SIKAP POLITIK AJENGAN SUKAMANAH (KONFRONTASI K. H. ZAINAL MUSTHAFA DENGAN PENGUASA JEPANG 1942- 1944)

CENG ROMLI, NIM. 10120090 (2017) SIKAP POLITIK AJENGAN SUKAMANAH (KONFRONTASI K. H. ZAINAL MUSTHAFA DENGAN PENGUASA JEPANG 1942- 1944). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (SIKAP POLITIK AJENGAN SUKAMANAH (KONFRONTASI K. H. ZAINAL MUSTHAFA DENGAN PENGUASA JEPANG 1942- 1944))
10120090_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (4MB) | Preview
[img] Text (SIKAP POLITIK AJENGAN SUKAMANAH (KONFRONTASI K. H. ZAINAL MUSTHAFA DENGAN PENGUASA JEPANG 1942- 1944))
10120090_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Ajengan adalah gelar untuk pemuka agama Islam atau ulama di daerah Jawa Barat khususnya di Tasikmalaya, di pulau Jawa populer dengan istilah kiai. Pada umumnya ajengan memiliki lembaga pendidikan pesantren sebagai dedikasi pada pendidikan agama dan masyarakat, maka ajengan identik dengan nama daerah atau pesantren binaannya. Pada era penjajahan, ajengan memiliki peran penting tidak hanya sebagai guru agama yang memperkuat religiositas umat muslim, tetapi juga sebagai bagian elit pedesaan yang ikut terlibat dalam urusan sosial-politik masyarakat. Karena peran itu pula ulama menjadi terlibat dalam kemunculan sentimen anti-kolonial di beberapa daerah di Hindia Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, politik akomodatif Jepang terhadap Islam mendapatkan simpati sebagian besar para ulama terkait rivalitas Jepang dengan Belanda di tingkat internasional dan kebijakan kolaboratif yang ditawarkan Jepang pada Islam di Hindia-Belanda. Politik akomodatif Jepang menjadi tantangan bagi para ulama untuk menentukan sikap. Sebagian besar ulama termasuk yang tergolong dalam organisasi keagamaan MIAI melakukan politik kooperatif untuk menyikapi situasi politik pada masa itu. KH. Zainal Musthafa, ulama dari kampung Cikembang Kawedanaan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya memiliki kekuatan moral yang luar biasa untuk menentang pemerintahan Jepang, mengingat konsekuensi yang lebih berat jika menolak kebijakan Jepang daripada bersikap nonkooperatif pada era Belanda. KH. Zainal Musthafa menyatukan kaum santri dan petani dalam rancangan gerakan perlawanan dengan basis pergerakan pesantren Sukamanah. Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sejarah. adapun analisis data dilakukan melalui pengumpulan data, penyajian, dan pengambilan keputusan. Peneliti mengumpulkan data melalui library research ditunjang dengan data yang diperoleh dari wawancara, dokumen, dan buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian untuk melengkapi data yang tersedia dalam beberapa pustaka. Sebagai landasan berpikir peneliti menggunakan teori perjuangan hegemoni Ernesto Laclau dan Muffe. Penelitian ini ditulis karena konfrontasi KH. Zainal Musthafa dengan pemerintah Jepang di tingkat lokal mampu memberi kontribusi pada proses politik di era pendudukan Jepang. Latar belakang sosial menjadi daya tarik, karena KH. Zainal Musthafa adalah seorang agamawan yang non-politisi, sehingga gerakannya ia mulai dari tingkat akar rumput. Latar belakang historis yang melekat pada nama Sukamanah menjadikan kampung Cikembang berubah nama menjadi kampung Sukamanah. Dalam membangun relasi, K. H. Zainal Musthafa terbuka dengan tokohtokoh nasionalis, perbedaan ideologi tidak menyempitkan gerkanannya dalam upaya perlawanan terhadap pemerintah Jepang. K. H. Zainal Musthafa tercatat dalam sel Gerakan Rakyat Anti Fasis (GERAF).

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof. Dr. H. Mundzirin Yusuf, M.
Uncontrolled Keywords: KH. Zainal Musthafa Pada Penguasa Jepang
Subjects: Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 24 Oct 2017 14:43
Last Modified: 24 Oct 2017 14:43
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27677

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum