KEBIJAKAN SOEKARNO TERHADAP PARTAI POLITIK ISLAM PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

RYAN DAYA MAURYANDASWARA - NIM. 02120999 , (2009) KEBIJAKAN SOEKARNO TERHADAP PARTAI POLITIK ISLAM PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Sejarah Indonesia mencatat bahwa di negara ini pernah dilaksanakan sebuah sistem politik yang disebut Demokrasi Terpimpin. Sistem sebelumnya dinamakan Demokrasi Parlementer. Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi perubahan orientasi sistem politik yang hendak dikembangkan. Bila pada masa sebelumnya (Parlementer), sistem politik berorientasi pada demokrasi multi partai, di mana partai-partailah kekuatan utama politik, maka di masa Terpimpin partai-partai justru diperlemah. Transisi menuju sistem baru ini mengubah konfigurasi kekuatan-kekuatan politik nasional. Presiden Soekarno yang sebelumnya hanya seorang kepala negara berubah menjadi kepala pemerintahan, kekuatan militer juga menjadi semakin kuat karena lebih banyak mempengaruhi kebijakan. Bersama-sama, dua kekuatan ini menjadi penguasa Demokrasi Terpimpin. Dua kekuatan itu pula yang membubarkan Masyumi dan PSI. PKI berhasil masuk ke pemerintahan karena mendapat dukungan dari Soekarno. Partai-partai lainnya yang pernah berjaya di era Demokrasi Parlementer menjadi tak berdaya di hadapan penguasa. Salah satu kekuatan politik yang bertahan dalam transisi menuju Demokrasi Terpimpin adalah NU, Perti dan PSII. Partai Islam ini bertahan karena mau menerima gagasan Demokrasi Terpimpin. Para pemimpinnya beranggapan bahwa kebutuhan politik saat itu adalah mempertahankan posisi NU di tengah percaturan politik nasional. Dalam pandangan mereka politik adalah sarana utama untuk mewujudkan kepentingan keagamaan dan melayani umat. Selama masa transisi hingga pelaksanaan Demokrasi Terpimpin partai ini banyak menggunakan politik akomodasi sebagai strategi. Ketua umum NU saat itu adalah Idham Chalid. Jenis penelitian ini menggunakan sistem penelitian pustaka (Library Research) dengan pengumpulan data Heuristik Tahap ini dilakukan untuk menguji kebenaran data sejarah yang diperoleh secara kritik ektern dan intern. Kritik ekstern dilakukan guna menguji keotentikan data sejarah, sedangkan kritik intern digunakan untuk membuktikan keakuratan sebuah data autentik. Merupakan langkah terakhir dalam penelitian dengan menghubungkan peristiwa satu dengan peristiwa yang lain sehingga menjadi sebuah rangkaian sejarah yang berarti. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kebijakan Soekarno terhadap partai politik di masa Demokrasi Terpimpin ini bahwa yang mengungkapkan struktur, fungsi dan mekanisme, yang dilaksanakan ini berdasarkan pada sistem “Trial and Error†yang elah membuahkan sistem multi ideologi dan multi partai politik yang pada akhirnya melahirkan multi mayoritas, keadaan ini terus berlangsung hingga pecahnya pemberontakan dan kemudian Pemilu 1955 melahirkan empat partai besar yaitu PNI, NU, Masyumi dan PKI yang secara perlahan terjadi pergeseran politik mayoritas. Kenyataan ini berlangsung selama 10 tahun dan terpaksa harus kita bayar tingggi berupa: pertama, gerakan separatis dan kedua, ideologi politik revolusioner. Sedangkan respon partai NU ternyata mampu menjadi partner kerja yang baik bahkan partai Perti dapat bekerjasama dengan PKI.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: PEMBIMBING: DRS. BADRUN ALAENA, M.SI
Uncontrolled Keywords: Politik Islam, demokrasi terpimpin, multi partai, Soekarno
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:41
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1700

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum