Perilaku Kepemimpinan Spritual Dalam Pengembangan Organisasi Pendidikan dan Pembelajaran: Kasus Lima Pemimpin Pendidikan di Kota Ngalam

Tobroni, NIM: 003003/S3 (2005) Perilaku Kepemimpinan Spritual Dalam Pengembangan Organisasi Pendidikan dan Pembelajaran: Kasus Lima Pemimpin Pendidikan di Kota Ngalam. ["eprint_fieldopt_thesis_type_phd" not defined] thesis, Pasca Sarjana.

[img]
Preview
Text (Perilaku Kepemimpinan Spritual Dalam Pengembangan Organisasi Pendidikan dan Pembelajaran: Kasus Lima Pemimpin Pendidikan di Kota Ngalam)
BAB I, VII, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (Perilaku Kepemimpinan Spritual Dalam Pengembangan Organisasi Pendidikan dan Pembelajaran: Kasus Lima Pemimpin Pendidikan di Kota Ngalam)
BAB II, III, IV, V, VI.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (7MB)

Abstract

Tobroni.Perilaku Kepemimpinan Spiritual dalam Pengembangan Organisasi Pendidikan dan Pembelajaran: Kasus Lima Pemimpin di Kota Ngalam. Disertasi Doktor dalam Bidang Ilmu Agama Islam. Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2005. Semangat umat mendirikan lembaga Islam di Indonesia dalam berbagai jenis dan jenjangnya secara kuantitas sangat mengagumkan. Akan tetapi semangat itu pada umumnya tidak disertai dengan kapasitas (kekuatan) dan kapabilitas (kecakapan) yang memadai baik wawasan, pendanaan maupun manajemenya. Akibatnya sebagian besar lembaga pendidikan Islam itu menghadapi persoalan kualitas dan siklus negative (unsolved problems). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa untuk merubah dari siklus negatif menjadi siklus positif atau untuk merubah dari sekolah yang tidak berkualitas (bad school) menjadi berkualitas (good school), factor kepemimpinan memegang peran sangat menentukan. Lembaga pendidikan yang baik dipimpin oleh pemimpin yang baik, walaupun tidak semua pemimpin yang baik mampu menjadikan lembaga pendidikan menjadi baik. Khusus untuk lembaga pendidikan Islam yang menghadapi persoalan berat dan peran ganda (pendidikan dan dakwah), perlu dipimpin pemimpin yang luar biasa. Model kepemimpinan yang ada seperti kepemimpinan situasional, transaksional dan trasformasional, perlu dilengkapi dengan model kepemmpian spiritual adalah kepemimpinan yang menyempurnakan model-model kepemimpinan sebelumnya dengan cara mendasarkan visi, misi dan perilaku kepemimpinannya pada nilai-nilai ketuhanan. Yang menjadi persoalan dalam penelitian ini adalah: Pertama, bagaimana perilaku aktor dalam mengimplementasikan nilai-nilai spiritual untuk menciptakan budaya dan proses organisasi pendidikan, dan pembelajaran yang efektif?; Kedua, kepemimpinan spiritual menjadi model kepemimpinan yang efektif dalam mengembangkan organisasi pendidikan dan pembelajaran?; ketiga, mengapa kepemimpinan spiritual dapat mengembangkan organisasi lembaga pendidikan dan pembelajaran yang efektif? Penelitian ini dilakukan terhadap para pemimpin pendidikan di Kota Ngalam yang memiliki dua kriteria: Pertama, berhasil melakukan perubahan cepat dari lembaga pendidikan yang berkubang dalam siklus negatif ke siklus positif;Kedua, memiliki visi, misi dan aksi sebagai seorang spiritualis dalam hidup dan kepemimpinannya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif-fenomenologis. Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, perilaku kepemimpinan spiritual didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, mencotoh kepemimpinan Tuhan dan menjadi “pipa” penyalur rahmat Tuhan; Kedua, kekuatan dominan dalam mengembangkan pendidikan Islam terletak pada kekuatan kultural. Kekuatan kultural itu berupa pemimpin yang kuat, efektif dan etis; Ketiga, kepemimpinan spiritual adalah kepemimpinan yang efektif. Hal ini dikarenakan kepemimpinan spiritual mengembangkan tiga pilar menjaga keefektifan kepemimpinannya: (1) mengembangkan kekuatan individu positif (‘aqlun salim, qalbun salim, qalbun mubib dan nafsun mutmainnatun), (2) mengembangkan kekuatan penggerak dan perekat organisasi positif (iman, islam, ihsan dan taqwa), dan (3) mengembangkan kekuatan nilai-niai budaya positif (istiqomah, ikhlas, jihad dan ‘amal shalih). Penelitian ini memberikan kontribusi teoritik: Pertama, terumuskannya model kepemimpinan spiritual terutama dalam pengembangan organisasi pendidikan dan pembelajaran: Kedua, memperkuat penelitian Ouchi (1981) dan Owens (1995) tentang pentingnya budaya organisasi, dan sekaligus membuktikan kebenaran statemen al-Qur’an Surat al-Ra’du ayat 11. Perbedaan penelitian ini dengan teori Ouchi dan Owens terletak pada sumber nilai budaya. Dalam penelitian ini, nilai-nilai budaya itu diderivasi dari nilai-nilai etis religious yang berasal dari nilai dan tindakan etis Tuhan terhadap hamba-Nya; Ketiga, kepemimpinan spiritual menghubungkan antara konsep spiritual Quotient (SQ) Zohar (2000) dengan konsep Religious Ethic (ER) Izutsu (1966) dan konsep inner worldly asceticism (IWA) Wiber (1958). Ketiganya selama ini dipahami secara terpisah, padahal sesungguhnya saling terkait. SQ tanpa didasari oleh ER justru akan melahirkan perilaku mistik terhadap dunia (inner worldly mysticism) dan sebaliknya ER tanpa adanya SQ hanya menjadi “pengetahuan”. Gabungan antara SQ dan ER itulah yang akan melahirkan IWA.

Item Type: Thesis (["eprint_fieldopt_thesis_type_phd" not defined])
Uncontrolled Keywords: Kata Kunci: Kepemimpinan Spiritual
Subjects: Ilmu Agama Islam
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Study Islam
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 31 Oct 2014 09:14
Last Modified: 07 Apr 2015 09:54
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14341

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum