HADIS NABI TENTANG SALAT TAQWIYAT AL-HIIFZII BAGI PENGHAFAL AL-QUR'AN (Studi Ma'anil Hadis)

ISTIKAROH 03531378, (2009) HADIS NABI TENTANG SALAT TAQWIYAT AL-HIIFZII BAGI PENGHAFAL AL-QUR'AN (Studi Ma'anil Hadis). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Menghafal al-Qur'an adalah tugas berat yang tidak dapat diremehkan, akan tetapi memelihara dan menjaga hafalan agar hafalan tetap melekat kuat pada ingatan seorang hafiz jauh lebih berat, karena hal ini harus dilakukan secara rutin selama hayat masih dikandung badan. Betapa banyak orang yang dahulu hafal al-Qur'an dengan lancar luar kepala tetapi karena perhatian dan kesempatannya untuk menjaga hafalan kurang, maka akhirnya lupa sama sekali. Rasulullah saw. pernah membuat suatu perumpamaan seorang yang hafal al-Qur'an dan tetap menjaga hafalannya seperti seorang yang hafal memiliki seekor unta yang diikatnya hingga unta itu tetap dalam ikatannya, sedangkan seseorang yang hafal al-Qur'an kemudian tidak menjaga hafalannya seperti seseorang yang memiliki seekor unta yang tidak diikatnya sehingga unta itu lepas darinya. Hadis ini tentunya tidak bisa ditelan mentah-mentah (tekstual), tetapi harus diinterpretasi secara seksama untuk mengetahui, mengapa Nabi mensyaratkan adanya salat taqwiyat al-hifzi untuk para penghafal al-Qur'an, sehingga diperoleh suatu pemahaman yang tepat dan akhirnya menghasilkan pengamalan yang tepat pula. Proses pemahaman hadis tersebut diawali dengan penelusuran hadis-hadis yang setema melalui metode penelusuran tema hadis atau lafaz hadis, yaitu kata awal hadis melalui kitab-kitab yang membantu penelusuran hadis, yaitu, al-Mu'jam al-Mufahras li Alfaz al-Hadis al-Nabawi, al-Jami' al-Shaghir dibantu dengan program CD Mausu'ah al-Hadis al-Syarif dan CD al-Maktabah as-Syamilah, yang menghasilkan bahwa hadis Nabi tentang salat taqwiyat al-hifzi terdapat dalam kitab Sunan at-Turmuzi, al-Mu'jam al-Kabir at-Tabrani, dan al-Mustadrak 'Ala Sahihain al-Hakim. Sebelum metode Ma'anil Hadis diterapkan, hadis tersebut harus diteliti keotentikannya. Analisis keotentikan hadis dari segi sanad dan matan, menghasilkan kesimpulan bahwa hadis ini hasan gharib. Penelitian selanjutnya adalah analisis matan, dan kajian historis salat taqwiyat al-hifzi supaya dapat digeneralisasikan kandungan hadisnya. Analisis generalisasi menghasilkan makna universal bahwa salat taqwiyat al-hifzi dilakukan guna mendapat kekuatan daya hafal. Makna universal dari hadis tersebut kemudian dikontekstualisasikan kepada realitas kekinian, yaitu pada realitas bahwa semakin banyaknya para penghafal al-Qur'an dari berbagai kalangan yang memiliki tingkat kemampuan akal dan otak yang berbeda-beda sehingga untuk mendapatkan hasil seperti yang telah dikisahkan pada Sayyidina Ali r.a. Bahwa setelah melakukan salat taqwiyat al-hifzi, beliau mampu merekam semua apa yang telah dihafalnya hingga waktu tiga, lima atau tujuh jum'at saja, karena beliau termasuk sahabat Nabi yang pastinya memiliki kepribadian yang sangat jauh berbeda dengan manusia zaman sekarang. Hal ini tentu saja akan sangat berbeda dengan keadaan para penghafal al-Qur'an sekarang. Bisa saja mereka membutuhkan tujuh, sembilan, seratus atau bahkan mungkin lebih lama lagi. Oleh karena itu amat baik jika salat taqwiyat alh ifzi dijadikan amalan rutin setiap malam jum'at.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Drs. H.M. Mahfudz Masduki M.A M. Alfatih Suryadilaga, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Shalat Taqwiyat, Hadis Nabi, Penghafal al Qur'an
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:41
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1811

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum