POLITIK TRANSAKSIONAL DI ARAS LOKAL ( DINAMIKA RATIONAL CHOICE MASYARAKAT MUSLIM PADA PEMILIHAM UMUM LEGISLATIF KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2014).

KHOLIQ, NIM. 1130017026 (2016) POLITIK TRANSAKSIONAL DI ARAS LOKAL ( DINAMIKA RATIONAL CHOICE MASYARAKAT MUSLIM PADA PEMILIHAM UMUM LEGISLATIF KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2014). Post-Doctoral thesis, POLITIK TRANSAKSIONAL DI ARAS LOKAL ( DINAMIKA RATIONAL CHOICE MASYARAKAT MUSLIM PADA PEMILIHAM UMUM LEGISLATIF KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2014)..

[img]
Preview
Text (POLITIK TRANSAKSIONAL DI ARAS LOKAL ( DINAMIKA RATIONAL CHOICE MASYARAKAT MUSLIM PADA PEMILIHAM UMUM LEGISLATIF KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2014).)
1130017026_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (8MB) | Preview
[img] Text (POLITIK TRANSAKSIONAL DI ARAS LOKAL ( DINAMIKA RATIONAL CHOICE MASYARAKAT MUSLIM PADA PEMILIHAM UMUM LEGISLATIF KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2014).)
1130017026_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Perilaku politik transaksional kapitalistik, dapat berpotensi melahirkan aktor politisi korup, hal ini disebabkan karena sifat dan gaya yang berpedoman pada nilai-nilai transaksional yang berujung pada kepentingan pribadi. Realitas tersebut berkembang di tengah masyarakat Wonosobo dalam pelaksanaan pemilu legislatif tahun 2014. Perilaku politik transaksional negatif bentuk kapitalistik terjadi antara para aktor politisi, aktor pemodal dengan aktor pemilih. Namun demikian, pada sisi lain dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, perilaku politik transaksional yang berorientasi pada ideologi, penguatan pelembagaan politik dan program kesejahteraaan masyarakat, dapat berdampak positif dalam proses menuju kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan peradaban demokrasi subtantif-bermoral. Dinamika rational choice dalam proses penelitian ini menunjukkan bahwa, sebuah pilihan yang rasional terjadi, jika seseorang terjun ke dunia politik memperjuangkan kepentingan pribadinya. Perjuangan kepentingan aktor politisi tersebut bisa bertentangan dengan kepentingan aktor pemilih, namun bisa juga menciptakan hal-hal yang saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme. Pendekatan pilihan rasional (rational choice), yang menentukan dalam proses pemilu, bukan adanya ketergantungan terhadap ikatan sosial struktural atau ikatan partai yang kuat, melainkan hasil penilaian rasional dari aktor pemilih muslim di Wonosobo terhadap aktor politik yang dipilihnya pada pemilu legislatif tahun 2014. Sehingga pada kenyataannnya, terdapat sebagian aktor pemilih yang mengubah pilihan politik dari satu pemilu ke pemilu lainnya. Fenomena politik tersebut menunjukkan bahwa, terdapat variabel lain yaitu faktor situasional turut mempengaruhi aktor pemilih, ketika menentukan pilihan politik kepada aktor politisi. Hal ini disebabkan seorang pemilih tidak pasif, dan tidak terbelenggu faktor sosiologis, psikologis maupun ideologi partai politik, akan tetapi merupakan individu yang aktif dan bebas bertindak didasarkan xiv pada pengetahuan dan informasi yang diterima. Menurut teori rational choice, faktor-faktor situasional berupa informasi, pengetahuan dan isu politik inilah memiliki peranan yang penting dalam menentukan dan merubah referensi pilihan politik bagi aktor pemilih. Temuan akademik yang dapat peneliti sajikan dalam penelitian pemilu di aras lokal Wonosobo dapat dirumuskan sebagai berikut; Pertama, semakin cepat laju proses demokrasi berjalan di Wonosobo menunjukkan bahwa, kualitas pemilih yang rasional dapat mendukung terhadap kualitas demokrasi substantif-bermoral, karena aktor-aktor politisi mempertimbangkan kemungkinan terjadinya political distrust. Faktor ketidakseimbangan antara kualitas masyarakat sebagai aktor pemilih dengan laju perkembangan demokrasi yang sangat cepat inilah, merupakan sebab terjadinya praktek politik transaksional negatif kapitalistik merambah pada setiap pemilu. Namun demikian dampak positif terhadap perilaku politik transaksional juga dapat meningkatkan partisipasi politik dalam setiap pemilu, hal ini terjadi adanya ikatan transaksi politik antara aktor politisi, aktor pemodal dengan aktor pemilih. Kedua, Perilaku politik transaksioanl kapitalistik adalah sebuah keniscayaan dalam proses demokrasi proseduralistik dalam sistem politik distrik, sehinggga persaingan antar aktor politik sangat kuat dan kompetitif. Disamping itu adanya faktor eksternal yakni menguatnya dunia kapitalistik juga ikut mempengaruhi perilaku politik transaksional tersebut. Dengan demikian, tawaran peneliti yang dapat disampaikan bahwa; (1), Penguatan pelembagaan politik, (2), Reorientasi politik kesejahteraan. Kedua hal tersebut dapat menekan secara efektif terhadap terjadinya political distrust dan dapat berdampak positif terhadap proses pertumbuhan peradaban demokrasi substantif-bermoral.

Item Type: Thesis (Post-Doctoral)
Additional Information: Prof. Drs. H.Yudian Wahyudi, M.A. Ph.D. dan Dr. Munawar Ahmad, M.Si.
Uncontrolled Keywords: Pemilu; Politik; Transaksional
Subjects: Studi Islam
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 07 Oct 2016 10:02
Last Modified: 07 Oct 2016 10:02
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22318

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum