MEKANISME GANTI RUGI DI PASAR SENI NADZAR MALIOBORO(PERSPEKTIF NORMATIF, YURIDIS DAN SOSIOLOGI HUKUM ISLAM)

BAIHAKI, NIM 12380080 (2016) MEKANISME GANTI RUGI DI PASAR SENI NADZAR MALIOBORO(PERSPEKTIF NORMATIF, YURIDIS DAN SOSIOLOGI HUKUM ISLAM). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (MEKANISME GANTI RUGI DI PASAR SENI NADZAR MALIOBORO (PERSPEKTIF NORMATIF, YURIDIS DAN SOSIOLOGI HUKUM ISLAM))
12380080_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (MEKANISME GANTI RUGI DI PASAR SENI NADZAR MALIOBORO (PERSPEKTIF NORMATIF, YURIDIS DAN SOSIOLOGI HUKUM ISLAM))
12380080_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Yogyakarta adalah kota tujuan wisata yang menampung banyak orang baik dari kalangan pelajar maupun masyarakat umum yang berasal dari luar kota maupun luar negeri sekalipun, yang mana sebagian besar bermaksud untuk berwisata melihat keindahan kota yogyakarta beserta destinasi wisata alam maupun wisata belanja. Sebagai kawaan wisata,Malioboro menawarkan beragam kuliner maupun cinderamata serta tempat berbelanja yang nyaman dan banyak pilihannya. Dari sekian banyak pusat belanja, adanya beberapa yang mempunyai kebijakan tersendiri, dimana pengelola toko souvenir memberlakukan klausulbaku secara tersendiri. Misalnya pada bagian etalase tempat dipajangnya kerajian-kerajian terdapat ketentuan “memecahkan berarti membeli”. Hal ini menarik bagi penulis untuk meneliti kebijakan tersebut dengan sudut pandang normmatif, yuridis dan sosiolgi hukum Islam. Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan (field research). Subjek penelitiannya adalah pengelola pusat belanja konsumen dan objek penelitian adalah mekanisme ganti rugi di Pasar Seni Nadzar. Penelitian ini menggunakan perspektif normatif, yuridis dan sosiologi hukum Islam.Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa; Dalam kajian normatif, praktik ganti rugi (ta’wi>d) di Pasar Seni Nadzar Malioboro tidak sah menurut syara’, karena akad ta’wi>d yang digunakan dalam ganti rugi ini Namun jika dihubungkan dengan rukun-rukun akad dan syarat-syarat akad secara umum, ada salah satu dari syarat- syarat keabsahan akad (syurūṭ aṣ-ṣiḥḥaḥ) yang belum terpenuhi, yaitu; persetujuan ijab dan kabul itu harus dicapai secara bebas tanpa adanya unsur paksaan dari pihak manapun. Selain itu syarat keabsahan akad yang dilanggar lainnya ialah bahwa penyerahan objek akad tidak menimbulkan kerugian dan apabila menimbulkan kerugian maka akad fasid. Padahal jelas bahwa dengan adanya penggunaan klausul baku dalam praktik ganti rugi tersebut, ada salah satu pihak yang dirugikan yaitu; konsumen. Dalam kajian yuridis, penggunaan klausul baku dalam ganti rugi di Pasar Seni Nadzar Malioboro tidak sah menurut hukum. Praktik ganti rugi tidak sah karena klausul baku yang ditetapkan bertentangan dengan Undang- Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 Pasal (8) ayat (2). Tinjauan sosiologi hukum Islam, pelaksanaan ganti rugi yang menggunakan klausul baku ini bertentangan dengan perundang-undangan. Namun praktik tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang berlangsung terusmenerus, meskipun kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang bertentangan dengan syara’(‘urf fa>sid).Adapun ‘urf fa>sid, diharuskan untuk ditinggalkan, karena memeliharanya itu berarti menentang dalil syara’ atau membatalkan dalil syara’. Kata Kunci: Ganti Rugi,Ta’wi>d, Klausul Baku, Undang-undang Perlindungan Konsumen.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Mochamad Sodiq, S.Sos., M.Si.
Uncontrolled Keywords: Ganti Rugi,Ta’wi>d, Klausul Baku, Undang-undang Perlindungan Konsumen.
Subjects: Muamalat
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Muamalah (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 19 Jan 2017 13:40
Last Modified: 19 Jan 2017 13:40
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23613

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum