HISTORIOGRAFI FIKIH: STUDI ATAS LITERATUR MANĀQIB, ṬABAQĀT, DAN TĀRIKH AT-TASYRĪ‘

ARIF MAFTUHIN, NIM. 0934717 (2016) HISTORIOGRAFI FIKIH: STUDI ATAS LITERATUR MANĀQIB, ṬABAQĀT, DAN TĀRIKH AT-TASYRĪ‘. Doctoral thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (HISTORIOGRAFI FIKIH: STUDI ATAS LITERATUR MANĀQIB, ṬABAQĀT, DAN TĀRIKH AT-TASYRĪ‘)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (6MB) | Preview
[img] Text (HISTORIOGRAFI FIKIH: STUDI ATAS LITERATUR MANĀQIB, ṬABAQĀT, DAN TĀRIKH AT-TASYRĪ‘)
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Abstract

Disertasi ini berangkat dari dua hal: Pertama, adanya tren historisisme dalam kajian keislaman. Berbagai cabang studi Islam merasa tidak cukup bila tindak mempertimbangkan aspek historis dalam pendekatannya. Kedua, absennya kajian historiografi Fikih di kalangan orientalis maupun di kalangan Muslim sendiri. Padahal studi kesejarahan Fikih, yang tercermin dari menjamurnya literatur Tārikh at-Tasyrī‘, mengalami peningkatan luar biasa pada satu abad terakhir. Ketiga, adanya klaim bahwa literatur Tārikh at-Tasyrī‘ baru muncul pada abad ke- 19, yang ditandai dengan ditulisnya kitab Tārikh at-Tasyrī‘ karya al-Khuḍarī Bik sebagai kitab pertama. Penelitian menggunakan kerangka teoretis yang melihat format historiografi Islam klasik dalam dua model yang paling relevan dengan objek yang diteliti: model historiografi biografis dalam literatur manāqib dan model historiografi leksikografis dalam literatur ṭabaqāt. Karena menjawab masalah historiografi Fikih (hukum Islam), maka fokus penelitian diarahkan kepada manāqib dan ṭabaqāt para tokoh Fikih. Dua literatur klasik ini lalu peneliti jadikan pembanding literatur historiografi hukum Islam modern dalam bentuk Tarīkh at-Tasyrī‘. Peneliti menemukan bahwa meski nomenklatur Tārikh at-Tasyrī‘ memang baru, tetapi literatur Tārīkh at-Tasyrī‘ memiliki sejumlah benang merah dengan literatur-literatur historiografi Fikih terdahulu dari segi objek pembahasannya – hukum Islam dan tokohnya di masa lalu – dan dari segi sumber historiografisnya. Dalam beberapa hal, Tārīkh at-Tasyrī‘ mempunyai kebaruan dari segi tujuan penulisan, kerangka pembahasan, dan cakupan materinya yang lebih luas. Kalau dua literatur klasik itu hanya berbicara tentang manusia, tentang para tokoh Fikih; literatur Tārīkh at-Tasyrī‘ juga berbicara tentang sejarah praktik (Fikih) dan pemikiran (Ushul Fikih) dalam hukum Islam. Salah satu fungsi terpenting dari kedua literatur adalah: literatur manāqib dan ṭabaqāt berfungsi mengukuhkan posisi tokoh fiqih dan mazhabnya; sementara literatur Tārīkh at-Tasyrī‘berfungsi mengugat era yang diapandang sebagai kejumudan ijtihad dan agar kembali seperti dinamika zaman keemasan lahirnya mazhab-mazhab. Untuk mencapai kesimpulan tersebut, penelitian ini menggunakan data primer berupa karya-karya manāqib dan ṭabaqāt dari abad ketiga hingga abad ke- 13 Hijriyah. Sedangkan untuk literatur Tārīkh at-Tasyrī‘, peneliti memanfaatkan berbagai kitab Tārīkh at-Tasyrī‘ yang ditulis pada abad ke-12 hingga ke-14 Hijriyah. Metode kualitatif yang digunakan adalah analisis konten terhadap sebanyak mungkin teks yang dapat ditemukan oleh penelitian ini, tanpa sampling.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Additional Information: Prof. Dr. H. Faisal Ismail
Subjects: Ilmu Agama Islam
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 24 Nov 2016 08:37
Last Modified: 24 Nov 2016 08:37
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22683

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum