MEMAHAMI RASIO KOMUNIKATIF JURGEN HABERMAS

AHMADJAUHARI, NIM. 00510112 (2004) MEMAHAMI RASIO KOMUNIKATIF JURGEN HABERMAS. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (MEMAHAMI RASIO KOMUNIKA TIF JURGEN HABERMAS)
BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (MEMAHAMI RASIO KOMUNIKA TIF JURGEN HABERMAS)
BAB II, III, IV, V.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (16MB)

Abstract

Modernitas sebagai sebuah 'pandangan dunia' (weltanschauung), dianggap telah menemui ajalnya. Pada era Modern saat ini, kenyataan barbarisme, totalitarianisme dan tindak kekerasan, dianggap biang keladi atas hadimya apa itu yang dinamakan modernitas. Modernitas sejauh dapat dirumuskan dalam premis-premis nilai, menurut Habennas mengandung tiga hal. Pertama, yang dinamakan modem itu seharusnya mengutamakan kesadaran diri sebagai subjek. Dengan kata lain, orang modern memahami soal hak, fungsi ilmu pengetahuan, otonomi pribadi dan demokrasi. Kedua, yang modern itu seharusnya kritis. Artinya, orang modem cenderung mengeliminir prasangka-prasangka dari tradisi, mempunyai gairah tersendiri untuk meneliti penghayatan, dan mempertanyakan dimensi autoritas yang taken for granted. Ketiga, yang modern itu seharusnya progresif, dalam arti melakukan perubahan-perubahan yang secara kualitatif baru. Ketiga unsur modemitas itu tidak bisa dipisah-pisahkan dan berkorelasi secara inheren. Kesadaran itu melahirkan kritik, dan kritik pada gilirannya menentukan progresivitas, sehingga kenyataan progresivitas pada akhimya menggugah apa itu yang dinamakan kesadaran . Akan tetapi, para ahli waris Nietzsche, seperti Heidegger, Derrida, Foucault, Bataille, Baudrillard dan seterusnya, yang masyhur dengan sebutan "postmodemis", berusaha melampaui modernitas. Konsep "post-modemitas" sendiri, menurut Habennas, layak untuk diteliti kembali. Konsep itu berasal dari konsep yang abstrak dan ahistoris mengenai "modemitas" yang dikembangkan oleh ilmu-ilmu sosial Barat. Modernisasi itu disamakan dengan akumulasi modal, teknologisasi, birokratisasi, sekularisasi dan seterusnya, yang bisa diberlakukan secara universal. Dalam ilmu-ilmu sosial, istilah itu menjadi "teknis", sehingga dilupakan bahwa modernitas berkaitan dengan rasionalisme Barat, yang oleh Weber diteliti sebagai proses rasionalisasi. Kelemahan mendasar pemikiran postmodem, menurut Habermas, adalah lewat pemahaman ahistoris dan netral atas konsep "modernitas" itu, sehingga mereka seolah-olah menjadi pengamat yang bisa meninggalkan cakrawala sejarah menjadi "post"-modern . Diskursus tentang "post-modernisme", menurut Habennas, tak lebih hanya sekedar "(post) modernisme". Tanda kurung yang dibubuhkan itu untuk memperlihatkan bahwa post adalah sebuah awalan yang problematis, dan Habermas malah lebih tegas dalam menghapus awalan itu, sehingga ia tetap bertahan bahwa apa yang disebut postmodernisme tersebut termasuk ke dalam modernitas. Postmodernisme, menurutnya adalah simtom suatu krisis dalam sebuah "paradigma rasio yang berpusat pada subjek", yaitu paradigma yang secara sempit dimutlakkan dalam proyek-proyek modemisasi. Cacat-cacat pencerahan yang ditimbulkan dari "modernitas kapitalis", itu tidak bisa diatasi dengan cara meninggalkan modernitas dan pencerahan, melainkan dengan pencerahan lebih lanjut. Maka, Habermas memberikan alternatif barn pada pencerahan dengan paradigma 'rasio komunikatif (kommunikative vernuft), yang didesain untuk mengatasi cacat-cacat modernitas itu sendiri. Dari sini dapat dilihat implikasi rasio komunikatif Jiirgen Habennas bagi pemikiran Islam. Gagasannya, menginspirasikan pada weltanschauung umat untuk bergeser dari "paradigma otoritatif' ke "paradigma komunikatif', guna memberikan pencerahan dan pembaharuan dalam memaknai Islam.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Abdul Basir Solissa, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Rasio komunikatif, Jurgen Habermas
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 12 Jul 2017 08:59
Last Modified: 12 Jul 2017 08:59
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26243

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum