HADIS TENTANG KEISTIMEWAAN MENINGGAL PADA HARI JUMAT (KAJIAN SANAD DAN MATAN)

MUSLIMIN , NIM. 09530044 (2014) HADIS TENTANG KEISTIMEWAAN MENINGGAL PADA HARI JUMAT (KAJIAN SANAD DAN MATAN). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text ( HADIS TENTANG KEISTIMEWAAN MENINGGAL PADA HARI JUMAT (KAJIAN SANAD DAN MATAN) )
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text ( HADIS TENTANG KEISTIMEWAAN MENINGGAL PADA HARI JUMAT (KAJIAN SANAD DAN MATAN) )
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Hari Jumat dikatakan sebagai sayyidul ayyam, atau hari yang mulia. Banyak hadis nabi yang menyebutkan tentang keutamaan-keutamaan hari Jumat ini. Hadis-hadis tersebut secara umum berkaitan dengan perintah untuk memperbanyak ibadah. Di sisi lain, terdapat salah satu hadis yang menyatakan keutamaan hari jumat ini berkaitan dengan kematian. Hadis tersebut menyebutkan bahwa seorang muslim yang meninggal pada malam Jumat atau hari Jumat ini akan dihindarkan dari fitnah kubur. Hadis tentang keistimewaan meninggal duni pada hari jumat adalah sebagai tanda pengecualian bagi seseorang yang telah meninggal dunia tanpa mendapatkan siksaan yang ditimpakan Allah di alam kubur. Hadis tersebut menjadi fokus penelitian skripsi ini dengan menempuh metode kritik sanad dan matan, yang bertujuan untuk meneliti lebih mendalam tentang keotentikan hadis tersebut, baik dari ketersambungan sanadnya ataupun dari sisi muatan matan hadis tersebut. Metode kritik sanad yang penulis tempuh adalah dengan melakukan takhrij hadis dan i’tibar al-sanad baik dari sisi kualitas perawi, kuantitasnya serta ketersambungan sislsilah periwayatannya (ittisal al-sanad). Adapun metode kritik matan yang penulis tempuh adalah dengan meninjau hadis tersebut berdasar bunyi lafal-lafalnya apakah mengandung kata-kata yang gharib atau tidak, meninjaunya berdasar muatan matan hadis apakah secara substansial bertentangan dengan al-Qur’an dan hadis yang lebih sahih dan diriwayatkan oleh perawi yang lebih siqah maupun dhabit atau tidak. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa secara silsislah periwayatan hadis, hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Tirmizi dan Ahmad. Imam Tirmizi memiliki jalur riwayat yang terdapat kelemahan pada tingkat tabi’in, yakni pada perawi bernama Rabi’ah bin Saif yang dinilai lemah kedhabitannya di samping dikatakan tidak mendengar langsung dari sahabat, yang dalam hal ini adalah Amr bin ‘Ash. Sedangkan dari riwayat Imam Ahmad, ia memiliki dua jalur riwayat, jalur pertama sama dengan yang dimiliki oleh Imam Tirmizi yang kedua dari jalur Abi Qabil pada tingkat tabi’in yang dari sisi kualitas periwayatannya keseluruhan dinilai sahih. Dari sini disimpulkan bahwa hadis ini berkedudukan hasan lighairihi karena hadis tersebut memiliki jalur periwayatan yang dha’if namun karena adanya hadis syahid yang berkualitas sahih yang kemudian mengangkat kulitas hadis tersebut pada derajat hasan lighairih. Hadis tersebut, karena berkedudukan sebagai hadis hasan ligahirih, maka kehujjahannya sama dengan hadis sahih. Dengan demikian, hadis terebut dapat diterima dan dipahami sebagai pesan untuk senantiasa memohon kepada Allah untuk diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah salah satunya adalah dengan meninggal pada hari Jumat disamping menyimpan pesan mengenai keutamaan hari Jumat sebagaimana telah disebutkan di atas.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Dadi Nurhaedi, S.Ag, M.Si.
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 02 Sep 2014 14:22
Last Modified: 13 May 2015 08:58
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/13889

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum