AL-QURAN SEBAGAI AL-MUHAIMIN

Fuji Nur Iman, NIM. 13530082 (2017) AL-QURAN SEBAGAI AL-MUHAIMIN. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img] Text (AL-QURAN SEBAGAI AL-MUHAIMIN)
13530082_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (7MB)
[img] Text (AL-QURAN SEBAGAI AL-MUHAIMIN)
13530082_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Perbincangan Al-Quran sebagai al-muhaimin tidak lain merupakan persoalan perihal salah satu kedudukan Al-Quran atas kitab-kitab terdahulu. Dalam pada itu, para ulama berbeda pendapat terkait dengan pemaknaan kedudukan Al-Quran sebagai muhaimin atas kitab-kitab terdahulu. Beberapa berpendapat bahwa kedudukan Al-Quran dalam arti tersebut tidak lain adalah sebagai saksi atas kitab-kitab terdahulu, sementara beberapa pendapat yang lain mengatakan bahwa dalam arti yang sama Al-Quran menaskh keberadaan kitab-kitab terdahulu. Guna menyelesaikan persoalan tersebut Al-Tabari kemudian menjadi alternatif dalam penelitian ini. Setidaknya terdapat dua alasan kenapa penelitian ini menjadikan Al-Tabari sebagai objek kajian. Pertama, tafsirnya Ja>mi’ Al-Baya>n ’An Ta‘wi>l ‘A<y Al-Qur’an disebut-sebut sebagai salah satu tafsir bil matsur yang paling agung. Kedua, Al-Tabari merupakan salah satu mufasir yang kerap melakukan analisis linguistik dimana analisis tersebut dianggap sebagai salah satu analisis yang cukup otoritatif dalam khazanah tafsir Al-Quran. Namun demikian, bukan berarti kebenaran penafsiran Al-Tabari mutlak. Kebenaran tafsirnya tentu tetap bersifat relatif dan tentatif. Artinya, Al-Tabari juga tidak bisa terlepas dari situasi maupun problem-problem tertentu ketika ia berinteraksi dengan teks Al-Quran. Berangkat dari pemikiran tersebut, maka hermeneutika filosofis Hans Georg Gadamer kemudian menjadi alternatif sebagai pisau untuk membedah penafsiran Al-Tabari. Adapun beberapa pokok pemikiran hermeneutika Gadamer antara lain adalah kesadaran akan pengaruh sejarah, pra-pemahaman, dan asimilasi horison. Melalui teknik pengumpulan data deskritif-analitik penelitian ini mencoba mendeskripsikan secara sistematis persoalan-persoalan terkait kedudukan Al-Quran sebagai al-muhaimin menurut Al-Tabari serta analisis melalui kerangka berfikir hermeneutikan Hans Georg Gadamer. Penelitian ini pada akhirnya menghasilkan sejumlah kesimpulan. Pertama, bagi Al-Tabari kata al-muhaimin berasal dari kata Al-Haimanati yang serupa dengan kata Al-Hifdu (menjaga) dan Al-Irtiqab (mengawasi). Al-Tabari berpendapat bahwa kata muhaimin dalam Q.S. Al-Maidah ayat 48 merupakan athaf dari kata musaddiq. Selain itu, Al-Tabari juga berpendapat bahwa kedudukan Al-Quran sebagai muhaimin adalah membenarkan kitab-kitab sebelumnya, sebagai saksi atas kebenaran kitab-kitab sebelumnya bahwa kitab-kitab tersebut datang dari Allah swt, mempercayai keberadaannya, dan menjaga kandungannya. Kedua, dalam kacamata hermeneutika Hans Georg Gadamer pandangan Al-Tabari selaras dengan beberapa riwayat yang dia kutip. Riwayat itu pula yang akhirnya menjadi modal awal Al-Tabari sebelum menafsirkan kata muhaimin dalam Q.S. Al-Maidah ayat 48. Dalam pada itu, analisis linguistik dan adanya kebutuhan akan tafsir bil matsur merupakan asimilasi horison yang menghiasi penafsiran Al-Tabari.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Phil Sahiron Syamsuddin MA
Uncontrolled Keywords: Al-Qur'an, Al Muhaimin, Tafsir Al-Maraghi
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 20 Nov 2017 15:51
Last Modified: 20 Nov 2017 15:51
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28397

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum