Jong Islamieten Bond 1925-1942 (Sejarah, pemikiran, dan gerakan)

Drs. Abdurrahman, 84305 (1999) Jong Islamieten Bond 1925-1942 (Sejarah, pemikiran, dan gerakan). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (Jong Islamieten Bond 1925-1942 (Sejarah, pemikiran, dan gerakan))
BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (5MB) | Preview
[img] Text (Jong Islamieten Bond 1925-1942 (Sejarah, pemikiran, dan gerakan))
BAB II, III, IV, V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Disertasi berjudul Jong Islamieten Bond 1925-1942 (Sejarah Pemikiran dan Gerakan) ini merupakan rekonstruksi sejarah organisasai pemuda Islam yang berpendidikan Barat pada masa akhir penjajahan Belanda di Indonesia. Rekonstruksi sejarah tersebut penting dilakukan karena beberapa tulisan tentang JIB belum mampu mengungkap sejarah organisasi tersebut secara utuh, karena terbatasnya sumber yang dipergunakan, dan pendekatan dan analisis yang lebih menekankan JIB sebagai gerakan sosial daripada sebagai gerakan pemikiran agama, serta kesimpulan yang masih bisa dipertajam lagi. Pendekata sejarah yang difokuskan pada peristiwa demi peristiwa secara berurutan dilakukan untuk memberikan perspektif dalam dimensi waktu yang meliputi kurun waktu 17 tahun. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian sejarah dengan memperhatikan. hasil-hasil penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial dan agama yang relevan dengan studi sejarah JIB. Sumber dan bahan penulisan diperoleh dari studi arsip dan kepustakaan yang dilakukan di Indonesia dan Belanda. I Kesepakatan membentuk JIB oleh Sam dan kawan-kawannya anggota Jong Java terjadi pada malam tahun baru 1925 di Yogyakarta, dan peresmiannya dilakukan pada tanggal 8 Pebruari 1925 di Jakarta. Latar belakang pembentukannya dapat diketemukan pada pelaksanaan politik etis yang ikut mendorong munculnya elit baru Indonesia yang memiliki kesadaran kebangsaan, dan terbentuknya pelbagai organisasi modern yang berfungsi sebagai sosialisasi politik, serta munculnya gerakan pembaharuan Islam pada awal abad ke 20 di Indonesia. Motivasi pembentukannya tumbuh dari kesadaran keagamaan dan keinginan anggota Jong Java yang beragama Islam, untuk menemukan identitas dan memikirkan kelompoknya, karena merasa diperlakukan tidak adil dalam organisasi Jong Java. Dalam hubungan ini, peranan Haji Agus Salim, Haji Fachruddin, Mirza Ahmad Wali Baig, dan tokoh-tokoh pembaharu Islam lainnya nampak dalam perkembangan pemikiran dan kegiatan awal JIB. Sebagai organisasi pemuda yang berdasarkan Islam, JIB telah menunjukkan diri sebagai organisasi modern, intelektual, dan berfungsi sebagai organisasi kader. Agama Islam yang menjadi identitas dan dasar organisasi, memudahkan JIB menembus batas kedaerahan sempit, dan merekrut anggota dari bermacam suku dan menjangkau hampir seluruh pelosok Nusantara. Sikap organisasi yang tidak melakukan kegiatan politik praktis, independent, moderat dan menggunakan pendekatan kultural, membuat JIB mampu menjalankan organisasinya di tengah dinamika sosial politik, agama dan budaya pada masanya. Kelemahan dan hambatannya terletak pada kurang berhasilnya pembinaan kader yang memiliki wawasan keilmuan dan keagamaan, serta kemampuan berorganisasi. Keterbatasan perhatian, kesempatan dan tempat tinggal para pimpinannya yang berpindah-pindah, menjadikan mekanisme organisasi tidak berjalan sebagaimana direncanakan. Secara eksternal, kebijaksanaan politik yang menekan setiap gerakan perlawanan terhadap penjajah dan malaeise yang melanda dunia semenjak tahun 1930-an menjadi faktor yang ikut menghambat perkembangan organisasi. II Dalam jalur pergerakan nasional Indonesia, arti dan peranan JIB terlihat dalam pemikiran yang dikemukakan, dan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempersiapkan dan menyongsong kemerdekaan Indonesia. Dari segi pemikiran, JIB telah ikut menumbuhkan dan menguatkan kesadaran kebangsaan dan kerakyatan di kalangan terpelajar berpendidikan Barat, mengemukakan pemikiran alternatif tentang nasionalisme dan persatuan Indonesia, mendorong anggotanya bersikap demokratis dan toleran terhadap setiap perbedaan, melaksanakan prinsip-prinsip modern dalam berorganisasi, serta menanggapi maraknya ideologi-ideologi modern secara ilmiah yang digerakkan oleh semangat keagamaan yang tinggi. Dari segi kegiatan, JIB telah mengambil peran aktif dalam setiap kegiatan kepemudaan, kepanduan, pendidikan, pers dan kewanitaan melalui organisasi yang dibentuk seperti Het Licht JIBDA, Natipij, Kernlichaam dan SIC. Dalam rangka komunikasi sosial dengan organisasi lain, JIB telah melakukan koordinasi dan kerja sama kegiatan untuk menanggapi dinamika sosial, politik, dan ekonomi yang berkembang pada masa akhir penjajahan Belanda di Indonesia. Dari semua pemikiran dan kegiatan yang dilakukan, JIB tumbuh berkembang menjadi pusat latihan kepemimpinan Islam yang berdampingan dengan intelektual Indonesia sekuler yang berorientasi ke Barat, menghalangi proses asosiasi yang dilaksanakan pemerintah kolonial, dan menjembatani kesenjangan dan keterputusan kultural politik antara kelompok intelektual dengan rakyat. Dalam jalur gerakan pembaharuan Islam di Indonesia, JIB berperan dalam meningkatkan kepekaan dan penghargaan yang tinggi terhadap Islam yang dipahami bukan hanya sebagai sistem ritual dan kepercayaan semata, melainkan juga sebagai sistem sosial dan merupakan agama nasional. Ajarannya dirumuskan sesuai alam pikiran modern, atau setidak-tidaknya tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan modem. Dengan mengambil alih pemikiran Barat, Islam ditampilkan sebagai agama yang rasional, dinamis, egaliter, toleran, terbuka, tidak terlalu normatif, mampu menjawab persoalan sosial budaya dan politik ekonomis. Dari segi pemikiran ini, pengaruh pemikiran pembaharuan ulama Timur Tengah tidak begitu nampak karena keterbatasan anggota JIB memahami bahasa Arab, tetapi justru yang nampak adalah pengaruh pemikiran Ahmadiyah yang rasional dan liberal. Secara organisatoris JIB merupakan organisasi pemuda Islam pertama yang bercorak modern dan merupakan satu-satunya organisasi Islam yang paling dekat dan intensif berkomunikasi dengan budaya Barat, serta mampu mengambil alih cara berorganisasi dan tradisi Barat serta menciptakan sintesa yang harmonis antara Islam dengan kebudayaan Barat. Dari segi kegiatan, JIB telah mampu mempersatukan kalangan intelektual Islam, menjadi wadah komunikasi pemuda Islam dengan kelompok pemuda lainnya melalui pelbagai kegiatan untuk mengembangkan Islam dan mengadakan pembelaan dari serangan luar dengan kritis tanpa sikap apologis yang berlebihan. Lebih daripada itu, JIB menjadi sarana untuk kembali kepada Islam, menghambat pengaruh yang menjauhkan pemuda dari Islam dan melepaskan diri dari dominasi Barat. Secara organisatoris, JIB tidak terikat kepada kelompok Islam tertentu, meskipun sebagian besar pimpinan dan anggotanya dekat dengan tokoh-tokoh pembaharu Islam di Indonesia. Karena sikapnya itu, JIB dapat bersikap netral, tidak terlibat konflik dan mampu berkomunikasi serta bekerja sama dengan organisasi modern maupun tradisional. Bersama mereka, JIB mengadakan pembelaan Islam dari serangan luar dengan sikap kritis, jauh dari sikap apologis yang berlebihan. Lebih dari semua itu, JIB telah membangkitkan kesadaran umat Islam tentang pentingnya organisasi sebagai alat mencapai tujuan, mendorong dan memberikan motivasi dan inspirasi terbentuknya organisasi pemuda, pelajar dan mahasiswa yang berdasarkan Islam. III Dengan semua kelebihan dan kekurangannya, JIB telah mencoba melakukan peran sejarahnya dalam jalur pergerakan nasional dan pembaharuan Islam di Indonesia, meskipun perannya tidak terlalu menonjol dan kurang mendapatkan perhatian dalam kebanyakan karya sarjana Indonesia maupun Barat Penulisan disertasi ini diharapkan merupakan jawaban terhadap sikap para sarjana tersebut, meskipun diakui karena keterbatasan sumber penulisan dan kemampuan analisis, disertasi ini masih jauh dari memuaskan. Oleh karena itu, penelitian dan penulisan tentang JIB masih mungkin dilakukan para sarjana lainnya dengan menekankan aspek tertentu yang belum terungkap dalam disertasi ini.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof.Dr.HM.Atho Mudzhar
Uncontrolled Keywords: Sejarah, Jong Islamieten Bond, Gerakan Islam
Subjects: Ilmu Agama Islam
Depositing User: Khairunisa Etikasari, SIP, MIP Pegawai
Date Deposited: 07 Nov 2014 13:02
Last Modified: 12 Dec 2023 10:02
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14435

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum