HUKUM WARIS ANAK DALAM KANDUNGAN (STUDI KOMPARATIF MENURUT IMAM ASY-SYAFI’I DAN IMAM ABU HANIFAH)

TOTO ISWANTO, NIM. 12360007 (2016) HUKUM WARIS ANAK DALAM KANDUNGAN (STUDI KOMPARATIF MENURUT IMAM ASY-SYAFI’I DAN IMAM ABU HANIFAH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text
12360007_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text
12360007_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Anak dalam kandungan merupakan ahli waris karena ia adalah ahliyatu alwujub, yaitu orang yang berhak menerima hak yang berkaitan dengan dirinya tetapi belum mampu melaksanakan kewajiban. Hanya saja pada penerapan pembagian waris mengalami masalah tersendiri karena belum dapat dipastikannya keadaan yang berkaitan dengan dirinya yaitu hidup atau mati, jenis kelamin dan kembar atau seorang. Selain pembagian, ada dua syarat yang harus dipenuhi agar anak dalam kandungan merupakan ahli waris yaitu; ia sudah ada ketika pewaris wafat dan ia dilahirkan selamat. Syarat yang pertama berkenaan dengan waktu minimal dan maksimal usia kandungan yang dapat dianggap sebagai ahli waris. Imam asy-Syafi’i dan Imam Abu Hanifah mamiliki pendekatan masing-masing dalam menentukan batas tesebut, begitu juga dalam praktek pembagian harta waris sebelum anak dalam kandungan lahir kedua Imam ini juga memiliki pendekatan masing-masing. Penelitian ini merupakan studi komparatif yang membahas tentang status waris anak dalam kandungan. Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hukum anak dalam kandungan sebagai ahli waris dalam pandangan Imam asy-Syafi’i dan Imam Abu hanifah. Selain itu Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan menelusuri, menelaah, dan menganalisis literatur atau sumber-sumber yang berkaitan dengan pokok bahasan yang menjelaskan tentang konsep dari metode ijtihad yang digunakan dan relevansinya dimasa sekarang. Penelitian ini bersifat deskriptif dan analitik, dimana metode analisis yang dipakai adalah berupa analisis komparatif, yaitu dengan membandingkan data yang diperoleh berkaitan dengan hukum waris anak dalam kandungan menurut Imam asy-Syafi’i dan Imam Abu Hanifah sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa anak dalam kandungan merupakan ahli waris dan berhak atas harta waris sebagaimana ahli waris lainnya walaupun keadaannya belum dapat diketahui dengan menggunakan dalil dari hadis riwayat Abu Hurairah. Imam asy-Syafi’i menetapkan syarat batas usia maksimal kandungan adalah empat tahun dengan menggunakan pendekatan ’Urf dan Istiqra’, sedangkan Imam Abu Hanifah lebih menggunakan fatwa Sahabat sebagai landasan hukum syarat batas maksimal anak dalam kandungan yaitu dua tahun. Adapun pada cara pembagain kedua Imam sama-sama menggunakan metode ‘Urf. Upaya ijtihad yang telah dilakukan bertujuan untuk tetap terjaganya hak setiap individu yaitu anak dalam kandungan anak yang masih didalam kandungan karena tujuan syariat adalah kemaslahatan. Menjaga hak waris anak dalam kandungan merupakan salah satu tujuan maqasid syariah daruriyah (keniscayaan) yang memiliki 5 (lima) point utama: hifz al-din (perlindungan agama), hifz an-nafs (perlindungan jiwa-raga), hifz al-‘aql (perlindungan akal) dan hifz al-mal (perlindungan harta), hifz al-nasl (perlindungan keturunan).

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Ahmad Ansaful Marom, S.H.I., M.A
Uncontrolled Keywords: Waris, Anak Dalam Kandungan, Maqasid Syariah
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 22 Dec 2016 09:19
Last Modified: 22 Dec 2016 09:19
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23158

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum