PEMBERITAAN KASUS-KASUS KRIMINAL DALAM PERSPEKTIF ETIKA ISLAM

AYU USADA RENGKANINGTIAS, NIM. 10210078 (2014) PEMBERITAAN KASUS-KASUS KRIMINAL DALAM PERSPEKTIF ETIKA ISLAM. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (PEMBERITAAN KASUS-KASUS KRIMINAL DALAM PERSPEKTIF ETIKA ISLAM)
BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text (PEMBERITAAN KASUS-KASUS KRIMINAL DALAM PERSPEKTIF ETIKA ISLAM)
BAB II, III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Pemberitaan Kasus-kasus Kriminal dalam Perspektif Etika Islam. Isu-isu yang diangkat adalah salah satu faktor utama pembaca dalam memenuhi kebutuhan informasi. Isu kriminalitas menjadi salah satu isu yang diminati masyarakat Indonesia. Terbukti dengan eksistensi koran khusus kriminal dan keberadaan rubrik berisi kasus-kasus kriminal di dalam hampir setiap media cetak yang ada di Indonesia, khususnya Yogyakarta. Bukan tidak mungkin, kriminalitas adalah salah satu isu yang digunakan media untuk menarik minat pembaca. Koran Merapi merupakan koran khusus kriminal, dengan berita kriminal sebagai hidangan utama, bahkan Merapi disebut-sebut sebagai koran kuning (yellow journalism). SKH Kedaulatan Rakyat adalah koran umum yang menjadikan kriminal sebagai sub menu dalam pemberitaannya. Kedua media ini berada dibawah induk perusahaan yang sama, namun memiliki genre pemberitaan dan cara penyampaian berita yang berbeda. Pentingnya penelitian ini dilakukan, bahwa pemberitaan dalam kedua media, khususnya terkait dengan kriminalitas menjadi pengaruh utama bagi masyarakat dalam melihat kasus-kasus kriminal. Hal ini mengingat kekuatan dan peran media sebagai agen konstruksi realitas. Media bisa menjadi “aktor pencetak” pandangan setiap masyarakat dalam melihat kasus kriminal, sehingga begitu penting untuk mengetahui terlebih dahulu bagaimana kedua media tersebut (frame masing-masing) dalam memberitakan kasus kriminal. Penelitian ini berupaya melihat perbandingan (komparasi) frame pemberitaan dari kedua media tersebut, setelah diketahui masing-masing frame Koran Merapi dan SKH Kedaulatan Rakyat, maka hasil keduanya dikomparasi (dilihat persamaan dan perbedaan) dalam bentuk deskripsi. Setelah dibedah dengan pisau berupa analisis framing dengan model milik Zhongdang Pan & Gerald M. Kosicki, maka hasil komparasi dilihat dengan perspektif berupa etika komunikasi dalam Islam. Etika komunikasi dalam Islam ini berperan sebagai sebuah kacamata/perspektif dari hasil framing yang telah didapatkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan menggunakan analisis wacana kritis. Sedangkan teknik pengumpulan data adalah dengan metode dokumentasi. Wawancara hanya sebagai data pelengkap. Subyek penelitian ini adalah pemberitaan kriminal berupa pembunuhan dan pemerkosaan/pencabulan edisi 5- 20 Maret 2014 sejumlah 24 berita yang dimuat di kedua media sekaligus, untuk pemberitaan kriminal di Koran Merapi berada di headline sedangkan untuk SKH Kedaulatan Rakyat berada di rubrik kriminal-hukum. Obyek penelitian disini adalah komparasi framing kedua media tersebut dilihat dari perspektif etika komunikasi Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua media memiliki framing yang sama dalam memberikan gambaran pada masyarakat akan pentingnya peranan pihak kepolisian dalam kasus kriminalitas. Koran Merapi lebih sering menggunakan grafis/foto dan pelabelan, diksi (retoris) dalam memberikan penekanan berita dibandingkan dengan SKH Kedaulatan Rakyat. Sudut pandang kriminal lebih dipraktekkan oleh Koran Merapi selaku koran kriminal dibandingkan SKH Kedaulatan Rakyat. Koran Merapi memang pernah dikategorikan sebagai koran kuning (yellow journalism) namun dalam perkembangannya telah mengalami banyak perubahan mulai dari penggunaan grafis yang tak lagi vulgar (close-up pelaku, korban, seksualitas tubuh dsb), tidak lagi menggunakan judul yang terlampau besar dengan huruf yang berwarna-warni, tidak lagi sensual dan bombastis dalam pemberitaan yang dimuat. Namun iklan yang dipasang masih mencirikan koran kuning, yakni iklan berbau seks. Sehingga Merapi tidak dapat lagi dikatakan sepenuhnya koran kuning. Melihat tujuannya, Merapi ingin memberikan gambaran pada masyarakat tentang buruknya pelaku kejahatan. Pesan yang ingin disampaikan adalah keharusan masyarakat agar memiliki kewaspadaan yang tinggi terkait kriminalitas. Sedangkan Kedaulatan Rakyat memperlihatkan kehati-hatiannya dalam mengolah dan menyampaikan informasi meski pesan yang disampaikan tidak jauh berbeda. Segmentasi dan sasaran pembaca adalah pihak utama penyebab perbedaan framing yang digunakan keduanya. Dari segi perspektif etika Islam, frame yang digunakan kedua media ini telah cukup memenuhi enam prinsip etika komunikasi Islam yang tercantum dalam Al-Qur’an, meski Koran Merapi perlu penyempurnaan dalam hal qaulan layyinan (lemah lembut). Kedua media juga perlu lebih memperhatikan prinsip berita (obyektif, cover both side, balance dan tidak berat sebelah (fairness)). Hal diatas mengingat bahwa pandangan pembaca (khususnya masyarakat Yogyakarta yang 91,38% beragama Islam) tidak terlepas dari pengaruh dan hegemoni media dalam melihat suatu kasus kriminal.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Khoiro Ummatin, S.Ag, MSi.
Uncontrolled Keywords: Kata Kunci : Perbandingan Frame, Zhongdang Pan & Gerald M.Kosicki, Etika Komunikasi Islam.
Subjects: Komunikasi Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Komunikasi Penyiaran Islam (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 15 Aug 2014 15:18
Last Modified: 16 Oct 2015 17:26
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/13772

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum