MUSYKIL AL QUR’AN (KAJIAN METODOLOGIS PENAFSIRAN AYAT-AYAT YANG TAMPAK KONTRADIKTIF TENTANG PEPERANGAN DAN PERKAWINAN)

ERWATI AZIZ, NIM. 983099 (2005) MUSYKIL AL QUR’AN (KAJIAN METODOLOGIS PENAFSIRAN AYAT-AYAT YANG TAMPAK KONTRADIKTIF TENTANG PEPERANGAN DAN PERKAWINAN). Doctoral thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (MUSYKIL AL QUR’AN (KAJIAN METODOLOGIS PENAFSIRAN AYAT-AYAT YANG TAMPAK KONTRADIKTIF TENTANG PEPERANGAN DAN PERKAWINAN))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (11MB) | Preview
[img] Text (MUSYKIL AL QUR’AN (KAJIAN METODOLOGIS PENAFSIRAN AYAT-AYAT YANG TAMPAK KONTRADIKTIF TENTANG PEPERANGAN DAN PERKAWINAN))
BAB II, III, IV, V, VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (12MB)

Abstract

Alkhamdulillah akhirnya rampung jua tulisan ini dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya. Shalawat dan salam senantiasa dimohonkan untuk kebahagiaan Nabi Muhammad Saw yang dengan bimbingannya kita dapat hidup rukun dan damai sesama umat manusia di muka bumi ini meskipun berbeda keyakinan. Di antara ayat-ayat al Qur’an ada yang amat sulit memahaminya. Ayat-ayat semacam ini disebut ayat-ayat musykilah atau problematik. Untuk menafsirkannya diperlukan metode khusus. Ibnu Qutaybah telah meneliti ayat-ayat yang problematik itu, maka ditemukan sebanyak tiga belas bentuk ke-musykil-an di dalam al Qur’an. Salah satunya ialah pertentangan antara satu ayat dengan ayat yang lain. Kasus inilah yang menjadi subjek kajian disertasi ini; khususnya tentang peperangan dan perkawinan campuran. Ayat-ayat yang terkesan kontradiktif tentang peperangan dan perkawinan campuran itu tersebar dalam 11 surat yakni al-Hajj, al-Baqarah, al-Nisa’, al-Anfal,al-Tawbah, Yunus, Fushilat, al-Ghasyiah, al-Kahfi, al-Maidah dan al-Tahrim, semua berjumlah 28 ayat. Sampai di sini tidak ada masalah; tapi bila dikaitkan dengan pernyataan Allah bahwa di dalam al Qur’an tidak ada ayat-ayat yang kontradiktif, sungguh penegasan ini sangat mengejutkan sehingga mendorong penulis untuk melakukan penelitian terhadapnya. Sebelum melakukan penelitian penulis mencoba menelusuri penafsiran ayat-ayat tersebut dalam dua belas kitab tafsir yang menjadi rujukan umat selama ini, baik yang klasik seperti Tafsir al-Thabari, al-Razi, al-Jashshash, al-Qurtubi, Ibnu Katsir, dan lain-lain, maupun yang modern seperti al-Manar, fi Zhilal al-Qur’an, dan lain-lain, kesemua kitab itu tidak memberi kan jawaban yang memadai. Tafsir klasik umumnya menggunakan nasakh atau takhshish. Sekedar memberikan solusi fiqhyyah tidak ada problem dalam penerapan kedua teori ini, tetapi secara teologis timbul masalah baru: seakan-akan Allah tidak mempunyai ilmu yang memadai untuk mengatur alam ciptaan-Nya ini. Selain itu timbul kesan bahwa di dalam al Qur’an itu ada ayat-ayat yang sudah kadaluwarsa atau mubazir karena tidak terpakai lagi. Berangkat dari problem yang krusial itu penulis ingin mencarikan jalan keluarnya dengan mengajukan “Metode Integraf” atau dalam bahasa Arab disebut “Manhaj Izdiwaji”. Metode ini berpijak pada satu prinsip yaitu bahwa ayat-ayat al Qur’an merupakan satu kesatuan yang utuh, yang sebagiannya menjelaskan bagian yang lain (Q.S. 38: 23) sebagai ditegaskan Ibnu Taimiyah. Dengan menerapkan metode ini, maka semua ayat al Qur’an terpakai sesuai porsinya dan secara teologis akan dapat membuat keyakinan umat terhadap keluasan ilmu Allah semakin kokoh, dan pernyataan-Nya bahwa di dalam al Qur’an tidak ada ayat-ayat yang kontradiktif adalah suatu kebenaran yang didukung oleh fakta yang valid dan argumen yang kuat. Kondisi ini sekaligus mengindikasikan urgensinya penerapan metode ini. Adapun langkah-langkah penerapan metode ini ialah sebagai berikut: 1. Melacak keberadaan ayat-ayat yang tampak kontradiktif itu di dalam al Qur’an sesuai topik 2. Menyalin semua ayat tersebut ke dalam sebuah tabel dan diurutkan sesuai kronologis turunnya minimal periode turunnya: Mekkah atau Madinah. Untuk memudahkan melakukan analisis, setiap halaman tabel itu dibatasi tengahnya dengan garis lurus dari atas ke bawah untuk memisahkan antara yang “melarang” dan “membolehkan”. 3. Melakukan identifikasi terhadap ayat-ayat tersebut dari sudut kosakata perintah dan larangannya. 4. Melakukan perbandingan atau komparasi antara ayat-ayat tersebut dan juga perbandingan antara pendapat para mufasir seputar ayat tersebut. 5. Melakukan analisis kritis terhadap ayat-ayat itu dari berbagai aspeknya. 6. Mendapatkan simpul-simpul natijah dari semua analisis melalui proses: a. Menggabungkan dua metode tafsir yang muktabar yaitu komparatif dan tematik. Dengan menggunakan kedua metode ini sekaligus, maka akan didapat hasil yang diharapkan karena sifat sifat metode komparatif meluas dan horisontal, sementara metode metode tematik menukik dan mengerucut pada titik simpul. b. Melakukan analisis semantik dan konteks ayat c. Melakukan analisis hubungan antar ayat. Kesemua ayat itu dicari keterkaitannya satu sama lain. Untuk ini ayat-ayat yang kontradiktif itu diurutkan sesuai dengan kronologis turunnya dalam satu tabel, tanpa dibatasi garis. d. Pelacakan terhadap asbab nuzul (latar belakang turun) ayat. Ini sangat perlu untuk mengetahui mana ayat yang duluan turun dan mana yang turun belakangan, serta dalam konteks apa dia diturunkan. e. Pola dan sistem analisis menggunakan pola hermeneutis; artinya analisis dilakukan secara mendalam dan kritis serta objektif, rasional dan argumentatif. Setelah dilakukan analisis metodologis itu maka ditemukan bahwa sebenarnya tidak ada ayat-ayat al Qur’an yang kontradiktif (ta’arudh ittidhadi), tetapi yang ada adalahperbedaan redaksional (ikhtilaf lafzhi). Oleh karena itu, solusi yang lebih tepat untuk menyelesaikannya ialah menggunakan “Metode Integratif”, tidak yang lain.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Additional Information: Kata Kunci: Tafsir Qur’an tentang peperangan dan perkawinan
Subjects: Ilmu Agama Islam
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 17 Nov 2014 15:13
Last Modified: 08 Apr 2015 09:38
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14562

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum