KEPERCAYAAN TERHADAP AL-QUR’AN DI KALANGAN MASYARAKAT SASAK PENGANUT AJARAN ISLAM WETU TELU DI BAYAN

NAJAMMUDIN, NIM. 01530520 (2005) KEPERCAYAAN TERHADAP AL-QUR’AN DI KALANGAN MASYARAKAT SASAK PENGANUT AJARAN ISLAM WETU TELU DI BAYAN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KEPERCAYAAN TERHADAP AL-QUR’AN DI KALANGAN MASYARAKAT SASAK PENGANUT AJARAN ISLAM WETU TELU DI BAYAN)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (5MB) | Preview
[img] Text (KEPERCAYAAN TERHADAP AL-QUR’AN DI KALANGAN MASYARAKAT SASAK PENGANUT AJARAN ISLAM WETU TELU DI BAYAN)
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Al-Qur'an dan Hadis adalah dua sumber hukum Islam, yang keduanya menjadi pedoman dalam kehidupan umal Islam. Dari keduanya terdapat aturan-aturan yang telah ditentukan untuk menjalani kehidupan ini sebagai seorang muslim, baik dalam hal hubungan antara manusia dengan Allah maupun manusia dengan masyarakat nya. Karena masyarakat juga berperan penting dalam perkembangan Islam selanjutnya. Dan dalam mayarakat, tradisi dan kebiasaan atau adat istiadat yang ada di dalam masyarakat juga menjadi hal yang penting yang ikut serta menentukan perkembangan agama Islam di dalam masyarakat. Hal tersebut seperti yang terjadi pada masyarakat desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Islam yang ada pada masyarakat Bayan ini terbagi menjadi dua yaitu, penganut ajaran Islam Wctu Tclu dan Penganut ajaran Islam Wctu Lima yang antara keduanya sangat berbeda meskipun keduanya menempati lokalitas yang sama. Perbedaan dari kedua pandangan itu sangat jelas adalah dalam hal ibadah. Dalam beribadah, penganut ajaran Islam Wctu Lima cenderung sama dengan muslim pada umuinnya. Scmentara pada masyarakat penganut ajaran Islam Wel'j Telu. ajaran Islam yang mereka anul masih diwarnai oleh kepcrcayaan terhadap nenek moyang dan adat istiadat setempat. Mereka hanya mengenal tiga rukun Islam saja yaiiu, syahadat yang hanya dilakukan pada saat akad nikah saja, kemudian kewajiban ibadah sholat dan puasa hanya berlaku bagi seorang kiyai saja. Sehingga bagi orang biasa hal itu tidak perlu dilakukan, karena seorang kiyai dalam kepercayaan mereka adalah orang yang suci dan terbebas dari dosa, dan kiyai itulah yang akan menanggung segala urusan akhirat. Adapun kewajiban masyarakat biasa hanyalah taat pada kiyai dan membayar zakat pada kiyai. Hal itulah yang menarik bagi penulis untuk meneliti lebih jauh, bagaimana scbenarnya mayarakat penganut ajaran Islam Wctu Tclu memahami al-Qur'an sebagai pedoman bagi kehidupan orang Islam, khususnya dalam hal beribadah. Dalam pcnclilian ini, penulis menggunakan pcndckatan fcnomenologi agama, dengan pcndckatan ini penulis bcrusaha mengungkap takta rcligius yang dalam situasi dan kondisi tcrlcntu menjadi sualu realitas yang ada dalam masyarakat. Adapun hasil dari pcnclilian ini lerungkap bahwa, pada masyarakat penganut ajaran Islam Wctu Tclu dalam memahami al-Qur'an adalah hanya lerpaku pada apa yang telah dipahami dan diajarkan oleh para leluhur mereka. Dan untuk selanjutnya mereka tidak lagi melakukan intcrprctasi terhadap al-Qur’an yang hal ini discbabkan oleh kctidak mainpuan mereka melakukan intcrprctasi terhadap al-Quran. Sclain itu juga karena kcpatuhan dan kctakutan mereka terhadap para leluhur.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. H. Fauzan Naif, M.A
Uncontrolled Keywords: AJARAN ISLAM WETU TELU
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 05 Jul 2017 09:19
Last Modified: 05 Jul 2017 09:19
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25827

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum