KISAH NABI ADAM DALAM PENAFSIRAN MUHAMMAD BAQIR HAKIM

Zaenal Muttaqin NIM. 02530940, (2009) KISAH NABI ADAM DALAM PENAFSIRAN MUHAMMAD BAQIR HAKIM. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (KISAH NABI ADAM DALAM PENAFSIRAN MUHAMMAD BAQIR HAKIM)
BAB I,V.pdf - Published Version

Download (547kB) | Preview
[img] Text (KISAH NABI ADAM DALAM PENAFSIRAN MUHAMMAD BAQIR HAKIM)
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (250kB)

Abstract

ABSTRAK Kisah sebagai salah satu metode untuk menyampaikan pesan-pesan agama cukup mendapat perhatian besar dari al-Qur’an, diantaranya kisah Adam. Kisah Adam dijelaskan dalam al-Qur’an melalui beberapa ayat, mulai dari rencana penciptaan hingga diturunkannya dari surga. Dari kisah ini terdapat berbagai permasalahan-permasalahan yang kemudian menimbulkan pro dan kontra di antara mufassir dalam menafsirkan ayat yang berkaitan dengan hal tersebut. Untuk mengungkap permasalahan seputar kisah Adam, digunakan metode tafsir mawdu’i, serta memaparkan makna kisah Adam dalam kitab Ulumul Qur’an karya Muhammad Baqir Hakim. Yang mana di dalamnya menerangkan apa makna dari kisah Adam dan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Dalam memahami kisah Adam, terdapat dua pandangan ulama yang berbeda. Pendapat pertama mengatakan bahwa kisah Adam merupakan kisah simbolik, kisah yang tidak perlu benar-benar terjadi adanya dan pendapat kedua mengatakan bahwa kisah Adam merupakan kisah yang benar-benar terjadi adanya. Dengan berdasarkan firman Allah Swt Q.S. al-Kahfi, 18: 13 dan Q.S. Yusuf, 12: 111, ditegaskan bahwa kisah al-Qur’an merupakan kisah yang sebenarnya. Yang bahan-bahannya dari peristiwa yang benar-benar terjadi. Dengan demikian keberadaan kisah Adam dalam al-Qur’an sebagai kisah yang waqi’iyyah, kisah yang benar-benar terjadi adanya dan bukanlah suatu dongeng semata. Terlepas dari pro dan kontra di atas, dalam kisah Adam terkandung ‘ibrah dan pesan moral sehingga dapat dijadikan pelajaran dan suri tauladan di dalamnya, antara lain tentang asal usul dalam penciptaan menggambarkan bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke asalnya. Dialog antara malaikat dengan Tuhannya merupakan suatu pembelajaran tentang musyawarah. Pertanyaan malaikat tentang sifat khalifah yang merusak sebelum diciptakannya, menggambarkan adanya potensi dalam diri manusia melakukan kerusakan. Sujudnya malaikat menunjukkan kemampuan manusia memanfaatkan hukum-hukum alam dan keenganan iblis menunjukkan ke tidak mampuan manusia menundukkan jiwa kejahatan. Kejatuhan Adam bukanlah merupakan kejatuhan moral tetapi suatu transisi mencapai kesadaran diri dan kebangkitan kesadaan diri yang merdeka untuk melakukan pilihan atas kebaikan dan keburukan. Kebaikan dan keburukan ini sudah tersedia segalanya di muka bumi. Oleh karena itu, khalifah di muka bumi dituntut untuk dapat memahaminya, demi kemaslahatan diri dan umat yang lain.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Abdul Mustaqim., M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Kisah, Nabi Adam, Penafsiran, Muhammad Baqir Hakim
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 09 Aug 2012 18:14
Last Modified: 29 May 2015 14:10
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2606

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum