PEREMPUAN MENURUT PANDANGAN HAMKA

ARI AJI WIJAYANTI, NIM. 09510015 (2016) PEREMPUAN MENURUT PANDANGAN HAMKA. Skripsi thesis, UIN SINAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (PEREMPUAN MENURUT PANDANGAN HAMKA)
09510015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (PEREMPUAN MENURUT PANDANGAN HAMKA)
09510015_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Mengakarnya fenomena bias gender dalam masyarakat Muslim membuat perempuan mengalami ketidakadilan, kekerasan, diskriminasi, dan ekploitasi. Mereka terkurung dalam aturan-aturan yang sangat membatasi, baik itu dalam wilayah publik maupun domestik. Secara ekternal, penyebab ketidak adilan perempuan adalah realitas sosial politik maupun ekonomi global yang masih berpihak pada pelestarian budaya patriarki. Sedangkan secara internal persoalan mendasar mengenai kondisi perempuan di dalam Islam disebabkan oleh adanya ajaran yang tidak ramah perempuan atau bias gender. Pada umumnya, umat Islam lebih banyak memahami agama secara dogmatis, bukan berdasarkan penalaran kritis dan rasional, khususnya pengetahuan agama yang berkaitan dengan kedudukan perempuan dan perannya dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak heran bahwa yang muncul adalah pemahaman yang ahistoris. Pemahaman terhadap relasi laki-laki dan perempuan di masyarakat lebih banyak mengacu kepada pemahaman tekstual terhadap teks-teks suci serta mengabaikan aspek kontekstualnya yang lebih mengedepankan prinsip egaliter dan akomodatif terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Diskursus feminisme dalam Islam memunculkan metode penafsiran kembali untuk teks atau ayat yang berkenaan dengan perempuan. Menurut Amina Wadud untuk memperoleh suatu kesimpulan makna suatu teks atau ayat harus menghubungkan ayat tersebut dengan tiga aspek. Yang pertama adalah dalam konteks apa sutu teks tersebut ditulis, (jika dikaitkan dengan Al-Quran, dalam konteks apa ayat itu diwahyukan). Yang ke dua adalah bagaimana komposisi tata bahasa teks atau ayat terebut (pengungkapannya, apa yang dikatakannya). Yang ke tiga adalah bagaimana keseluruhan teks atau ayat tersebut, Weltanschauung-nya atau pandangan hidupnya. Sehingga akan jelas maksud dari ayat tersebut diwahyukan. Hamka adalah seorang cendekiawan muslim Indonesia yang membicarakan mengenai kedudukan perempuan dalam Islam. Hamka menghadirkan tafsiran baru mengenai kedudukan perempuan dalam Islam dan berupaya untuk mengangkat kembali derajat perempuan yang telah berabad-abad tertimbun budaya patriakhi dalam Islam. kedudukan perempuan dalam Islam adalah mendapatkan jaminan yang tinggi dan mulia, jelas dan nyata kesamaan tugasnya denga laki-laki, sama-sama memikul kewajiban dan sama-sama mendapatkan hak. Mereka memiliki tugas yang sama dalam menegakan agama, kebaikan, kebenaran dan keadilan dalam pembangunan masyarakat. Perempuan sebagai seorang individu secara kodrati tidak berbeda dengan sesama manusia lainnya. Perempuan sebagai mahluk, memiliki potensi kreatif dan hak untuk memainkan peran sosial, ekonomi, politik, dan budaya dalam masyarakat. Manusia pada hakekatnya, antara laki-laki dan perempuan, diciptakan setara oleh Tuhan. Mereka memiliki tugas yang sama dalam mengerjakan kebaikan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Sudin, M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Perempuan, Feminisme, Islam, Hamka
Subjects: WANITA DALAM ISLAM
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Filsafat Agama (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 21 Mar 2017 10:15
Last Modified: 21 Mar 2017 10:15
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24211

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum