ETIKA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI

Ashiddiqi Fahmi Basya Albar NIM. 01530578, (2009) ETIKA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (ETIKA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI)
BAB I,V.pdf - Published Version

Download (705kB) | Preview
[img] Text (ETIKA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI)
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (245kB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mencari jawaban terhadap fenomena yang terjadi selama bertahun-bertahun yaitu komersialisasi air. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui implikasi dari pemahaman tersebut bagi kesadaran pelestarian alam untuk masyarakat secara umum. Selain itu juga secara khususnya untuk mengetahui implikasi dari pemahaman hadits Nabi terhadap persoalan nyata bagi lingkungan khususnya di Indonesia yang sering dilanda kekurangan air bersih dan sehat. Dengan harapan memberikan kontribusi bagi khazana keilmuan dalam studi sunber daya air dan teks normatif. Penelitian ini pada prinsipnya bercorak library murni. Semua sumber berdasarkan bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Karena studi ini membahas hadits-hadits tentang air, maka sumber utama adalah kitab-kitab haditas dan syarah yang ada kaitannya dengan air. Untuk memperoleh data-data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan secara akademis, maka metode yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian ini adalah metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Air merupakan sumber kehidupan manusia, atau dengan ungkapan lain bahwa eksistensi kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dengan air. Karena begitu urgen peranan air dalam kehidupan manusia, maka tidak aneh ketika pemerintah Indonesia membuat sederetan aturan tentang sistema pengelolaan air.(2) Hadits nabi merupakan sumber hokum kedua setelah al-Qur’an. Dikatakan sebagai sumber kedua karena hadits dalam kedudukannya adalah sebagai penjelas al-Qur’an. Artinya, rasul menjelaskan baik dengan lisan, perbuatan, maupun taqrir, hal-hal yang masih bersifat global dalam al- Qur’an. Dalam al-Qur’an juga diterangkan sebagai suri teladan bagi manusia, serta yang wajib ditaati dan memiliki wewenang (kekuasaan) untuk membuat suatu aturan. Dengan demikian, hadits dalam makna perkataan, perbuatan dan taqrir nabi Muhammad SAW menduduki posisi yang sangat penitng sebagai pedoman yang harus dipegang dan dipatuhi bersama al-Qur’an oleh umat Islam. (3) Dalam konteks Indonesia dengan melihat hadis-hadis nabi tersebut maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam rangka menanggulangi krisis air, yaitu; membuat sumur resapan, penegakan hukum, dan pemanfaatan teknologi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Alfatih Suryadilaga, M.Ag dan Drs. Indal Abror, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Etika, Pengelolaan, Sumber Daya Air, Perspektif, Hadits, Nabi
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 08 Aug 2012 21:39
Last Modified: 25 May 2015 15:33
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2474

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum