PANDANGAN TOKOH HIZBUT TAHRIR INDONESIA TENTANG UPAYA PENYATUAN KALENDER ISLAM

SITI SOFIAH, NIM: 11350016 (2015) PANDANGAN TOKOH HIZBUT TAHRIR INDONESIA TENTANG UPAYA PENYATUAN KALENDER ISLAM. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (PANDANGAN TOKOH HIZBUT TAHRIR INDONESIA TENTANG UPAYA PENYATUAN KALENDER ISLAM)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (36MB) | Preview
[img] Text (PANDANGAN TOKOH HIZBUT TAHRIR INDONESIA TENTANG UPAYA PENYATUAN KALENDER ISLAM)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Perbedaan jatuhnya awal dan akhir Ramadan tidak hanya disebabkan oleh adanya perbedaan antara kelompok hisab dan kelompok rukyat saja, melainkan sering pula terjadi disebabkan adanya perbedaan intern kalangan yang berpegangan pada rukyat dan perbedaan intern kalangan yang berpegangan hisab. Perbedaan intern kalangan yang berpegang teguh pada rukyat antara lain disebabkan karena adanya perbedaan tentang matlak. Banyak di antara ormas-ormas Islam di Indonesia cenderung tetap menggunakan kriteria masing-masing, sehingga perbedaan pun kembali terulang, disisi lain penulis tertarik dengan ormas Hizbut Tahrir Indonesia yang tsiqah dengan konsep Khilāfah, karena menurut mereka dengan konsep Khilāfah umat Islam bisa bersatu, seperti dalam hal ibadah, terutama dalam penentuan 1 Ramadan, 1 Syawal dan 9, 10 Zulhijah yang merupakan perkara penting. Karena menyangkut kewajiban ibadah tertentu dan keharaman melakukan ibadah lainnya. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui lebih dalam bagaimana pandangan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia tentang upaya penyatuan kalender Islam guna dalam menyamakan awal-akhir Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha dan harihari besar lainnya yang khususnya berkaitan dengan ibadah. Serta faktor apa yang mempengaruhi tidak terwujudnya penyatuan kalender Islam sampai saat ini dan apa yang menjadi dasar dan pijakan Hizbut Tahrir Indonesia dalam menentukan awal bulan Kamariah dan solusi dari Hizbut Tahrir untuk bisa terwujudnya penyatuan kalender Islam. Penelitian ini menggunakan field research, dengan pendekatan normatife, yang dalam pengertiannya menggunakan tolak ukur agama (al-Qur‟an dan al-Hadis serta kaidah-kaidah fikih dan uṣūl al-fiqh). Hasil penilitian mengungkapkan bahwa tokoh Hizbut Tahrir Indonesia berpendapat bahwa hisab tidak dapat dijadikan patokan penentuan awal bulan Kamariah, meskipun tidak menggunakan hisab untuk penentuan awal bulan Kamariah, namun tokoh Hizbut Tahrir Indonesia berpendapat bahwa hisab dapat dipergunakan untuk keperluan ibadah lainnya, seperti penentuan waktu salat. Hal ini dikarenakan ada perbedaan antara saum dengan salat. Jika saum dikaitkan dengan rukyat al-hilal sebagai sebabnya, maka salat dikaitkan dengan “masuknya waktu” sebagai sebabnya, dimana “masuknya waktu” itu dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, seperti melihat bayangan benda atau dengan jalan hisab. Untuk terwujudnya penyatuan kalender Islam menurut tokoh Hizbut Tahrir Indonesia harus ada institusi politik pemersatu umat yaitu Khilāfah untuk menyatukan umat secara global, Tanpa adanya institusi maka akan sulit untuk menyatukan umat, khususnya dalam menyamakan pendapat dalam menetapkan awal bulan Kamariah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof. Dr. H. Susiknan Azhari, MA
Uncontrolled Keywords: Kalender Islam
Subjects: Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 22 Sep 2015 08:01
Last Modified: 22 Sep 2015 08:01
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17178

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum