KONSEP KESATUAN WUJUD (Analisis Filosofis atas Puisi-puisi Abdul Hadi W.M)

MUHAMMAD RASYIDI, NIM. 11510048 (2016) KONSEP KESATUAN WUJUD (Analisis Filosofis atas Puisi-puisi Abdul Hadi W.M). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (KONSEP KESATUAN WUJUD (Analisis Filosofis atas Puisi-puisi Abdul Hadi W.M))
11510048_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (KONSEP KESATUAN WUJUD (Analisis Filosofis atas Puisi-puisi Abdul Hadi W.M))
11510048_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Persoalan tentang Tuhan baik dalam esensi atau eksistensinya tidak pernah final. Bila ada satu satu tesis tentang Tuhan, maka akan bermunculan ragam antitesis tentang Tuhan. Begitulah dalam sejarahnya, konsepsi tentang Tuhan selalu berubah dan aktual dari masa ke masa. Para kaum sufi mempunyai konsepsi tersendiri dalam memandang Tuhan. Khususnya mereka yang menganut paham wahdat al-wujud. Wahdat al-wujud dalam bahasa Inggris disebut dengan unity of being atau unity existence merupakan sebuah paham yang memandang bahwa tidak ada wujud selain wujud Tuhan. Wujud-wujud di alam raya ini hanyalah ilusi, yang mutlak adalah wujud Tuhan. Secara subtansial, Tuhan merupakan ruh dari alam semesta, sehingga wujud-wujud di alam raya juga wujud Tuhan dalam bentuk nama-nama yang mungkin. Sementara wujud Tuhan secara mutlak bukanlah alam raya ini, melainkan Wujud yang “Satu” yang tak bisa dicerap oleh indra. Pada sisi yang lain, paham kesatuan wujud memandang bahwa manusia dengan Tuhan bisa “menyatu” secara spiritual, secara ontologis bukan epistemological. Proses penyatuan itu bisa dilakukan dengan men-fana-kan diri, sehingga ia terpilih oleh sebagai tempat berjalli-Nya Tuhan. Dalam konteks itulah dua jenis yang berbeda itu (Tuhan dan manusia) bersatu. Pada umumnya, mereka yang mengalami penyatuan dengan Tuhan akan mengungkapkan kalimat syathahiyat, menganggap bahwa dirinya bertemu Tuhan, menyaksikan Tuhan. Ungkapan-ungkapan itu kadangkala serupa puisi yang kaya metafor, sehingga perlu penafsiran ulang. Misalnya, al-Hallaj mengungkapkan “ana al-Haqq” yang secara harfiah bermakna aku adalah Tuhan, tidak bisa diterima begitu saja. Karena hal itu merupakan ungkapan dalam keadaan fana, dalam keadaan hilang kesadarannya sebagai manusia. Abdul Hadi dengan puisi-puisinya mempunyai ungkapan-ungkapan yang mirip dengan hal tersebut. Salah satu puisinya adalah “Tuhan, Kita Begitu Dekat”, sekalipun puisi ini tidak seperti “ana al-Haqq”, namun dekat dalam pengertian ini juga berarti bersatu dengan Tuhan. Puisi-puisi Abdul Hadi jika tidak berdasar pada pengalamannya, maka ia berdasar pada analasis-analisisnya terhadap kesatuan wujud pada sufi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dan bersifat kepustakaan (liberary research) dengan bentuk analitis hermeneutik. Penelitian ini menggunakan pendekatan tematis-filosofis, untuk mengetahui pandangan Abdul Hadi tentang kesatuan wujud dalam puisi-puisinya. Objek material dari penelitian ini adalah puisi ketuhanan Abdul Hadi dan wahdat alwujud sebagai objek formal. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan dan menganilisis konsep kesatuan wujud dalam pandangan Abdul Hadi W.M secara filosofis.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. H. Syaifan Nur, M.A.
Uncontrolled Keywords: Tuhan, Kesatuan Wujud (wahdat al-wujud), Puisi, Abdul Hadi
Subjects: Agama Dan Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Filsafat Agama (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 01 Mar 2017 15:42
Last Modified: 01 Mar 2017 15:42
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24240

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum