KEMELUT TEOLOGIS: ANTARA KATOLIKISME, MISTISISME DAN PAGANISME DALAM BLESS ME, ULTIMA

Minderop, Albertine (2012) KEMELUT TEOLOGIS: ANTARA KATOLIKISME, MISTISISME DAN PAGANISME DALAM BLESS ME, ULTIMA. ADABIYYAT, Vol.11 (No. 2). pp. 240-278. ISSN 1412-3509

[img]
Preview
Text (KEMELUT TEOLOGIS: ANTARA KATOLIKISME, MISTISISME DAN PAGANISME DALAM BLESS ME, ULTIMA)
Albertine Minderop - KEMELUT TEOLOGIS ANTARA KATOLIKISME MISTISISME DAN PAGANISME DALAM BLESS ME ULTIMA.pdf - Published Version

Download (336kB) | Preview

Abstract

Novelists aspire to universal truths, and assert that people are basically the same in all places and all times. Novelists ultimately look within themselves to find their words and ideas then explore the subjective realm of the self that, though molded by the social and cultural pressures of their own place and time, acquires suppleness through immersion in a deep literary tradition. This research is the analysis of a novel, Bless Me, Ultima, written by Rudolfo Anaya. The protagonist in this novel is Antonio, a six-year old boy who has theological confusion. His mother is very religious, quiet and patient; while his environment is full of violence, murder, and injustice. Some of his friends are non-believers and Ultima, a mystical, old woman has a great influence on him. He regards her as a wise person who can give him secure and peaceful feeling. In his way to be grown up and mature, he is asking the existence of God to answer his questions about unpleasant things and the mystery of life. When he thinks God never answers his questions, he turns to paganism – following his friends to worship the golden carp. A tragedy happens to one of the pagans, then he turns to mysticism where he can get peace and secure feeling, though he still calls the name of God. The method of the research used is hermeneutics – the method of interpretation of the literary texts; the approaches used in this research are literature and philosophy. Para novelis mencita-citakan kebenaran universal, dan menegaskan bahwa manusia pada dasarnya sama di semuatempat dan masa. Mereka akhirnya memandang ke dalam diri mereka untuk menemukan kata-kata dan gagasan mereka kemudian menjelajah ranah subjektif diri yang, meskipun dibentuk oleh tekanan sosial dan budaya pada tempat dan masa mereka, mendapatkan kelenturannya melalui penyatuannya dalam tradisi sastra yang mendalam. Penelitian ini adalah analisis sebuah novel, Bless Me, Ultima, yang ditulis Rudolfo Anaya. Protagonis novel ini adalah Antonio, seorang anak lelaki berusia enam tahun yang mengalami kebingungan teologis. Ibunya sangat relijius, pendiam, dan sabar; sementara lingkungannya dipenuhi kekerasan, pembunuhan, dan ketidakadilan. Beberapa temannya bukanlah orang yang beriman, dan Ultima, seorang wanita tua mistis memiliki pengaruh besar dalam dirinya. Antonio menganggapnya sebagai orang bijak yang dapat memberinya rasa aman dan damai. Dalam prosesnya menjadi dewasa dan matang, ia mempertanyakan keberadaan Allah untuk menjawab pertanyaanpertanyaannya tentang hal-hal yang tidak menyenangkan dan misteri kehidupan. Ketika ia berpikir Allah tidak pernah menjawab pertanyaan-pertanyaannya, ia berpaling pada paganisme—mengikuti teman-temannya menyembah seekor ikan mas. Ketika sebuah tragedi terjadi pada salah satu teman pagannya, ia berpaling pada mistisisme yang memberinya ketenangan dan rasa aman, meskipun ia masih menyebut-nyebut Allah. Metode penelitian ini adalah hermeneutik—metode penafsiran teks-teks karya sastra, adapun pendekatan yang digunakan adalah satra dan filsafat. Kata kunci: Katolikisme; konsep ketuhanan; mistisisme; paganisme.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Katolikisme, konsep ketuhanan, mistisisme, paganisme.
Subjects: Masyarakat Islam
Divisions: Jurnal > 5. Adabiyat
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 31 Jan 2017 13:42
Last Modified: 31 Jan 2017 13:42
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23762

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum