PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHARMONISAN DALAM KELUARGA (KASUS DI KECAMATAN GUNUNG AGUNG TULANG BAWANG BARAT LAMPUNG)

M DONNY KUSUMA, NIM. 12350017 (2016) PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHARMONISAN DALAM KELUARGA (KASUS DI KECAMATAN GUNUNG AGUNG TULANG BAWANG BARAT LAMPUNG). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHARMONISAN DALAM KELUARGA (KASUS DI KECAMATAN GUNUNG AGUNG TULANG BAWANG BARAT LAMPUNG)) 12350017_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf Download (2MB) | Preview
	Text (PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHARMONISAN DALAM KELUARGA (KASUS DI KECAMATAN GUNUNG AGUNG TULANG BAWANG BARAT LAMPUNG)) 12350017_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)

Abstract

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang mempunyai tujuan untuk membangun keluarga yang harmonis sesuai dengan ajaran Islam. Oleh sebab itu, dalam melangsungkan perkawinan hendaknya seseorang telah mencapai usia minimal yang telah ditetapkan oleh Un dang-undang perkawinan, yaitu 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan. Akan tetapi realita yang terjadi, masih ditemukanya praktik pernikahan di bawah umur atau pernikahan yang tidak sesuai dengan usia minimal yang ditetapkan dalam Undang-undang No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Sebagaimana yang terjadi di Kecamatan Gunung Agung, Tulang Bawang Barat, Lampung. Dalam mewujudkan keluarga yang harmonis, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Oleh sebab itu, seseorang yang hendak melangsungkan pernikahan hendaknya mempersiapkan dirinya untuk menghadapi gejolak yang akan terjadi dalam keluarga. Baik kesiapan fisik dan psikis masing-masing pasangan. Hal tersebut dapat membantu pasangan suami istri dalam membangun keharmonisan dalam keluarga, serta mampu menyikapi permasalahan-permasalahan dalam keluarga dengan baik karena kesiapan fisik dan psikis merupakan modal utama dalam membangun sebuah rumah tangga. Sebab apabila seseorang sudah siap fisik dan psikisnya maka orang tersebut secara otomatis kedewasaan muncul dalam dirinya. Sebab sikap dewasa juga mempermudah dalam membangun hubungan yang harmonis dibandingkan pernikahan yang dilaksanakan di usia muda/anak-anak. Akan tetapi, kenapa di Kecamatan Gunung Agung, Tulang Bawang Barat, Lampung masih ditemukannya praktik pernikahan di bawah umur, dan tentunya hal ini tidak sesuai dengan Undang-undang perkawinan dan bagai mana hukum Islam memandang praktik pernikahan ini. Adapun langkah yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah field research. field research digunakan untuk menghimpun informasiinformasi yang dilakukan melalui wawancara dengan berdialok langsung dengan pelaku pernikahan di bawah umur dan orang-orang yang terkait didalamnya. Besrta observasi denagn terjun kelapangan guna mengamati secara langsung kondisi keluarga pernikahan di bawah umur. Dengan menggunakan metode pendekatan normatif, yuridis dan sosiologis. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor yang melatar belakangi terjadinya pernikahan di bawah umur di Kecamatan Gunung Agung, Tulang Bawang Barat, Lampung ini adalah: 1. Tradisi (adat-istiadat), 2. Faktor rendahnya tingkat pendidikan, 3. Faktor hasrat pribadi, 4. Faktor pemenuhan agama. Berdasarkan tinjauan hukum Islam yang digunakan peneliti untuk meninjau pernikahan di bawah umur yang terjadi di Kecanatan Gunung Agung, Tulang Bawang Barat, Lampung sah. Serta kondisi keluarga dari pasangan pernikahan di bawah umur ada yang terlihat tidak harmonis, dan ada juga yang terlihat harmonis meskipun membutuhkan waktu yang lama.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item