Lisan dan Kalam dalam Al-Qur’an: Sebuah Kajian Semantik

Sugeng Sugiyono, 86067 / S3 (2007) Lisan dan Kalam dalam Al-Qur’an: Sebuah Kajian Semantik. Doctoral thesis, Pasca Sarjana.

[img]
Preview
Text (Lisan dan Kalam dalam Al-Qur’an: Sebuah Kajian Semantik)
BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (9MB) | Preview
[img] Text (Lisan dan Kalam dalam Al-Qur’an: Sebuah Kajian Semantik)
BAB II, III, IV, V.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (14MB)

Abstract

Penelitian ini berawal dari permasalahan yang disebut sebagai problem semantic. Sebuah problem yang senantiasa melekat pada al-Qur’an sebagai sebuah teks linguistic. Semantik (leksikal) Qur’ani tidak jarang melahirkan perbedaan pendapat atau penafsiran yang menyebabkan terjadinya sekat-sekat dalam kehidupan social dan keagamaan. Perbedaan pendapat atau penafsiran yang menyebabkan terjadinya sekat-sekat dalam kehidupan social dan keagamaan. Perbedaan dalam memahami makna dapat menimbulkan perdebatan panjang, dan seringkali menjadi dalih untuk pembenaran sepihak, untuk menyerang, memusuhi, atau bahkan membunuh karakter pihak lain yang berbeda pemahamannya. Dipilihnya kata lisan karena selain mengandung konsep linguistic, ia merupakan sebuah nomina ambigu dan mengandung pluralitas makna yang perlu diretas pemahamannya. Kata lisan dikalangan akademik, acapkali hanya dipahami secara denotative sebagai “lidah” (tongue) atau konotatif sebagai “bahasa lisan”( lugah, language) tanpa diperhatikan secara cermat bahwa sesungguhnya pada kata lisan terdapat beberapa kategori makna yang terabaikan. Apalagi kata itu digunakan al-Qur’an untukmerefleksikan dirinya sebagai sebuah fenomena linguistic (lisan). Kata kalam, disamping kata lisan, dikaji dalam penelitian karena kedua nomina ini, menurut teori language and speech, merupakan satu pasangan sematik (semantic pair) yang menunjuk pada fenomena perwujudan manusia yang terefleksikan lewat tanda-tanda bahasa dalam bentuk komunikasi dan saling memahami. Al Qur’an dapat dikenal dan dipahami tidak lain karena keberadaannya sebagai sebuah fakta, baik fakta lisan maupun fakta kalam. Judul penelitian disebut dengan frase lisan dan kalam, dan bukan sebaliknya, kalam dan lisan. Sebab disesuaikan dengan logika dan alur pikir linguistic langueparole (de Saussure) dan language and speech (Gardiner) mengenai perwujudan lisan yang mendahului kalam. Masalah yang diajukan dalam penelitian adalah mencari jawaban tentang apa makna diskriptif dan makna evaluative lisan dan kalam sebagai bagian dari problem semantic Qur’ani, bagaimanahubungan makna antara dua nomina ini dalam sQur’ani, dan mengapa al-Qur’an itu disebut lisan dan mengapa disebut kalam. Untuk memahami makna lisan dan kalam , dibutuhkan proses tidak sederhana sehingga diperlukan semantic sebagai metode kajiannya. Sulit bagi seseorang menelusuri makna lisan dan kalam serta fenomena yang terdapat di sekitar kedua kata tersebut dalam konsep al Qur’an tanpa bekal kesadaran akan pentingnya linguistic sebagai alat untuk memahaminya. Pembahasan tema ini tujuannya adalah melakukan penelitian dengan cermat atas lisan dan kalam dan hubungan antara kedua nomina ini dalam struktur Qur’ani melalui kajian semantic sehingga diperoleh pemahaman yang signifikan. Landasan teori yang dipakai adalah teori “tanda” (sign, sema ) yang disebut dengan teoti segi tiga makna ( semantic,triangle, al-musallas ad-dalaliy) yang melihat hubungan tanda dengan dunia luar (referent). Dalam proses analisis, teori referensial ini dipadukan dengan teori kontekstual, dengan cara melihat hubungan tanda dengan tanda lain melalui pendekatan sintagmatik, paradigmatic, dan intertekstual. Metode yang digunalan dal;am penelitian ini adalah metode deskriptif-evaluatif.. Langkah=langkah dalam penelitian secara garis besar adalah: 1.Menelusuri akar kata, perubahan bentuk, dan perubahan makna (etimologi). 2. Menguraikan kategori semantic lisan dan kalam menurut kondisi pemakaian kedua Kata (in praecentia) 3.Memisahkan dua lapisan, yaitu lapisan deskriptif (denotative) dan lapisan evaluative (konotatif). 4.Menarik garis hubungan antara kata-kata yang terpisah dalam satu kesatuan relasi Yang menghasilkan makna yang saling menguatkan (in absentia). 5.Menyusun medan semantic untuk memperoleh ilustrasi atau gambaran yang lebih Jelas tentang makna sebuah kata. Dalam struktur linguistic secara teoritis terdapat dua fakta penting, fakta primer berupa lisan (tangue) pada tataran social, dan kalam (parole) pada tataran individual. Lisan diterima masyarakat secara adoptif, sedangkan kalam secara operasional tidak dapat dilepaskan dari lisan agar kalam dapat dipahami oleh masyarakat penuturnya. Kedua fakta ini berkaitan erat meskipun tidak menghalangi keduanya untuk menjadi dua fenomena yang sama sekali berbeda. Hasil analisis kata lisan dalamal-Qur’an dapat dirumuskan ke dalam kategori 1. Makna denotative (deskriptif, kognitif,fungsional, dan leksinal); 2. Makna konotatif meliputi: a. lisan (langue);b. kalam atau qaul ; c. makna figurative;d. makna asosiatif; e. makna kolokatif; dan f. makna reflektif. Analisa kata kalam dalam al-Qur’an menunjukkan : 1. Makna leksikal (konseptual); 2. Makna asosiatif terdiri dari:a.makna konotatif; b. makna figurative; c. makna kolokatif; dan d.makna berdasar kesejajaran retorika (parallel rhetoric). Analisis struktur semantic lisan dan kalam dalam al-Qur’an dilengkapi dengan ilustrasi dalam bentuk struktur medan semantic. Hasil analisis memperlihatkan hal-hal berikut: 1. Lisan, dalam al-Qur’an, hanya berbentuk nomina, sedangkan semantiknya menunjukkan kategori-kateghori makna yang dapat dijelaskan melalui hubungan sintagmatik (in prasentia).Lisan berada pada medan semantic yang berbeda dari kalam. 2. Kalam, dalam al-Qur’an, selain berbentuk nomina, juga berbentuk verba yang dapat dilihat dari hubungan-hubungan makna, baik yang bersifat paradigmatic (in absentia) antara lain qaul, hadis, nutq lafz, kalimah, dan kalimat. 3. Berdasar tata hubungan makna, salah satu kategori makna lisan menunjuk pada makna kalam dan tidak sebaliknya. Memahami ketaksaan semantic lisan dan kalam, kategori-kategori makna, dan hubungan antara keduanya, mempermudah memahami maksud, isi, dan pesan-pesan al Qur’an yang direfleksikan oleh kedua kata ini. Pemahaman terhadap semantic llisan dan kalam menguatkan kesadaran umat akan pentingnya membangun komunikasi social yang lebih baik dan sehat. Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya pustaka Qur’ani dalam kajian linguistik.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Uncontrolled Keywords: Kata kunci:Lisan, Kalam
Subjects: Ilmu Agama Islam
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 03 Nov 2014 08:47
Last Modified: 09 Apr 2015 11:25
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14370

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum