GENEALOGI PEMIKIRAN PENDIDIKAN DALAM SISTEM PERKADERAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (1961-2015)

AZAKI KHOIRUDIN, SPDI, NIM. 1420411076 (2017) GENEALOGI PEMIKIRAN PENDIDIKAN DALAM SISTEM PERKADERAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (1961-2015). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (GENEALOGI PEMIKIRAN PENDIDIKAN DALAM SISTEM PERKADERAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (1961-2015))
1420411076_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (4MB) | Preview
[img] Text (GENEALOGI PEMIKIRAN PENDIDIKAN DALAM SISTEM PERKADERAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (1961-2015))
1420411076_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Tesis ini meneliti tentang genealogi pemikiran pendidikan dalam sistem perkaderan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), yaitu salah satu organisasi perkaderan Muhammadiyah yang fokus di dunia pelajar dan pendidikan. Untuk mendidik para anggotanya, IPM memiliki pedoman pelatihan yang disebut dengan Sistem Perkaderan Ikatan (SPI). Melalui SPI, ideologi dan paradigma berpikir IPM ditanamkan kepada para anggotanya. Sejak kelahiran IPM (1961), SPI mengalami 4 (empat) kali rekonstruksi yaitu SPI Merah (1986), SPI Biru (1994), SPI Hijau (2002), dan SPI Kuning (2014). Menariknya rekonstruksi SPI selalu disertai dengan perubahan orientasi pendidikan. Atas dasar itu, penelitian ini akan menjawab permasalahan yang mencakup dinamika perubahan, gagasan pendidikan, dan karakter kader dalam sistem perkaderan IPM. Untuk menjawab permasalahan tersebut, tesis ini menggunakan kerangka teori genealogi (Foucault), gagasam pendidikan (Knight), dan sosiologi pengetahuan (Berger dan Luckmann), yakni eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi serta menggunakan pendekatan sejarah pemikiran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan pemikiran pendidikan, selalu diawali perubahan politik dan rezim intelektual. Pertama, dinamika perubahan sistem perkaderan IPM menunjukkan bahwa SPI Merah lahir di era rezim Orde Baru I yang mengeluarkan kebijakan Pancasila sebagai asas tunggal. Dengan doktrin "Tri Tertib" (Tertib Ibadah, Tertib Belajar dan Tertib Organisasi) menunjukkan paradigma developmentalisme IPM. SPI Biru lahir pasca perubahan IPM menjadi IRM akibat kebijakan otoriter Orde Baru II, yaitu tidak ada organisasi pelajar selain OSIS di sekolah Paradigma SPI Biru sama dengan SPI Merah, namun lebih pragmatis-inklusif. SPI Hijau lahir sebagai pendukung manifesto GKT (Gerakan Kritis-Transformatif) di era Reformasi, lebih menampilkan gerakan populis. SPI Kuning lahir setelah perubahan nama IRM ke IPM atas desakan Muhammadiyah. Karena itu SPI Kuning sebagai pendukung konsep GPB (Gerakan Pelajar-Berkemajuan) di era kosmopolitan. Kedua, perubahan sistem perkaderan IPM berpengaruh pada perubahan gagasan pendidikan. SPI Merah yang bercorak doktrinal-konservatif termasuk pendidikan aliran perenialisme, karena menggunakan kurikulum konvensional dan lebih berorientasi pada kesalehan individual. SPI Biru yang bercorak liberal-pragmatis termasuk pendidikan aliran esensialisme, karena meskipun menggunakan kurikulum konvensional, tetapi fleksibel, inklusif dan fokus pada keterampilan hidup. SPI Hijau yang bercorak kritis-partisipatoris lebih dekat dengan aliran progresivisme, karena menggunakan kurikulum pendidikan populer dan berorientasi pada masalah-masalah aktual. SPI Kuning yang ix bercorak integratif-interkonektif dapat dimasukkan pendidikan aliran rekonstruksionisme, karena menggunakan kurikulum tematik yang sesuai dengan problem aktual, tetapi beorientasi pada masa depan. Ketiga, karakter kader dipengaruhi dinamika perubahan dan gagasan pendidikan sistem perkaderan IPM. Dalam SPI Merah lebih banyak menerapkan metode pedagogi, indoktrinasi dan problem solving, sehingga melahirkan "generasi militan" yang ideologis. SPI Biru menerapkan metode pedagogis sekaligus andragogi disertai analisis SWOT, maka melahirkan "generasi kreatif". SPI Hijau menggunakan metode andragogi, partisipatoris, demokratis dan ANSOS (Analisis Sosial) untuk membentuk karakter "generasi kritis". SPI Kuning dengan pendekatan integratif-interkonektif antara pedagogi, andragogis, dan heutagogi dan Appreciative Inquiry (AI) sebagai pendekatan inovasi sosial, maka SPI Kuning diarahkan pada pembentukan "generasi progresif" yang mampu membaca dan menangani problem sosial berdasarkan al-Qur‟an dan al-Sunnah dan sains di era global yang dilandasi etika agamis dan kosmopolitan.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, S.U.
Uncontrolled Keywords: Genealogi, Pemikiran Pendidikan, dan Sistem Perkaderan IPM
Subjects: Pendidikan Islam (Pesantren)
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Pendidikan Islam
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 23 Mar 2017 08:30
Last Modified: 23 Mar 2017 08:30
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24602

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum