QISHAH MUSA WA AL-KHIDHIR ALAIHI AS-SALAM FI SURAH AL KAHFI 60-82 (DIRASAH TAHLILIYAH SIMAIYAH LI ROLAND BARTHES)

ABDUL HARIS - NIM. 03111309 , (2009) QISHAH MUSA WA AL-KHIDHIR ALAIHI AS-SALAM FI SURAH AL KAHFI 60-82 (DIRASAH TAHLILIYAH SIMAIYAH LI ROLAND BARTHES). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Dalam kisah Musa dan khidr terdapat simbol-simbol yang mungkin tidak dapat dipahami dengan mudah, dimana membutuhkan pemahaman yang mendalam. Permasalahan disini adalah mencari makna dalam teks, mencari makna yang sesuai dengan masing-masing kode dari 5 kode yang ada, kemudian dengan penerapan analisa sequence dalam kisah tersebut. Dalam mencari dan memahami makna kisah tersebut pendekatan semiotik Roland Barthes menjadi pisau analisis. Semasa perjalanan karirnya, Barthes pernah mengaplikasikan analisa semiotiknya dalam kisah. Dalam studi ini Barthes membagi teks menjadi lexia-lexia (fragmen-fragmen) dan kemudian mengidentifikasiya, berdasarkan kode-kode. Setiap kode tersebut merupakan akumulasi dari pengetahuan budaya pembacanya. Kode-kode dari kisah adalah petanda (signifier) dan dibalik petanda itu tersimpan penanda ( signified ) yang oleh Barthes disebut sebagai ideologi kecil.Tujuan utama penelaahan kisah-kisah Al-Qur'an mengatasnamakan Barthes pastinya bertujuan untuk membongkar ideologi kecilnya ( ibrahnya ). Kemudian menyusun satuan-satuan yang terpisah menjadi satu kesatuan sekuen dengan menganalisa lewat aksi. Dengan langkah-langkah yang ditawarkan Barthes menghasilkan kesimpulan bahwa bahwa hendaknya dalam menjalani kehidupan seseorang dengan kesabaran, kerendahan hati, kepercayaan dan ketaatan, kearifan, kejujuran dan tanggung jawab. Makna lainya bisa dsimpulkan melalui 5 kode tersebut diantaranya, kode proaretik menunjukan keseluruhan tindakan tokoh yang memperlihatkan gerakan aktif. kode hermeneutik dalam kisah ini adanya teka-teki diantaranya siapa Musa? Ilmu seperti apa yang dimiliki oleh Musa? Kode budaya, kode budaya yang terdapat dalam kisah ini konteks kisah Musa dan khidir. Kode konotatif dalam kisah in adalah berakaitan dengan konotasi maskulinitas, feminimitas, kebangsaan. Adapun etika kehidupan dalam kisah ini menempati posisi sebagai kode simbolik. Setelah diterapkanya sekuen tersebut , kesimpulan dari kisah Musa dan khidr tersebut adalah berupa ajaran humanisme, diantaranya : liberalisasi sosial, rekayasa sosial dan kepedulian sosial. Adapun ajaran humanisme tersebut diantaranya, usaha yang dilakukan oleh Nabi khidr membebaskan perahu yang ingin di rampas oleh seorang raja yang mana perahu tersebut milik orang-orang miskin merupakan bentuk liberalisasi sosial. Adapun pembunuhan terhadap seorang anak yang dilakukan oleh khidr yang diduga adanya sifat jahat dalam diri anak tersebut,dan ditakutkan khidr akan mempengaruhi dan menyesatkan kedua orang tuanya merupakan bentuk rekayasa sosial. Sedangkan kepedulian sosial dalam kisah ini terdapat pada keikhlasan khidr mendirikan tembok yang roboh tanpa mengharapkan imbalan apapun dari penduduk kampung yang apatis.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: PEMBIMBING: DRS. BACHRUM BUNYAMIN, MA
Uncontrolled Keywords: sejarah al-qur'an, makna teks, analisa sequence, semiotik Roland Barthes
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:43
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2757

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum