PERAN SULTAN ABDUL HAMID DI KESULTANAN BIMA (1773-1817 M)

Kartini Mawaddah, NIM. 12120031 (2016) PERAN SULTAN ABDUL HAMID DI KESULTANAN BIMA (1773-1817 M). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (PERAN SULTAN ABDUL HAMID DI KESULTANAN BIMA (1773-1817 M))
12120031_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (PERAN SULTAN ABDUL HAMID DI KESULTANAN BIMA (1773-1817 M))
12120031_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Sultan Abdul Hamid merupakan sultan Bima yang paling lama berkuasa di Kesultanan Bima dan merasakan dua masa yakni, masa VOC dan Pemerintah Hindia Belanda. Sejak awal islamisasi dan sistem pemerintahan bertransformasi, nilai-nilai Islam mulai ditanamkan dalam pemerintahan dan mengalami perkembangan. Ketika Kompeni berhasil mendudukkan Bima, semua serba sulit dan mengalami penurunan. Eksistensi kesultanan pun mulai terancam karena para sultan diperlakukan layaknya boneka dan banyak merugikan masyarakat Bima. Sejak Sultan Abdul Hamid yaitu pada tahun 1773-1817 M, ia mulai memperhatikan eksistensi Bima meskipun menjadi wilayah protektorat Kompeni. Selain itu, letusan Gunung Tambora juga merupakan masalah besar pada masanya, sehingga ia berupaya untuk memulihkan kembali penderitaan rakyat melalui beberapa kebijakannya. Studi ini mengkaji peranan Sultan Abdul Hamid Muhammad Syah di Bima tahun 1773-1817 M, dengan tujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan tindakan-tindakan yang pernah diambil dan dilakukan sultan selama masa kekuasaannya di Bima. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan biografis dan sosial-politik. Pendekatan biografis digunakan untuk memahami dan mendalami Sultan Abdul Hamid secara individual berdasarkan latar belakang lingkungan serta sosial-kultural di mana ia dilahirkan dan tumbuh dewasa, dan pendekatan sosialpolitik untuk mempelajari kehidupan sosial masyarakat Bima yang berkaitan dengan politik. Adapun teori yng digunakan adalah teori peranan sosial oleh Erving Goffman dan senada pula dengan peranan sosial yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto. Teori ini digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis peranan Sultan Abdul Hamid di Bima. Metode historis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi empat tahap, yaitu: heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Penelitian ini memberikan informasi mengenai keadaan sosial Kesultanan Bima menjelang masa pemerintahan Abdul Hamid, biografi serta peranannya. Dia berupaya menciptakan suasana Bima yang penuh perdamaian tanpa adanya pertumpahan darah dan berupaya memenuhi semua kebutuhan masyarakat melalui kerjasamanya dengan Kompeni. Ia menciptakan lambang kesultanan sebagai simbol kekuatan Bima dan kekuatan Islam di Bima pada saat itu, yang di dalamnya mengandung makna bahwa semua lapisan masyarakat Bima harus tunduk dan taat pada Hukum Hadat dan Hukum Islam. Melalui kerjasamanya dengan Inggris, pendapatan rakyat bertambah daripada sebelumnya yakni melalui perdagangan bebas ala Inggris. Abdul Hamid merupakan sultan yang mempunyai semangat tinggi terhadap sejarah dan kesenian. Ia berhasil menghimpun catatan-catatan sejarah yang sekarang dikenal dengan Catatan Kerajaan Bima, yang berisi tentang kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya yang bisa dibaca oleh generasi sekarang.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Fatiyah, S.Hum, MA.
Uncontrolled Keywords: Kesultanan Bima, Kompeni, peranan
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 17 Oct 2016 08:10
Last Modified: 17 Oct 2016 08:10
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21154

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum