HAK ASASI MANUSIA DALAM AL-QUR’AN (STUDI ANALISA PEMIKIRAN FARID ESACK)

LAILATIN MUBAROKAH, NIM. 13531183 (2017) HAK ASASI MANUSIA DALAM AL-QUR’AN (STUDI ANALISA PEMIKIRAN FARID ESACK). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (HAK ASASI MANUSIA DALAM AL-QUR’AN (STUDI ANALISA PEMIKIRAN FARID ESACK))
13531183_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (HAK ASASI MANUSIA DALAM AL-QUR’AN (STUDI ANALISA PEMIKIRAN FARID ESACK))
13531183_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Hak Asasi Manusia merupakan permasalahan krusial yang dihadapi oleh seluruh manusia yang ada di dunia. Hal inilah yang melatarbelakangi disusunnya Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia yang dicetuskan dalam sidang PBB tahun 1948. Tetapi, jauh sebelum itu, agama Islam telah mengajarkan prinsip-prinsip mengenai Hak Asasi Manusia yang disebutkan dalam al-Qur’an. Meski demikian, masih banyak umat Islam yang hingga kini tidak menyadari bahwa agama Islam sangat mementingkan penghargaan dan penghormatan terhadap manusia. Kegelisahan ini dirasakan oleh Farid Esack, seorang tokoh intelektual muslim asal Afrika Selatan. Oleh karenanya, dengan bekal keilmuan yang dimiliki, ia menafsirkan al-Qur’an dengan sebuah hermeneutika yang disebut sebagai hermeneutika pembebasan. Penafsiran al-Qur’an menggunakan hermeneutika ini diharapkan dapat membuktikan bahwa Islam bisa menjadi sebuah sarana untuk membantu mengenyahkan penindasan dan kekerasan terhadap kemanusiaan. Dengan ini, penulis mencoba untuk melakukan penelitian terhadap pemikiran Farid Esack tentang Hak Asasi Manusia dalam al-Qur’an. Penelitian ini berangkat dari dua rumusan masalah, yaitu: bagaimana konsep Hak Asasi Manusia dalam al-Qur’an menurut pandangan Farid Esack serta apa implikasi konsep Hak Asasi Manusia dalam al-Qur’an menurut pandangan Farid Esack terhadap kehidupan manusia modern? Dalam menafsirkan ayat-ayat yang berhubungan dengan Hak Asasi Manusia dalam al-Qur’an, Esack selalu berpegang teguh pada kunci hermeneutika pembebasan yang dicetuskannya. Hal ini dilakukan agar tujuan hermeneutika pembebasan dapat diwujudkan. Dalam penafsirannya, penulis juga bisa melihat kepengaruhan hermeneutika Esack terhadap hermeneutika Rahman dan Arkoun. Selain itu, konteks Afrika Selatan juga memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap penafsiran Esack. Maka tidak heran apabila banyak penafsiran Esack yang menyertakan Afrika Selatan dalam contoh kontekstualisasinya. Meski demikian, kontekstualisasi dari penafsiran Esack tersebut tidak hanya dapat diaplikasikan oleh masyarakat Afrika Selatan saja. Kontekstualisasi penafsiran tersebut juga dapat digunakan oleh masyarakat yang memiliki kondisi yang sama. Setelah melakukan penelitian, dapat diketahui bahwasannya menurut Esack, prinsip Hak Asasi Manusia dalam al-Qur’an adalah larangan untuk tidak melanggar hak orang lain dan perintah untuk menjaga hak diri sendiri agar tidak dilanggar oleh orang lain. Hal ini mengimplikasikan beberapa hal, diantaranya yaitu: pertama, setiap manusia wajib memperjuangkan haknya dan menjaganya agar tidak dilanggar oleh orang lain. Kedua, dalam rangka memperjuangkan haknya, manusia dilarang melanggar hak orang lain. Ketiga, hak merupakan sebuah tanggung jawab setiap manusia, bukan tanggung jawab atas dirinya sendiri akan tetapi juga tanggung jawab atas orang lain.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dra. Muhammad Yusuf. M.Si
Uncontrolled Keywords: sidang PBB, hermeneutika, Tafsir Al-Quran
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 27 Jul 2017 14:50
Last Modified: 31 Jul 2017 14:33
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26983

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum