Pengembangan Lingkungan Hidup dalam Masyarakat : Kasus Pondok Pesantren an-Nuqayah dalam Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan di Guluk-guluk Sumenep Madura

Drs. M. Bahri Ghazali, M.A, 87077 (1995) Pengembangan Lingkungan Hidup dalam Masyarakat : Kasus Pondok Pesantren an-Nuqayah dalam Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan di Guluk-guluk Sumenep Madura. Doctoral thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (Pengembangan Lingkungan Hidup dalam Masyarakat : Kasus Pondok Pesantren an-Nuqayah dalam Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan di Guluk-guluk Sumenep Madura)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (Pengembangan Lingkungan Hidup dalam Masyarakat : Kasus Pondok Pesantren an-Nuqayah dalam Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan di Guluk-guluk Sumenep Madura)
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Disertasi ini merupakan studi yang diangkat dari kajian tentang kasus Pondok Pesantren dalam menangani masalah lingkungan dan pengembangan masyarakatnya. Permasalahan yang muncul dalam studi ini adalah tentang faktor-faktor apakah yang menyebabkan keberhasilan Pondok Pesantren an-Nuqayah dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan di Guluk-guluk Sumenep Madura. Kajian ini digarap dengan operasionalisasi metodologi dalam urutan : eksplanasi sebagai strategi, diskriptif fenomenologi sebagai analisis, disiplin keagamaan dan kependidikan sebagai pendekatan, dan datanya terkumpul dengan metode interaktif dan non interaktif melalui teknik snowball sampling dan acak. Dengan strategi menjelaskan (eksplanasi) teori tentang lingkungan hidup dan Pondok Pesantren terungkap tentang posisi Pondok Pesantren an-Nuqayah dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan. Dari langkah di atas dapat dipahami bahwa Pondok Pesantren an-Nuqayah merupakan pondok pesantren komprehensif, yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional dan bersifat adaptatif terhadap usaha modernisasi. Hal ini tergambar dari sistem pendidikan dan pengajarannya yang menekankan upaya integratif. Integrasi kurikulum lokal dan nasional menggambarkan pada pengajaran lama dan baru integrasi metode tradisional dan modern yang mencerminkan sistem pendidikan pesantren dan sekolah. Dan yang paling penting di sini adalah berjalannya secara utuh pendidikan intra pesantren dan ekstra pesantren (masyarakat). Dengan menggunakan analisis deskriptif fenomenologik yang ditempuh melalui langkah-langkah deskripsi, klasifikasi, dan interpretasi serta ekstrapolasi terungkap fakta sejarah bahwa pengembangan lingkungan di Guluk-guluk yang merupakan desa lokasi an-Nuqayah berada telah dimulai dan dipelopori oleh kyai-kyai peride ketiga sejak berdirinya Pondok Pesantren an- Nuqayah. Pondok Pesantren an-Nuqayah didirikan pada tahun 1887 (abad ke 19) oleh Kyai Haji Moh. Syarqowi. Yang dimaksud periode ketiga dari kepemimpinan an-Nuqayah ini adalah pengasuh pondok yang ketiga dari Kyai Syarkowi, yakni periode kepemimpinan Kyai Muhammad Ilyas dan Kyai Abdullah Sajjad (putra Kyai Moh. Syarkowi). Periode kepemimpinan kedua kyai di atas dikategorikan sebagai fase perkembangan awal yang ditandai dengan mulai terlihatnya perkembangan baik dalam arti fisik maupun non fisik ( sistem pendidikan dan sosial keagamaan) nya yang perlu dicatat adalah adanya gerakan penghijauan sebagai pertanda dimulainya pengembangan lingkungan secara fisik, sekalipun dalam pengertian terbatas khususnya di bidang pondok pesantren. Pengembangan dalam pengertian non material atau manusianya telah dirintis sejak Kyai Moh. Syarkowi masih hidup melalui kegiatan pengajian dengan fokus mental spiritualnya, dan sasaran utamanya agar kepatuhan masyarakat terhadap agamanya lebih nampak secara realistik. Pengembangan lingkungan hidup lebih konkrit dilaksanakan pada periode kepemimpinan, kelompok kyai yang utama sekali diprakarsai Kyai Abdul Basits, AS. Pertimbangan yang diambil adalah pendidikan intra pesantren yang condong lebih dominan dan pendidikan formalnya dianggap sudah memadai. Sedang masyarakat dengan lingkungan hidup memerlukan pengembangan yang serius. Tujuannya agar masyarakat sadar akan arti lingkungan hidup bagi kehidupan dan mampu mengatasi persoalannya dengan kemampuan diri dan potensi lingkungan yang dimiliki. Pola pengembangan lingkungan hidup yang digunakan oleh Pondok Pesantren an-Nuqayah adalah keteladanan dan partisipasif, dengan operasionalisasi para kyai, ustadz dan santri bergerak dalam kegiatan iti sesuai kemampuannya masing-masing dengan melibatkan seluruh anggota masyarakat. Jenis lingkungan yang digarap meliputi unsur lingkungan yang ada sebagaimana disebutkan dalam teori-teori lingkungan yakni : lingkungan fisik, lingkungan hayati dan lingkungan sosial budaya. a. Lingkungan fisik Wujud pengembangan lingkungan fisik ini adalah difokuskan kepada masalah air yang menjadi problem lingkungan yang paling parah bagi masyarakat. Gerakan yang dilakukan adalah pencarian sumber-sumber air dan penyalurannya melalui gerakan pipanisasi. b. Lingkungan hayati Realisasi dari pengembangan lingkungan hayati adalah berwujud gerakan penghijauan, terutama sekali sekali dalam bentuk kegiatan warung hidup dan apotik hidup untuk pekarangan rumah tangga. Sedang di pinggir jalan telah diadakan penghijauan dalam wujud penanaman pohon-pohon seperti alkasia, lamtoro gong dan sebagainya. Kemudian juga tidak ketinggalan hutan-hutan gundul dengan penanaman pohon jati. Di samping itu pada perkembangan terakhir dari kegiatan pengelolaan lingkungan ini dikembangkan pula kegiatan perkebunan, sawah, kebun tembakau. Di sisi lain juga kegiatan peternakan ayam, kambing dan sapi, serta perikanan ikan dan mujair. c. Lingkungan sosial budaya Wujud nyata dari kegiatan difokuskan kepada peningkatan sumber daya manusia (SDM) nya yang mengarah kepada: 1. Meningkatkan kualitas mental spiritual (masalah moral) nya. Bentuk nyata dari kegiatan di atas adalah pembinaan manusianya dari aspek moral/mental agama melalui kegiatan keagamaan juga pensusilaan tempat mandi yang arahnya memisahkan tempat mandi pria dan wanita. 2. Meningkatkan kemampuan produktif SDM. Wujud nyata dari aktifitas ini diadakannya pelatihan teknologi tepat guna. Hal ini dimaksudkan sebagai gerakan antisipasi terhadap adanya kemungkinan lingkungan hayati yang lebih maju. Dengan adanya kemampuan produksi dari masyarakat diharapkan masyarakat mampu mengolah lingkungan hidup dari aspek sumber daya alamnya. 3. Peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat Kegiatan ini lebih diarahkan kepada kegiatan sosial yang melibatkan anggota masyarakat dalam kebersamaan. Wujud nyata adalah diadakan : simpan pinjam berjamin dan usaha bersama. Kegiatan pengembangan lingkungan yang diprakarsai oleh Pondok Pesantren an-Nuqayah itu mendapat tanggapan positif dari masyarakat, terbukti dengan terlibatnya masyarakat dalam seluruh kegiatan itu. Bahkan masyarakat menindaklanjuti kegiatan pengembangan lingkungan tersebut dengan tetap mempertahankan kegiatan yang telah dikerjakan dan di sisi lain juga mengembangkan ke arah kegiatan lanjutan. Faktor di atas dapat difahami sebagai bukti bahwa makin tingginya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup baik dalam pengertian fisik maupun non fisik. Hal ini berarti bahwa Pondok Pesantren an-Nuqayah berhasil dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan masyarakat Guluk-guluk Sumenep Madura. Keberhasilan Pondok Pesantren an-Nuqayah dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan dipengaruhi oleh faktor-faktor : 1. Faktor kekerabatan di kalangan kyai pondok pesantren an-Nuqayah dan kyai pengasuh pengajian yang berasal dari satu rumpun/keturunan Moh. Syarkowi dari ketiga istrinya. 2. Faktor pola pengembangan lingkungan yang bersifat keteladanan dan partisipatif (melibatkan diri dan mengikutsertakan masyarakat). 3. Faktor pendekatan yang meliputi pendekatan kharisma kyai dan pengajian (kegiatan keagamaan) 4. Faktor metode penyampaian materi dan informasi tentang lingkungan hidup. Metode dimaksud adalah ceramah, tanya jawab dan “bek rembek”. 5. Faktor materi pengembangan lingkungan yang arahnya mengangkat masyarakat dari ketertinggalan dan keterbelakangan dan dengan maksud agar masyarakat mampu mengatasi persoalannya sendiri dan mengelola sumber lingkungan alamnya. Dengan pendekatan keagamaan dan kependidikan seluruh kegiatan pengembangan lingkungan yang diprakarsai oleh Pondok Pesantren an-Nuqayah dapat dimaknai atas dua hal sebagai temuan studi ini : 1. Dari aspek keagamaan (Islam) seluruh kegiatan Pondok Pesantren an-Nuqayah dalam pengembangan lingkungan hidup dapat dimaknai sebagai model pengamalan ibadah sosial khususnya dalam masalah memahami dan mengelola serta mengembangkan lingkungan hidup yang yang ditujukan kepada seluruh masyarakat. Di sisi lain sebagai salah satu jawaban umat Islam terhadap penanganan masalah lingkungan dengan menggunakan bahasa agama. 2. Dari aspek kependidikan , kegiatan pondok pesantren an-Nuqayah dalam pengembangan lingkungan hidup dapat dimaknai sebagai suatu sistem dan pola pendidikan lingkungan yang sesuai bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dilihat dari unsur kesempatan, biaya dan lembaga pendidikan yang searah dengan kondisi masyarakat dengan penghasilan rata-rata cukup/sedang, sebagaimana pondok pesantren yang menekankan kesederhanaan. Kesimpulan akhir yang dapat diangkat kepermukaan adalah bahwa dengan adanya langkah-langkah pengembangan lingkungan hidup yang diprakarsai oleh pondok pesantren dapat diambil suatu generalisasi bahwa pondok pesantren efektif dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan dalam masyarakat di Indonesia. Kriteria yang dijadikan ukuran efektifitas ini adalah meliputi : 1. Adanya perubahan drastis yang ada pada masyarakat tentang sikap masyarakat terhadap pengembangan lingkungan hidup sebagai bukti bahwa kesadarannya semakin meningkat. 2. Kesederhanaan pesantren dalam mengelola seluruh kegiatan pesantren adalah sesuai dengan masyarakat pedesaan yang kehidupan mereka berada dalam tahap ekonomi lemah atau sedang. 3. Waktu yang dipergunakan tidak terlalu lama, dari tahap perintisan hingga pelaksanaan program pengembangan lingkungan hidup. Butir-butir negatif yang dipandang tidak menunjang kegiatan pesantren an-Nuqayah dalam pengembangan lingkungan hidup dan menumbuhkan kesadaran lingkungan dikalangan masyarakat meliputi : 1. Tidak adanya keseimbangan pengembangan lingkungan hidup antar warga pondok dan anggota masyarakat. 2. Belum tercerminnya pengembangan lingkungan hidup di dalam pondok baik dalam pengertian teoritik maupun praktek, para santri belum dibekali pemahaman teoritik tentang lingkungan hidup. 3. Masih dipertahankannya sistem tempat tinggal dengan bentuk bilik-bilik yang menggambarkan pemukiman yang kurang sehat. 4. Santri tidak banyak dilibatkan dalam kegiatan sosial dan pengembangan lingkungan hidup, sehingga yang dominan adalah kyainya saja.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Additional Information: Promotor:Prof.Dr.Zakiah Darajdat
Uncontrolled Keywords: Lingkungan Hidup
Subjects: Ilmu Agama Islam
Depositing User: Khairunisa Etikasari, SIP, MIP Pegawai
Date Deposited: 10 Nov 2014 14:21
Last Modified: 20 Dec 2023 04:32
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14465

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum