ELIT, CULTURE CAPITAL, DAN SABDA RAJA DALAM SUKSESI KEPEMIMPINAN DIY DI KERATON MAUPUN GUBERNUR

MUHAMMAD ABDUL RAHIM, NIM. 10370047 (2016) ELIT, CULTURE CAPITAL, DAN SABDA RAJA DALAM SUKSESI KEPEMIMPINAN DIY DI KERATON MAUPUN GUBERNUR. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ELIT, CULTURE CAPITAL, DAN SABDA RAJA DALAM SUKSESI KEPEMIMPINAN DIY DI KERATON MAUPUN GUBERNUR)
10370047_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (ELIT, CULTURE CAPITAL, DAN SABDA RAJA DALAM SUKSESI KEPEMIMPINAN DIY DI KERATON MAUPUN GUBERNUR)
10370047_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Setelah ditandatanganinya perjanjian giyanti, maka sejak itulah kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri. Kasultanan tersebut dipimpin oleh seorang sultan. Pemimpin kasultanan dikukuhkan berdasarkan buadaya patriarki. Sehingga sultan yang memimpin lebih sering seorang laki-laki. Hal yang menjadi polemik saat ini, Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai sultan/raja kesepuluh yang memegang tahta kasultanan tidak memiliki putra mahkota. Tetapi beberapa bulan lalu, Sri Sultan HB X mengukuhkan putri sulungnya sebagai putri mahkota melalui sabda dan dawuh raja. Pengukuhan ini tidak serta merta putri sulungnya mewarisi kedudukan Sultan HB X. Keraton Ngayogyakarta memiliki paugeran yang menjadi dasar cara menentukan siapa penerus tahta Keraton. Paugeran tersebut terbentuk dari adat istiadat dan kebudayaan para leluhur Keraton Ngayogyakarta. Hal inilah yang menjadi daya tarik peneliti untuk meneliti, apakah sabda raja yang dititahkan merupakan bentuk kesepakatan para elit keraton yang berpijak pada culture capital dalam suksesi kepemimpinan dan Bagaimana elit keraton membangun culture capital dalam suksesi kepemimpinan. Atas dasar fenomena tersebut penelitian ini menggunakan teori Fungsionalisme dengan pendekatan induktif melalui kritikal analisis dari fenomena sosial politik sosial politik. Fungsionalisme membeberkan bagaimana aktor dalam struktur sistem sosial tatanan kemasyarakat dapat menjalankan status dan perannya dengan baik, sehingga membentuk keseimbangan dan mendapat pencapaian. Data dari penelitian ini diperoleh melalui dokumendokuman yang ada. Dokumen tersebut berupa buku, artikel, jurnal, koran, majalah, ataupun literatur. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis dengan pendekatan induktif kemudian dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, sabda raja bukan kesepakatan para elit keraton. Sabda raja murni keluar dari pribadi raja sendiri tanpa ada pihak internal yang ikut andil berkaitan dengan keluarnya sabda raja. Sabda raja tersebut bertentangan dengan paugeran Keraton yang selama ini berlaku dalam menentukan penerus tahta Keraton. Dalam paugeran Keraton, penerus raja ditentukan dengan musyawarah terlebih dahulu oleh internal Keraton yang memiliki hak. Sabda raja yang bertentangan dengan paugeran keraton dapat disebut sebagai tindakan kesewenang-wenangan. Culture capital elit Keraton terbangun berdasarkan aturan keraton/paugeran yang sejak dulu ditetapkan dan diwariskan kepada para elit keraton yang sekarang ini. Elit keraton sekarang berusaha untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya yang sudah ada. Sabda raja tersebut juga bertentangan dengan kaidah Islam, karena dalam Islam pemimpin ditentukan melalui musyawarah terlebih dahulu oleh anggota masjelis syura / Ahl al-hall wa al-‘Aqd sehingga pemimpin yang terpilih memiliki legalitas yang diakui oleh semua orang.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. SUBAIDI, S.Ag, M.Si
Uncontrolled Keywords: Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Sultan/Raja, Sabda Raja, Culture Capital, Suksesi Kepemimpinan.
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Jinayah Siyasah (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 22 Dec 2016 09:56
Last Modified: 22 Dec 2016 09:56
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23173

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum