NILAI-NILAI KEBATINAN JAWA DALAM SERAT SASTRA GENDHING

DEWI RUSMALAWATI NUR, NIM. 11510019 (2015) NILAI-NILAI KEBATINAN JAWA DALAM SERAT SASTRA GENDHING. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (NILAI-NILAI KEBATINAN JAWA DALAM SERAT SASTRA GENDHING)
11510019_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf

Download (44MB) | Preview
[img] Text (NILAI-NILAI KEBATINAN JAWA DALAM SERAT SASTRA GENDHING)
11510019_bab-ii_sampai_sebelum-bab-terakhir.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Jawa adalah kelompok etnik terbesar di Asia Tenggara dengan lebih dari delapan puluh lima persen penduduknya memeluk agama Islam. seperti yang sudah sering dibahas dalam setiap pengantar buku sejarah Islam Indonesia, Islam mulai masuk dan berkembang di pulau Jawa pada abad ke-15 bersamaan dengan runtuhnya kerajaan Majapahit. Awal masuknya Islam ke pulau Jawa disambut dengan baik oleh masyarakat Jawa. Mengingat cara orang-orang Islam dalam menyebarkan ajarannya cenderung tidak menghilangkan adat-adat Jawa saat itu, seperti melalui wayang, melalui pupuh Jawa dan sebagainya. Alhasil, agama Islam dapat diterima dengan mudah oleh orang-orang Jawa, termasuk yang menganut kepercayaan-kepercayaan sebelumnya seperti kepercayaan pada animism-dinamisme, atau Hindu-Kejawen beralih kepada kepercayaan Islam. hal ini terjadi dalam waktu yang singkat dan tanpa perlawanan. Sehingga Islam mendapat banyak pengitkut. Setelah proses Islamisasi berkembang, kepercayaan masyarakat Jawapun terbagi-bagi. Ada yang menganut kepercayaan agama Islam Jawa (Kejawen) yang merupakan hasil sinkretis dengan menyatukan unsur-unsur pra Hindu, Budha, dan Islam. dan kepercayaan Islam puritan (santri) yang mengikuti ajaran Islam dengan taat, yang mengikuti syari’at dan meyakini akan adanya Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Sebetulnya, selain pembagian tersebut, ada banyak lagi varian penamaan kepercayaan bagi masyarakat Jawa. Dari varian keercayaan tersebut, secara tidak langsung terjadi proses akulturasi, dan sistem akulturasi ini mengalami perkembangan pesat saat kekuasaan Mataram, ketika pemerintahan Sultan Agung sebagai raja terkuat di masanya. Hal tersebut tercermin dalam salah satu mahakarya Sultan Agung yaitu Serat Sastra Gendhing, yang banyak menggambarkan konteks kepercayaan masyarakat Jawa saat itu. Penelitian yang berjudul “Nilai-Nilai Kebatinan Jawa dalam Serat Sastra Gendhing” ini, meruapakan penelitian pustaka dengan metode deskriptif-analisis. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dalam Serat Sastra Gendhing, sebagai karya Sultan Agung, dalam isi atau pupuh-pupuh serat tersebut menurut hemat penulis, serat tersebut sangat sarat dengan unsur-unsur kebatinan. Dan menurut hemat penulis, dalam serat tersebut, terdapat empat unsur pokok keatinan. Empat bidang kebatinan tersebut adalah okultisme, metafisisme, metafisika dan moralitas. Keempat unsur ini, merupakan tema-tema yang dibicarakan Sultan Agung secara implisit dalam Setat Sastra Gendhing. Setiap pupuh dalam Setat Sastra Gendhing hampir seluruhnya berisi bait-bait yang membicarakan emapat tema ini. Sultan Agung, sebagai raja yang agung-binatara, nampaknya sengaja menjadikan kebatinan sebagai salah satu tema utama (major theme) dalam Serat Sastra Gendhing.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Muh. Fatkan, S. Ag, M. Hum
Subjects: Filsafat Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Filsafat Agama (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 05 Feb 2016 09:46
Last Modified: 05 Feb 2016 09:46
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19239

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum