KAPITALISASI MUSIK POP RELIGI DI INDONESIA (STUDI KASUS ANTARA TAHUN 2004-2014)

SEPTIAWAN FADLY CANDRA, NIM. 1320511078 (2016) KAPITALISASI MUSIK POP RELIGI DI INDONESIA (STUDI KASUS ANTARA TAHUN 2004-2014). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KAPITALISASI MUSIK POP RELIGI DI INDONESIA (STUDI KASUS ANTARA TAHUN 2004-2014))
1320511078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (KAPITALISASI MUSIK POP RELIGI DI INDONESIA (STUDI KASUS ANTARA TAHUN 2004-2014))
1320511078_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Di Indonesia lagu pop religi sudah muncul sekitar tahun 1970an dengan nama-nama seperti Bimbo, Rhoma Irama, Nasyida Ria, Koes Plus dan lainnya. Namun pada masa itu musik pop religi tidak dapat sambutan yang cukup besar dari kalangan penikmat musik di Indonesia. Pada tahun 2004, muncul band Gigi yang mengeluarkan album religi dengan judul album Raihlah Kemenangan yang booming di masyarakat. Gigi yang sebelumnya telah eksis di industri musik Indonesia dan dikenal sebagai band yang membawakan lagu-lagu dengan lirik bertema cinta, pada bulan Ramadhan berubah haluan menawarkan lagu dengan lirik dakwah. Perubahan itu dibarengi pula dengan atribut yang mereka gunakan diatas panggung dengan berdandan menggunakan pakaian koko yang dikenal sebagai pakaian “islami”. Pasca itu, beberapa musisi dengan tipe seperti Gigi yaitu yang sebelumnya membawakan lagu cinta, mengikuti jejak Gigi memunculkan lagu dengan lirik dakwah yang kemudian dikenal sebagai lagu pop religi. Antara tahun 2004-2014 jumlah lagu pop religi yang dirilis baik berupa album, mini album ataupun single dari beberapa musisi jumlahnya sangat banyak. Hal tersebut cukup unik karena antara tahun tersebut pembajakan kaset dan CD yang menjadi “musuh” dalam industri musik sedang besarbesarnya dan tidak dapat diberantas. Padahal pijakan musisi dalam mengeluarkan sebuah lagu adalah royalti dari penjualan kepingan album mereka baik berupa kaset dan CD. Apakah banyaknya jumlah lagu pop religi yang dirilis itu hanya bertujuan untuk berdakwah semata sehingga merelakan lagunya dibajak? Padahal industri musik sangat erat dengan dunia kapitalis yang prinsipnya yaitu mengeluarkan modal sesedikit mungkin berusaha mendapat keuntungan sebesar-besarnya. Penelitian ini merupakan penelitian budaya, di mana data didapatkan dari sumber tertulis seperti buku, majalah, selain itu digunakan pula wawancara sebagai guna melengkapi data yang sudah ada. Setelah dilakukan kajian, ternyata terdapat berbagai hal yang menyebabkan musik pop religi masih eksis hingga saat ini. Industri musik Indonesia merupakan industri yang dikuasai oleh perusahaan rekaman asing dengan logika kapitalis, di mana yang menjadi dasar pertimbangannya adalah pasar, sehingga motif ekonomi nampak jelas dalam memunculkan karya baik berupa album atau single pop religi. Para pelaku industri terutama Label rekaman membidik Ramadhan sebagai momen yang baik untuk dijadikan pasar baru guna memperoleh keuntungan ekonomi. “Hantu” dalam industri musik yaitu pembajakan seakan hilang sementara ketika Ramadhan tiba. Hal itu nampak dengan tetap eksisnya beberapa musisi yang mengeluarkan lagu-lagu pop religi.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Maharsi, M. Hum.
Uncontrolled Keywords: lagu pop religi
Subjects: Agama Dan Filsafat
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 21 Dec 2016 13:42
Last Modified: 21 Dec 2016 13:42
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23093

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum