IKHTILAF AL ARA' AL NAHWIYYAH BAYNA IBN MALIK WA AL MUBARID (DIRASAH TAHLILIYYAH MUQARANAH)

NUR HUDA, NIM. 10110050 (2014) IKHTILAF AL ARA' AL NAHWIYYAH BAYNA IBN MALIK WA AL MUBARID (DIRASAH TAHLILIYYAH MUQARANAH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (IKHTILAF AL ARA' AL NAHWIYYAH BAYNA IBN MALIK WA AL MUBARID (DIRASAH TAHLILIYYAH MUQARANAH))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (IKHTILAF AL ARA' AL NAHWIYYAH BAYNA IBN MALIK WA AL MUBARID (DIRASAH TAHLILIYYAH MUQARANAH))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (12MB)

Abstract

Syauqi Dhaif dalam bukunya al-Madaris al-Nahwiyah menyatakan bahwa setidaknya terdapat lima madzhab besar ilmu Nahwu. Kelima madzhab tersebut lahir dari pergulatan dan perdebatan yang begitu panjang dan menakjubkan yang dipelopori oleh ulama-ulama sezamannya. Mereka adalah Madzhab Basra, Madzhab Kufah, Madzhab Baghdadi, Madzhab Andalusi, dan Madzhab Mesir. Al-Mubarrid merupakan representasi dari madzhab Bashra, sementara Ibnu Malik adalah ulama kenamaan Andalusia yang paling mencolok pada waktu itu. Dalam beberapa kesempatan, perdebatan dan perbedaan pendapat antara ulama Nahwu sering terjadi bahkan hingga saat ini. Mereka merepresentasikan komunitas dan madzhab yang dibawa oleh mereka. Mereka berusaha membesarkan madzhab dan mendukung pendapat-pendapat pendahulunya dengan berbagai argumen. Namun, tidak menutup kemungkinan diantara mereka juga muncul segolongan ulama yang memeiliki pendapat tersendiri yang tidak sama dengan madzhabnya. Al-Mubarrid dan Ibnu Malik merupakan dua ulama Nahwu kenamaan pada zamannya. Dalam tulisan ini, penulis berusaha untuk mengkomparasikan madzhab Nahwu al-Mubarrid dan Ibnu Malik dengan dasar bahwa keduanya merepresentasikan kedudukan pada fase-fase yang memiliki standar-standar tertentu. Keduanya memiliki pengaruh yang besar dalam segi pemikiran dan pembentukan Nahwu secara ilmiah. Keduanya merupakan pakar Nahwu yang paling cemerlang dan produktif pada zamannya. Al-Mubarrid terkenal dengan penetapan dan pematangan konsep Simâ, Ta’lîl, dan Qiyâs. Sementara Ibnu malik dianggap sebagai ulama pertama kali yang memperbanyak porsi periwayatan Hadits dalam ilmu Nahwu. Pendapat ulama Nahwu ini memiliki banyak perbedaan. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk memfokuskan pada perbedaan pendapat antara keduanya pada persoalan ilmu Nahwu. Berengkat dari diskripsi di atas, penulis ingin menganalisis pendapat keduanya yang diambil dari masing-masing karyanya. Penulis ingin mengetahui apa sajakah perbedaan pendapat Nahwu diantara keduanya dan ingin mengetahui hal-hal yang melatarbelakangi keduanya sekaligus dasar-dasar argumentasi yang mereka gunakan. Peneliti menggunakan pendapat Keraf Gorys yang mempersoalkan bahasa dalam bidang waktu berikut perubahan-perubahan yang terjadi dengan mempelajari data-data sekurang-kurangnya dua periode (kurun waktu) atau lebih dari satu bahasa atau terhadap aspek-aspek bahasa : fonem, morfem, kata, kalimat, dan ciri gramatikal dengan secermat-cermatnya untuk mencari dan memperoleh kaidah yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. H. Moh. Pribadi, MA., M.Si.
Uncontrolled Keywords: Ilmu Nahwu, Mazhab
Subjects: Kesusastraan Arab
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 21 Jan 2015 08:33
Last Modified: 27 Jul 2015 13:30
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15259

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum