KONSEP TAKHSIS NAS DAN RELEVANSINYA DENGAN IDE PEMBAHARUAN HUKUM WARIS ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI INDONESIA

KURSIA BTE NAKKA, NIM. 1320310023 (2016) KONSEP TAKHSIS NAS DAN RELEVANSINYA DENGAN IDE PEMBAHARUAN HUKUM WARIS ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI INDONESIA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KONSEP TAKHSIS NAS DAN RELEVANSINYA DENGAN IDE PEMBAHARUAN HUKUM WARIS ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI INDONESIA)
1320310023_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (KONSEP TAKHSIS NAS DAN RELEVANSINYA DENGAN IDE PEMBAHARUAN HUKUM WARIS ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI INDONESIA)
1320310023_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Dinamika realitas sosial yang sedemikian rupa menyebabkan tidak sedikit ketentuan hukum yang ada, termasuk yang memiliki nas sarih, mulai dipertanyakan beberapa kalangan dengan dalih tidak lagi relevan diterapkan dalam konteks kehidupan sekarang. Kewarisan 2:1 yang secara jelas disebutkan nas, menurut kalangan rasionalis-liberal tidak lagi relevan di Indonesia, dikarenakan perempuan Indonesia mulai ikut berperan dalam urusan nafkah sehingga tidak sedikit anak perempuan yang bertanggungjawab merawat dan menafkahi orang tuanya di masa langsia dan juga saudara-saudaranya. Oleh karenanya, kewarisan 2:1 harus diganti dengan 1:1, kendati terkesan mengabaikan ketentuan dan trasendental nas. Sementara menurut kalangan tekstualis-literal, ketetapan waris 2:1 dianggap tepat dan adil, mengingat besarnya peran dan tanggung jawab materi kaum laki-laki dalam keluarga. Kalangan ini bersikukuh pada literal nas, meski tampak mengabaikan realitas sosial. Untuk menyikapi permasalahan ini dibutuhkan metode penemuan hukum yang mapan, yang diharapkan dapat mengakomodir realitas sosial kekinian dan kedisinian, serta menjembatani dua kelompok berseberangan tanpa harus mendekonstruksi normatifitas ketetapan nass. Mengingat esensi takhsis yang dapat membatasi keumuman nas tanpa membatalkan keberlakuan nas, maka penelitian ini bertujuan mengkaji konsep takhsis nas sebagai metode penemuan hukum dalam Usul Fikih, sekaligus menemukan dan menguraikan relevansi takhsis nas dengan pembaharuan hukum Islam khususnya hukum kewarisan anak laki-laki dan perempuan di Indonesia. Penelitian ini merupakan library research. Dengan pendekatan Usul Fikih, penelitian ini salah satu bentuk penelitian teori hukum Islam. Penelitian berangkat dari teori tentang tiga metode penemuan hukum; bayani, ta’lili dan istislahi. Takhsis nas merupakan bagian dari metode bayani, namun konsep ini mengalami perkembangan tatkala maslahat dijadikan sebagai dalil takhsis (mukhassis), sehingga teori yang digunakan bukan murni literal namun merambah pada unsur istislahi. Bahkan, unsur ta’lili ikut mewarnai ketika prinsip ta’lili digunakan dalam menjabarkan urgensi pembaharuan kewarisan. Hasil kajian menemukan bahwa takhsis dapat dilakukan pada lafal maupun makna nas termasuk pada hukum nas. Maslahat sebagai salah satu mukhassis dapat mentakhsis keumuman hukum nas tatkala penerapan hukum secara umum, pada konteks tertentu menimbulkan mudarat sehingga tidak selaras dengan maqasid syari’ah. Takhsis membatasi keumuman hukum dengan mengeluarkan objek yang terindikasi terkena mudarat tersebut dari keumuman hukum al-‘am. Setelah ditakhsis, objek tersebut tidak lagi terikat dengan hukum al-‘am, namun bisa mendapatkan hukum alternatif yang selaras dengan masqasid syari‘ah. Konsep takhsis nas dipandang relevan untuk merespon ide pembaharuan waris anak laki-laki dan perempuan di Indonesia. Relevansi ini terlihat pada tiga hal; (1) takhsis dapat menjadi sarana metode dalam memberikan ‚pengecualian‛ yang sifatnya kasuistik. Pada kasus di mana anak perempuan memiliki peran viii sama dengan anak laki-laki dalam merawat dan menafkahi orang tuanya dan saudaranya, hukum waris 1:1 dapat diterapkan sebagaimana yang pernah diputuskan Pengadilan Agama Medan. Di lain hal, waris 2:1 tetap berlaku pada masyarakat yang mana perempuan tidak memiliki peran tersebut seperti halnya masyarakat Desa Kaliuntu, (2) takhsis nas mengakui normatififtas nas dan menjaga nilai trasendentalnya, namun tetap merespon realitas sosial, (3) takhsis nas hadir sebagai solusi hukum moderat yang mampu menjembatani dua kelompok pemikiran; kaum tekstualis yang bersikukuh pada kewarisan 2:1, dan kaum liberal yang menyerukan kewarisan 1:1 secara total.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A.
Uncontrolled Keywords: takhsis nas, pembaharuan, waris
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hukum Islam
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 21 Dec 2016 13:48
Last Modified: 21 Dec 2016 13:48
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23098

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum