PENGARUH PEMAHAMAN ISU KESETARAAN GENDER DALAM KASUS CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA SLEMAN

MUCHAMMAD IQBAL GHOZALI, NIM: 1220310028 (2015) PENGARUH PEMAHAMAN ISU KESETARAAN GENDER DALAM KASUS CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA SLEMAN. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (PENGARUH PEMAHAMAN ISU KESETARAAN GENDER DALAM KASUS CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA SLEMAN)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PENGARUH PEMAHAMAN ISU KESETARAAN GENDER DALAM KASUS CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA SLEMAN)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Perceraian adalah perbuatan halal yang dibenci oleh Allah SWT. Perceraian merupakan alternatif terakhir sebagai ”pintu darurat” yang boleh ditempuh manakala bahtera rumah tangga tidak dapat lagi dipertahankan keutuhan dan kesinambungannya. Laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dalam sebuah upaya perceraian. Cerai talak merupakan upaya yang dimiliki oleh pihak laki-laki dan cerai gugat merupakan upaya yang dimiliki oleh pihak perempuan. Perceraian yang dilakukan oleh pihak perempuan atau disebut dengan cerai gugat merupakan hal yang niscaya, akan tetapi menjadi sebuah problem besar ketika angka cerai gugat tersebut meningkat dari tahun ke tahunnya. Fakta mengejutkan ditemukan oleh peneliti di Pengadilan Agama Sleman bahwa perceraian di sana didominasi oleh pihak perempuan. Data disana mengemukakan perbandingan cerai gugat dengan cerai talak dari sample tahun 2010 hingga 2013 meningkat melebihi 55% pertahunnya. Ini cukup menarik untuk dikaji peneliti berkaitan dengan maraknya perempuan yang menggugat cerai di Kabupaten Sleman, apakah ada sesuatu hal yang mempengaruhi wanita dalam eskalasi cerai gugat di Pengadilan Agama Sleman. Dugaan awal oleh peneliti tentang adanya sesuatu yang mempengaruhi wanita di Kabupaten Sleman terhadap eskalasi cerai gugat di Pengadilan Agama Sleman selanjutnya tertuju pada statement bapak Bupati Sleman Sri Purnomo yang menduga bahwa pembangunan kesadaran gender malah menjadi salah satu penyebabnya. Berawal dari problem tersebut peneliti mencoba mencari sebuah jawaban dari persoalan tersebut yakni apakah eskalasi cerai gugat di Pengadilan Agama Sleman oleh para perempuan dipengaruhi oleh pemahaman isu kesetaraan gender. Dalam penelitian tesis ini merujuk pada penelitian lapangan (field research), sifat penelitian ini adalah deskriptif-analitif. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kesetaraan gender dalam Islam. Di dalam metode pengumpulan datanya menggunakan data-data dari hasil wawancara 4 orang pelaku cerai gugat yang ada di kabupaten Sleman dan seorang hakim Pengadilan Agama Sleman, menggunakan sumber data primer yakni, data yang diperoleh langsung dari sumber pertama (informasi/ pemahaman dari orang yang diwawancarai). Sedangkan sumber sekundernya yakni, seperti rancangan perundang-undangan, hasil-hasil penelitian dan pendapat para pakar hukum. Kemudian penelitian ini dianalisis secara deskriptif-kualitatif atau analisis isi dengan menggunakan teori yang ada. viii Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa sebenarnya pemahaman isu kesetaraan gender sudah menjadi salah satu pengaruh perempuan yang ada di kabupaten Sleman mengajukan cerai gugat di Pengadilan Agama Sleman, akan tetapi sebenarnya pengaruh kesetaraan gender tidak selalu bernilai negatif dikarenakan menjadi salah satu penyebab istri mengajukan cerai gugat. Dan pada hakikatnya Islam itu sendiri juga menghendaki persamaan antara laki-laki dan perempuan, keadilan bagi laki-laki dan perempuan. Adapun peran mediasi sebagai upaya yang ditempuh oleh pihak Pengadilan Agama Sleman dalam meminimalisir perkara cerai gugat terbukti belum cukup efektif, menimbang dari fakta yang ada bahwa tingkat keberhasilannya hanya 0,1% saja dalam eskalsi 4 tahun dari sample data 2010 hingga 2013. Hal tersebut bisa terjadi karena pada prinsip awalnya bahwa pengadilan bukanlah merupakan lembaga pencegah namun sebagai lembaga pengadil. Posisi hakim yang masih merangkap sebagai mediator juga dianggap tidak bisa memaksimalkan upaya mediasi menimbang kerja hakim yang sudah banyak sehingga tidak akan fokus menanganinya.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Agus Muh, Najib, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Kesetaraan Gender, Perceraian, Keadilan
Subjects: Ilmu Hukum
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hukum Islam
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 05 Oct 2015 08:22
Last Modified: 05 Oct 2015 08:22
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17377

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum