SIMBOL KEKERAMATAN MAKAM SUNAN GUNUNG JATI DI ASTANA GUNUNG JATI CIREBON (Telaah Filsafat Kebudayan)

THOHIR, NIM.99513122 (2005) SIMBOL KEKERAMATAN MAKAM SUNAN GUNUNG JATI DI ASTANA GUNUNG JATI CIREBON (Telaah Filsafat Kebudayan). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (SIMBOL KEKERAMATAN MAKAM SUNAN GUNUNG JATI DI ASTANA GUNUNG JATI CIREBON (Telaah Filsafat Kebudayan))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (SIMBOL KEKERAMATAN MAKAM SUNAN GUNUNG JATI DI ASTANA GUNUNG JATI CIREBON (Telaah Filsafat Kebudayan))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Realitas keberagamaan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Islam, mempunyai karakteristik tersendiri. Pergumulan serta dialektika antara 'yang sakral' dan 'yang profan' mengejawantah dan membentuk suatu tradisi keagamaan tertentu. Tidak hanya itu, tradisi keagamaan tersebut telah menjadi ideologi dan mempengaruhi pola pikir masyarakat sett:mpat. Ziarah kubur, misalnya, merupakan suatu ak.'tivitas keagamaan kongkrit yang telah lama menjadi tradisi masyarakat Astana Gunung Jati, khususnya dan masyarakat Cirebon umumnya. Paling tidak ada tiga komponen yang terbangun secara triadik; yakni; peziarah, makam dan 'yang sakral'. Aspek yang paling menonjol di antara ketiga komponen tersebut adalah makam itu sendiri. Hal ini terjadi karena suatu yang dianggap keramat oleh para peziarah. Relasi yang terbangun antara peziarah, makam dan 'yang sakral' tergambar dalam bentuk simbol-simbol. Inilah rasionalisasi singkat dari "Simbol Kekeramatan Sunan Gunung Jati Dengan demikian, inti problem akademik adalah makna simboi makam Sunan Gunung Jati yang selama ini dianggap keramat dan telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat Astana Gunung Jati . Dihadapkan pada problem akademik yang cukup jelas di atas, penyusun kemudian merumusakan dua persoalan; Pertama: Bagaimana proses terjadinya simbo1 kekeramatan makam Sunan Gunung Jati. Kedua, Apa yang tidak berubah dari tradisi ziarah kubur serta bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas kehidupan masyarakat Astana Gunung Jati Problem akademik yang mebbatkan berbagai aspek yang cukup mendasar seperti, simbol, keramat, pengalaman spiritual dan seterusnya, mengharuskan penyusun menerapkan metodologi dan pendekatan yang relevan. Relevansi metodologis clan pendekatan ini penting, agar penelitian ini mempu menghasilkan suatu kesimpulan ilmiah serta dapat dipertanggungjawabkan secara sosial. Di samping beber.apa metode dasar seperti teknik pengumpulan data-data empiris, penyusun menggunakan metode interview (wawancara). Metode yang di bangun di atas 'logika dialog' ini dimungkinkan mampu memahami secara utuh ruang batin para. peziarah. Untuk menjembatanj ungkapan ruang batin para peziarah dengan ekspresinya diperlukan pendekatan interpretasi (henneneutis). Tepatnya, penyusun akan menggunakan hermeneutika romantis, agar seluruh ekspresi batiniah para peziarah dapat terungkap. Hasil dari penelitian ini adalah: Pertama, Proses dialektika antara yang sakral dan yang profan terjaru rneJalui benda-benda material "Ketika yang sakral di anggap telah menyentuh yang profan, maka yang profan itu lalu menjadi yang sakral". Proses itu terjadi begitu panjang dan memakan 'waktu yang cukup Jama. Sunan Gunung Jati dengan segenap ce.rita mistis yang dimjJjki, angan-angan sosial, cita-cita politik dan seterusnya bercampur aduk menjadi satu kesatuan. Personifikasi Sunan Gunung Jati ini lalu membentuk suatu anggapan dasar yang dibenarkan oleh masyarakat, maka jadilah diri-Sunan Gunung Jati yang terbaca, yang sakral. Implikasi dari yang sakral ini kemudian hadir pada segala sesuatu yang ada di luar dirinya seperti, peninggalannya, makam, dan lain lain. Akhirnya, seluruh hal tersebut di anggap suci dan dikeramatkan . Kedua, salah satu aspek yang sangat menonjol dalam pola keberagamaan masyarakat Astana Gunung Jati adalah tradisi ziarah kubur. Tradisi ini pada kenyataannya berpengaruh pada segenap aktivitas masyarakat Cirebon . Seluruh aktivitas masyarakat, baik dalam aspek sosial, ekonomi, dan seterusnya terpaku pada makam yang dianggap keramat tersebut. "Minta berkah" adalah aspek yang pennanen dan rnelekat pada diri peziarah agar seluruh aktivitas sosial rnasyarakat dapat terwujud. Akhirnya, simbol kekeramatan Sunan Gunung Jati bukan\ah sekedar simbol yang tidak mernpunyai rnakna atau tanpa arti dalam kehidupan sosial masyarakat Astana Gunung Jati, atau bahkan dianggap tidak mempunyai pengaruh pada seluruh aspek kehidupan mereka. tetapi justru menjadi pusat yang di sana terkumpul seluruh makna clan kekeramatannya . Demikian, gambaran singkat dari problem akademik, rumusan masalah, metode dan pendekatan, hingga hasil dari penelitian penyusun di lapangan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. H. Muzairi, MA NIP.150215586
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 13 Jul 2017 08:38
Last Modified: 13 Jul 2017 08:38
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26321

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum