AGAMA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ANALITIK LUDWIG WITTGENSTEIN

DOFI OKTIAN, NIM. 12510081 (2016) AGAMA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ANALITIK LUDWIG WITTGENSTEIN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (AGAMA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ANALITIK LUDWIG WITTGENSTEIN)
12510081_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (AGAMA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ANALITIK LUDWIG WITTGENSTEIN)
12510081_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (948kB)

Abstract

Ludwig Wittgenstein merupakan salah satu filsuf analitik abad ke-20. Pemikirannya dalam bidang filsafat terbagi menjadi dua periode, yaitu periode pertama atau Wittgenstein I berdasarkan bukunya Tractatus Logico-philosophicus yang berisi tentang bagaimana mengatasi permasalahan dalam filsafat dengan menggunakan analisis bahasa yang didasarkan pada penggunaan logika bahasa. Kemudian periode kedua atau Wittgenstein II berdasakan pada karyanya Philosopical Investigations yang memuat tentang bagaimana bahasa biasa atau bahasa sehari-hari digunakan untuk menganalisis persoalan-persoalan filsafat dengan konsepnya yang disebut permainan bahasa (language games). Agama dalam perspekif filsafat analitik dianggap sebagai suatu persoalan yang tidak mengandung arti. Namun demikian, agama tidak bisa terlepas dari pembahasan filsafat yaitu membahas mengenai segala yang ada. Dengan menggunakan metode analisis bahasa Wittgenstein, penulis mencoba untuk mengkaji tentang bagaimana makna agama dari sudut pandang filsafatnya. Karena dalam pemikirannya, dia tidak sepenuhnya menolak hal-hal yang bersifat metafisika―dalam hal ini kepercayaan agama―sebagaimana para filosof analitik lainnya. Hal tersebut dapat dilihat terutama dalam pemikirannya pada periode kedua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada dua makna agama jika dilihat dari sudut pandang filsafat analitik Ludwig Wittgenstein. Pertama, berdasarkan pemikirannya pada periode Wittgenstein I, agama dianggap sebagai persoalan yang tidak memiliki makna. Hal ini sejalan dengan pendapat sebagian besar para filosof analitik. Kedua, berdasarkan pemikirannya pada periode Wittgenstein II, agama dimaknai sebagai suatu bentuk kehidupan (form of life). Dalam hal ini, form of life memiliki arti bermacam-macam

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Robby H. Abror, S.Ag, M.Hum
Uncontrolled Keywords: Ludwig Wittgenstein, agama, makna
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 22 Dec 2016 15:34
Last Modified: 22 Dec 2016 15:34
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23233

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum