KYAI PRADAH DI SUTOJAYAN, BLITAR, JAWA TIMUR 1952-2013 M

RIZQI AMALIA, NIM. 10120063 (2014) SEJARAH PERKEMBANGAN UPACARA SIRAMAN GONG KYAI PRADAH DI SUTOJAYAN, BLITAR, JAWA TIMUR 1952-2013 M. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (SEJARAH PERKEMBANGAN UPACARA SIRAMAN GONG KYAI PRADAH DI SUTOJAYAN, BLITAR, JAWA TIMUR 1952-2013 M)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (SEJARAH PERKEMBANGAN UPACARA SIRAMAN GONG KYAI PRADAH DI SUTOJAYAN, BLITAR, JAWA TIMUR 1952-2013 M)
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (548kB)

Abstract

Pada kurun waktu antara 1704-1719 M, di Surakarta berdiri seorang raja bernama Pakubuwono I, raja ini memiliki saudara tua seayah yang lahir dari istri selir bernama Pangeran Prabu. Pada saat penobatan Pakubuwono menjadi raja, Pangeran Prabu ingin membunuh Pakubuwono I untuk merebut tahta sebagai raja, namun niat tersebut diketahui oleh petinggi Surakarta. Pangeran Prabu mendapatkan hukuman atas perbuatan tersebut yaitu dengan pengasingan kearah timur yang masih berupa hutan belantara. Karena kondisi alam yang masih berupa hutan rombongan Pangeran Prabu membawa pusaka berupa gong yang bernama Kyai Bicak untuk penawar daerah angker. Sesampai di wilayah timur tepatnya di wilayah Lodoyo, rombongan Pangeran Prabu bertemu dengan Nyi Patosuro dan tinggal di pondokannya. Beberapa waktu kemudian Pangeran Prabu meninggalkan pondokan untuk mencari wangsit, namun kepergiannya berlangsung lama, sehingga Ki Amat Tariman mencari Pangeran Prabu. Akhirnya Ki Amat Tariman menabuh gong sebanyak 7 kali, akan tetapi bukan Pangeran Prabu yang datang melainkan beberapa ekor harimau yang kemudian menunjukkan tempat Pangeran Prabu,semenjak itu gong tersebut diberi nama Kyai Pradah (Kyai Macan). Rombongan Pangeran Prabu meninggalkan pondokan untuk mencari ketenangan, akan tetapi karena medan yang cukup sulit akhirnya gong kyai pradah dititipkan kepada Nyi Partosuro dengan berpesan: gong kyai pradah harus dimandikan dengan air bunga setaman setiap tanggal 1 Syawal dan 12 Maulud, air bekas siraman dipercaya bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit, serta menentramkan hati bagi yang meminumnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosio historis. Pendekatan ini, diharapkan dapat menghasilkan sebuah penjelasan yang mampu mengungkapkan gejala-gejala suatu peristiwa yang berkaitan erat dengan waktu dan tempat, lingkungan dan kebudayaan, peristiwa itu terjadi saat upacara siraman gong kyai pradah. Dapat menjelaskan asal-usul dan segi dinamika sosial serta stuktur sosial di dalam masyarakat yang bersangkutan. Penulis menggunakan teori pemikiran Islam oleh Kuntowijoyo. Jenis penelitian yang digunakan di sini adalah penelitian lapangan atau field research. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk menjelaskan sejarah upacara siraman gong kyai pradah (2) Untuk mengungkapkan perkembangan upacara siraman gong kyai pradah dari periode 1952-1972 dan 1973-2013. Pada periode Imam Bukhori upacara siraman mengalami perkembangan yaitu pembentukan panitia untuk memperlancar upacara siraman, adanya peraturan tetap bahwa upacara siraman tidak diperbolehkan untuk dilaksanakan pada hari Jumat, pada acara penutupan upacara tidak lagi dipentaskannya wayang golek melainkan diganti dengan wayang kulit. Pada periode Supalil terdapat bangunan yang berupa panggung di tengah alun-alun yang berfungsi sebagai tempat upacara, sebelum upacara siraman di alun-alun Lodoyo terdapat pasar malam, adanya tarian baru yaitu tari gambyong yang pementasannya bersamaan dengan pelaksanaan ziarah. Adannya Tamtomo sebagai pengiring rombongan para peziarah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Zuhrotul Latifah
Uncontrolled Keywords: Kata Kunci: Upacara, Siraman, Gong, dan Sutojayan.
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 30 Jun 2014 09:06
Last Modified: 26 Aug 2015 08:09
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/13133

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum