ISRAILIYYAT DAN MAUDU’AT DALAM T AFSIR AL-QUR'AN (STUDI TAFSIR AL-JALALAIN)

A. MALIK MADANIY, NIM 83017 (2010) ISRAILIYYAT DAN MAUDU’AT DALAM T AFSIR AL-QUR'AN (STUDI TAFSIR AL-JALALAIN). Doctoral thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ISRAILIYYAT DAN MAUDU’AT DALAM T AFSIR AL-QUR'AN (STUDI TAFSIR AL-JALALAIN))
A. MALIK MADANIY - NIM 83017 ISRAILIYYAT DAN MAUDU’AT.pdf

Download (6MB) | Preview

Abstract

Kitab Tafslr a/-Jalilain karya Jalal al-Din al-Mal)alfi (w. 864 Wl459 M) dan Jalal al-Din al-Suyii~1 (w. 911 H/ 1505 M) merupakan kitab tafsir yang sangat populer di kalangan umat Islam, khususnya di lingkungan pondok pesantren. Popularitas tafsir ini di samping terkait dengan keberadaan penulisnya sebagai dua tokoh mazhab al-Syafi'i yang karyakaryanya yang lain sudah lama dikenal di kalangan pesantren, juga terkait dengan format dan bentuknya yang ringkas yang mcmungkinkan untuk dipelajari secara tuntas dalam waktu yang relatif singkat, dcngan cara pemahaman yang mudah dan tidak berbelit-belit. Popularitas kitab tafsir ini dan penghormatan kepada kedua penulisnya seringkali menimbulkan sikap terlalu pcrcaya tcrhadap segala apa yang terkandung di dalam kitab itu. Ada kccendcrungan bahwa daya kritik tidak berfungsi dengan baik ketika sebagian santri membacanya, padahal sebagaimana telah dimaklumi pcnafsiran para ulama terhadap alQur'an tidak selalu terjamin kcbenarannya. Bcrbagai kclcmahan dan bahkan kcsalahan bisa terjadi dalam pcnafsiran mcrcka. Salah satu kelemahan dalam kitab:kitab tafsir-khususnya tafsir klasik-ialah masuknya riwayat Jsriil!iyyit dan mau<jii'at dalarn penafsiran ayat-ayat alQur'an. Hasil penelitian M. l:lusain al-Zahab1 membuktikan bahwa semua kitab tafsir tclah terkontarninasi oleh riwayat semacam itu, kendati berbeda-beda intensitas dan cara penyikapannya. Taq1 al-Din lbn Taimiyyah (w. 728 WI 327 M) telah mengelompokkan lsriiliyyit menjadi tiga kategori: pcrtama, yang jelas benar; kcdua, yang jelas salah; dan ketiga, yang belum jelas benar dan salahnya. Di antara ketiga kategori lsriilliyyit ini, lsrilliyyit bentuk kedua merupakan bentuk yang paling krusial dan harus diwaspadai. Penelitian awal terhadap kitab Tafslr al-Jalilain menunjukkan bahwa di dalam kitab ini terdapat bcntuk lsriiliyyit yang bennasalah itu, di samping kedua bentuk yang lain. Disertasi ini memfokuskan penelitian pada lsriiliyyit yang jelas salahnya itu, atau setidak-tidaknya salah menurut sebagian ulama. Hal ini terkait dengan masih terjadinya kontroversi di kalangan para ulama tentang kebenaran atau kebatilannya. Dalam hubungan ini ditemukan dua betas riwayat bennasalah yang menjadi fokus kajian ini. Kedua belas riwayat itu dikelompokkan rnenjadi tiga. Pertama, riwayat yang berkaitan dengan kisah para nabi terdahulu sebanyak tujuh riwayat. Kcdua, riwayat yang berkaitan dengan nabi Muhanunad saw sebanyak dua riwayat. Ketiga, riwayat di luar kisah para nabi, yakni mengenai sebagian fenomena alarn dan data sejarah urnat terdah•ulu sebanyak tiga riwayat. Disertasi ini dimaksudkan untuk menjawab pcrtanyaan . mengapa Tafslr al-Jalilain membawakan fsriiiliyyit dan maurfu'it semacam itu dan bagaimana diskursus para ulama- terutama para mufasir-tentang kedua bclas riwayat itu. Untuk itu, teori 'Ulwn al-Hadis tentang kritik matan (naqd al-main) dan teori Ilmu Kalam tentang kema'surnan para nabi ('i~mah al-anbiyi') digunakan sebagai pisau analisa. Mcngingat bahwa kitab Tafslr af-Jali/ain tidak mungkin berdiri sendiri dalam penafsiran al-Qur'an, maka dipinjam pendekatan intertekstualitas dan tcori strukturalisme genclik yang semula dipakai dalam kajian sastra. Dengan pendekatan intertekstualitas dapat diketahui perbandingan antara riwayat-riwayat dalam kitab tafsir ini dengan riwayat-riwayat dalam kitab tafsir yang lain, baik kitab-kitab tafsir dari masa sebelumnya, maupun dari masa sesudahnya. Demikian pula dengan teori strukturalisme gcnclik dapat dikctahui s~jauh mana faktor ckstemal seperti kclompok kcpengarangan mcmberikan pengaruh kcpada pcngutipan fsrailiyyit dalam Tafslr al-Jali/ain. Hasil penelitian discrtasi ini mcncmukan bahwa kedua bclas riwayat yang dikaji benar-benar telah mengundang kontroversi di kalangan para ulama. Sebagian ulama mentolerimya, semcntara sebagian ulama yang kritis menolaknya. Penolakan ini sebagian didasarkan pada alasan bahwa riwayat-riwayat itu bertentangan dengan prinsip kema~uman para nabi, sedangkan sebagian yang lain dianggap mcrendahkan citra Islam dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan logika sejarah kemanusiaan. Di samping itu, penelitian ini menemukan bahwa keterlibatan a/Jafiilain dalam membawakan riwayat bermasalah berkait erat dengan semangat zaman (riih al- ~I) yang berupa kegandrungan para mufasir untuk mencantumkan Jsral/iyyit dalam kitab-kitab tafsir mereka. Di bawah pengaruh semangat zaman seperti ini, al-M~alfi dan al-Suyii~1 menjadi tidak kritis menghadapi kedua belas riwayat dimaksud. Akhimya, dalam rangka mcminimalisir dampak buruk dari keberadaan riwayat-riwayat bermasalah dalam Tafslr al-Jalilain, penelitian ini merekomendasikan cara pembacaan yang proporsional yar.g didasarkan pada asumsi bahwa tafsir hanyalah upaya manusia yang serba terbatas untuk menangkap pesan-pesan Ilahi yang memiliki kekuasaan dan pengetahuan yang tak tcrbatas ( unlimit«I power and knowledge). Dengan dcmikian, Islam tidak mengenal taqdis (sakralisasi) terhadap sebuah penafsiran.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: Ilmu Agama Islam
Divisions: Pascasarjana > Ringkasan Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 11 Aug 2015 09:04
Last Modified: 11 Aug 2015 09:04
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/16779

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum