JAM‘ AL-QIRA’AT AL-SAB‘ (STUDI KOMPARATIF KITAB FAID AL-BARAKAT FI SAB‘ AL-QIRA’AT DAN KITAB MANBA’ AL-BARAKAT FI SAB‘ QIRA’AT)

AHMAD HARIYANTO, NIM. 13531174 (2017) JAM‘ AL-QIRA’AT AL-SAB‘ (STUDI KOMPARATIF KITAB FAID AL-BARAKAT FI SAB‘ AL-QIRA’AT DAN KITAB MANBA’ AL-BARAKAT FI SAB‘ QIRA’AT). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (JAM‘ AL-QIRA’AT AL-SAB‘ (STUDI KOMPARATIF KITAB FAID AL-BARAKAT FI SAB‘ AL-QIRA’AT DAN KITAB MANBA’ AL-BARAKAT FI SAB‘ QIRA’AT))
13531174_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (13MB) | Preview
[img] Text (JAM‘ AL-QIRA’AT AL-SAB‘ (STUDI KOMPARATIF KITAB FAID AL-BARAKAT FI SAB‘ AL-QIRA’AT DAN KITAB MANBA’ AL-BARAKAT FI SAB‘ QIRA’AT))
13531174_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (16MB)

Abstract

Ilmu qira’at merupakan salah satu ilmu yang serumpun dengan ‘Ulu>m al-Qur’an dan ‘ulu>m al-tafsi>r. Sayangnya, keilmuan ini kebanyakan hanya disinggung secara sepintas oleh para pengkaji al-Qur’an. Padahal, jika mau dieksplorasi lebih dalam lagi, ilmu ini dapat menjadi salah satu bidang ilmu yang mandiri (berdiri sendiri). Salah satu topik yang masih asing didengar dan jarang dikaji oleh peminat kajian al-Qur’an, khususnya qira’at ialah jam‘ al-qira>’a>t. Jam‘ al-qira>’a>t merupakan suatu istilah yang diartikan sebagai ungkapan tentang cara membaca al-Qur’an beserta ragam bacaanya secara berulang-ulang dengan tujuan untuk memenuhi semua wajah atau riwayat qira’at dalam satu sesi bacaan. Maksud satu bacaan di sini bisa berarti mengulang-ulang lafal yang mengandung ikhtila>f baina al-qurra>’, atau mengulang-ulang dalam tempat waqaf atau berdasarkan ayat per-ayat. Jam‘ al-qira>’a>t merupakan sebuah sistem pembelajaran qira’at yang mana pada awalnya “ia” hanya diestafetkan melalui daya ingatan atau pengalaman para pembawa sanad keilmuan ini. Akan tetapi, ketika mesin percetakan telah menjamur di seantero dunia, kajian tentang jam‘ al-qira>’a>t mulai dibukukan. Salah satu tokoh pencetus dari penulisan jam‘ al- qira>’a>t ialah Kiai Arwani Kudus dengan karyanya yang berjudul “Faid} al-Baraka>t fi> Sab‘ al-Qira>’a>t”. Mengenai hal ini, penulis menemukan banyak di antara peneliti sebelumnya yang telah mengkaji kitab tersebut. Oleh karena itu, penulis mencari celah dari segi lain yang belum disinggung atau dibahas. Dalam hal ini, penulis memilih kitab”Manba‘ al-Baraka>t fi> Sab‘ Qira>’a>t” karya Ahsin Sakho Muhammad dan Romlah Widayati sebagai kajian perbandingan dengan kitab “Faid} al-Baraka>t fi> Sab‘ al-Qira>’a>t”. Berangkat dari kenyataan tersebut, penulis merasa tergugah untuk menjelaskan seputar jam‘ al-qira>’a>t dalam tulisan ini, tepatnya pada qira’at sab‘ah. Selain itu, penjelasan mengenai kedua kitab yang disinggung sebelumnya merupakan inti permasalahan yang ingin dibicarakan. Oleh karena itu, penjelasan mengenai bagaimana karakteristik masing-masing kitab, isi maupun metodologi kedua kitab tersebut akan dirangkum dalam studi komparatif kitab. Dengan menggunakan pendekatan historis dan metode deskrtiptif- analisis-komparatif dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: masing-masing kitab memiliki karakteristik tersendiri satu sama lain, sehingga isi maupun metodologi kitab diketahui mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan. Secara garis besar, persamaannya ialah penggunakan metode al-jam‘ bi al-a>yah dan penggunaan bahasa Arab sebagai alat penyampai dalam tulisan. Sedang garis besar perbedaannya ialah istilah-istilah yang digunakan, sistematika kitab, penjelasan jam‘ al-qira>’a>t-nya dan t}ari>qah al-jam‘-nya. Ilmu qira’at merupakan salah satu ilmu yang serumpun dengan ‘Ulu>m al-Qur’an dan ‘ulu>m al-tafsi>r. Sayangnya, keilmuan ini kebanyakan hanya disinggung secara sepintas oleh para pengkaji al-Qur’an. Padahal, jika mau dieksplorasi lebih dalam lagi, ilmu ini dapat menjadi salah satu bidang ilmu yang mandiri (berdiri sendiri). Salah satu topik yang masih asing didengar dan jarang dikaji oleh peminat kajian al-Qur’an, khususnya qira’at ialah jam‘ al-qira>’a>t. Jam‘ al-qira>’a>t merupakan suatu istilah yang diartikan sebagai ungkapan tentang cara membaca al-Qur’an beserta ragam bacaanya secara berulang-ulang dengan tujuan untuk memenuhi semua wajah atau riwayat qira’at dalam satu sesi bacaan. Maksud satu bacaan di sini bisa berarti mengulang-ulang lafal yang mengandung ikhtila>f baina al-qurra>’, atau mengulang-ulang dalam tempat waqaf atau berdasarkan ayat per-ayat. Jam‘ al-qira>’a>t merupakan sebuah sistem pembelajaran qira’at yang mana pada awalnya “ia” hanya diestafetkan melalui daya ingatan atau pengalaman para pembawa sanad keilmuan ini. Akan tetapi, ketika mesin percetakan telah menjamur di seantero dunia, kajian tentang jam‘ al-qira>’a>t mulai dibukukan. Salah satu tokoh pencetus dari penulisan jam‘ al- qira>’a>t ialah Kiai Arwani Kudus dengan karyanya yang berjudul “Faid} al-Baraka>t fi> Sab‘ al-Qira>’a>t”. Mengenai hal ini, penulis menemukan banyak di antara peneliti sebelumnya yang telah mengkaji kitab tersebut. Oleh karena itu, penulis mencari celah dari segi lain yang belum disinggung atau dibahas. Dalam hal ini, penulis memilih kitab”Manba‘ al-Baraka>t fi> Sab‘ Qira>’a>t” karya Ahsin Sakho Muhammad dan Romlah Widayati sebagai kajian perbandingan dengan kitab “Faid} al-Baraka>t fi> Sab‘ al-Qira>’a>t”. Berangkat dari kenyataan tersebut, penulis merasa tergugah untuk menjelaskan seputar jam‘ al-qira>’a>t dalam tulisan ini, tepatnya pada qira’at sab‘ah. Selain itu, penjelasan mengenai kedua kitab yang disinggung sebelumnya merupakan inti permasalahan yang ingin dibicarakan. Oleh karena itu, penjelasan mengenai bagaimana karakteristik masing-masing kitab, isi maupun metodologi kedua kitab tersebut akan dirangkum dalam studi komparatif kitab. Dengan menggunakan pendekatan historis dan metode deskrtiptif- analisis-komparatif dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: masing-masing kitab memiliki karakteristik tersendiri satu sama lain, sehingga isi maupun metodologi kitab diketahui mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan. Secara garis besar, persamaannya ialah penggunakan metode al-jam‘ bi al-a>yah dan penggunaan bahasa Arab sebagai alat penyampai dalam tulisan. Sedang garis besar perbedaannya ialah istilah-istilah yang digunakan, sistematika kitab, penjelasan jam‘ al-qira>’a>t-nya dan t}ari>qah al-jam‘-nya. Ilmu qira’at merupakan salah satu ilmu yang serumpun dengan ‘Ulu>m al-Qur’an dan ‘ulu>m al-tafsi>r. Sayangnya, keilmuan ini kebanyakan hanya disinggung secara sepintas oleh para pengkaji al-Qur’an. Padahal, jika mau dieksplorasi lebih dalam lagi, ilmu ini dapat menjadi salah satu bidang ilmu yang mandiri (berdiri sendiri). Salah satu topik yang masih asing didengar dan jarang dikaji oleh peminat kajian al-Qur’an, khususnya qira’at ialah jam‘ al-qira>’a>t. Jam‘ al-qira>’a>t merupakan suatu istilah yang diartikan sebagai ungkapan tentang cara membaca al-Qur’an beserta ragam bacaanya secara berulang-ulang dengan tujuan untuk memenuhi semua wajah atau riwayat qira’at dalam satu sesi bacaan. Maksud satu bacaan di sini bisa berarti mengulang-ulang lafal yang mengandung ikhtila>f baina al-qurra>’, atau mengulang-ulang dalam tempat waqaf atau berdasarkan ayat per-ayat. Jam‘ al-qira>’a>t merupakan sebuah sistem pembelajaran qira’at yang mana pada awalnya “ia” hanya diestafetkan melalui daya ingatan atau pengalaman para pembawa sanad keilmuan ini. Akan tetapi, ketika mesin percetakan telah menjamur di seantero dunia, kajian tentang jam‘ al-qira>’a>t mulai dibukukan. Salah satu tokoh pencetus dari penulisan jam‘ al- qira>’a>t ialah Kiai Arwani Kudus dengan karyanya yang berjudul “Faid} al-Baraka>t fi> Sab‘ al-Qira>’a>t”. Mengenai hal ini, penulis menemukan banyak di antara peneliti sebelumnya yang telah mengkaji kitab tersebut. Oleh karena itu, penulis mencari celah dari segi lain yang belum disinggung atau dibahas. Dalam hal ini, penulis memilih kitab”Manba‘ al-Baraka>t fi> Sab‘ Qira>’a>t” karya Ahsin Sakho Muhammad dan Romlah Widayati sebagai kajian perbandingan dengan kitab “Faid} al-Baraka>t fi> Sab‘ al-Qira>’a>t”. Berangkat dari kenyataan tersebut, penulis merasa tergugah untuk menjelaskan seputar jam‘ al-qira>’a>t dalam tulisan ini, tepatnya pada qira’at sab‘ah. Selain itu, penjelasan mengenai kedua kitab yang disinggung sebelumnya merupakan inti permasalahan yang ingin dibicarakan. Oleh karena itu, penjelasan mengenai bagaimana karakteristik masing-masing kitab, isi maupun metodologi kedua kitab tersebut akan dirangkum dalam studi komparatif kitab. Dengan menggunakan pendekatan historis dan metode deskrtiptif- analisis-komparatif dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: masing-masing kitab memiliki karakteristik tersendiri satu sama lain, sehingga isi maupun metodologi kitab diketahui mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan. Secara garis besar, persamaannya ialah penggunakan metode al-jam‘ bi al-a>yah dan penggunaan bahasa Arab sebagai alat penyampai dalam tulisan. Sedang garis besar perbedaannya ialah istilah-istilah yang digunakan, sistematika kitab, penjelasan jam‘ al-qira>’a>t-nya dan t}ari>qah al-jam‘-nya. Ilmu qira’at merupakan salah satu ilmu yang serumpun dengan ‘Ulu>m al-Qur’an dan ‘ulu>m al-tafsi>r. Sayangnya, keilmuan ini kebanyakan hanya disinggung secara sepintas oleh para pengkaji al-Qur’an. Padahal, jika mau dieksplorasi lebih dalam lagi, ilmu ini dapat menjadi salah satu bidang ilmu yang mandiri (berdiri sendiri). Salah satu topik yang masih asing didengar dan jarang dikaji oleh peminat kajian al-Qur’an, khususnya qira’at ialah jam‘ al-qira>’a>t. Jam‘ al-qira>’a>t merupakan suatu istilah yang diartikan sebagai ungkapan tentang cara membaca al-Qur’an beserta ragam bacaanya secara berulang-ulang dengan tujuan untuk memenuhi semua wajah atau riwayat qira’at dalam satu sesi bacaan. Maksud satu bacaan di sini bisa berarti mengulang-ulang lafal yang mengandung ikhtila>f baina al-qurra>’, atau mengulang-ulang dalam tempat waqaf atau berdasarkan ayat per-ayat. Jam‘ al-qira>’a>t merupakan sebuah sistem pembelajaran qira’at yang mana pada awalnya “ia” hanya diestafetkan melalui daya ingatan atau pengalaman para pembawa sanad keilmuan ini. Akan tetapi, ketika mesin percetakan telah menjamur di seantero dunia, kajian tentang jam‘ al-qira>’a>t mulai dibukukan. Salah satu tokoh pencetus dari penulisan jam‘ al- qira>’a>t ialah Kiai Arwani Kudus dengan karyanya yang berjudul “Faid} al-Baraka>t fi> Sab‘ al-Qira>’a>t”. Mengenai hal ini, penulis menemukan banyak di antara peneliti sebelumnya yang telah mengkaji kitab tersebut. Oleh karena itu, penulis mencari celah dari segi lain yang belum disinggung atau dibahas. Dalam hal ini, penulis memilih kitab”Manba‘ al-Baraka>t fi> Sab‘ Qira>’a>t” karya Ahsin Sakho Muhammad dan Romlah Widayati sebagai kajian perbandingan dengan kitab “Faid} al-Baraka>t fi> Sab‘ al-Qira>’a>t”. Berangkat dari kenyataan tersebut, penulis merasa tergugah untuk menjelaskan seputar jam‘ al-qira>’a>t dalam tulisan ini, tepatnya pada qira’at sab‘ah. Selain itu, penjelasan mengenai kedua kitab yang disinggung sebelumnya merupakan inti permasalahan yang ingin dibicarakan. Oleh karena itu, penjelasan mengenai bagaimana karakteristik masing-masing kitab, isi maupun metodologi kedua kitab tersebut akan dirangkum dalam studi komparatif kitab. Dengan menggunakan pendekatan historis dan metode deskrtiptif- analisis-komparatif dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: masing-masing kitab memiliki karakteristik tersendiri satu sama lain, sehingga isi maupun metodologi kitab diketahui mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan. Secara garis besar, persamaannya ialah penggunakan metode al-jam‘ bi al-a>yah dan penggunaan bahasa Arab sebagai alat penyampai dalam tulisan. Sedang garis besar perbedaannya ialah istilah-istilah yang digunakan, sistematika kitab, penjelasan jam‘ al-qira>’a>t-nya dan t}ari>qah al-jam‘-nya. Ilmu qira’at merupakan salah satu ilmu yang serumpun dengan ‘Ulu>m al-Qur’an dan ‘ulu>m al-tafsi>r. Sayangnya, keilmuan ini kebanyakan hanya disinggung secara sepintas oleh para pengkaji al-Qur’an. Padahal, jika mau dieksplorasi lebih dalam lagi, ilmu ini dapat menjadi salah satu bidang ilmu yang mandiri (berdiri sendiri). Salah satu topik yang masih asing didengar dan jarang dikaji oleh peminat kajian al-Qur’an, khususnya qira’at ialah jam‘ al-qira>’a>t. Jam‘ al-qira>’a>t merupakan suatu istilah yang diartikan sebagai ungkapan tentang cara membaca al-Qur’an beserta ragam bacaanya secara berulang-ulang dengan tujuan untuk memenuhi semua wajah atau riwayat qira’at dalam satu sesi bacaan. Maksud satu bacaan di sini bisa berarti mengulang-ulang lafal yang mengandung ikhtila>f baina al-qurra>’, atau mengulang-ulang dalam tempat waqaf atau berdasarkan ayat per-ayat. Jam‘ al-qira>’a>t merupakan sebuah sistem pembelajaran qira’at yang mana pada awalnya “ia” hanya diestafetkan melalui daya ingatan atau pengalaman para pembawa sanad keilmuan ini. Akan tetapi, ketika mesin percetakan telah menjamur di seantero dunia, kajian tentang jam‘ al-qira>’a>t mulai dibukukan. Salah satu tokoh pencetus dari penulisan jam‘ alqira>’ a>t ialah Kiai Arwani Kudus dengan karyanya yang berjudul “Faid} al-Baraka>t fi> Sab‘ al-Qira>’a>t”. Mengenai hal ini, penulis menemukan banyak di antara peneliti sebelumnya yang telah mengkaji kitab tersebut. Oleh karena itu, penulis mencari celah dari segi lain yang belum disinggung atau dibahas. Dalam hal ini, penulis memilih kitab”Manba‘ al-Baraka>t fi> Sab‘ Qira>’a>t” karya Ahsin Sakho Muhammad dan Romlah Widayati sebagai kajian perbandingan dengan kitab “Faid} al-Baraka>t fi> Sab‘ al-Qira>’a>t”. Berangkat dari kenyataan tersebut, penulis merasa tergugah untuk menjelaskan seputar jam‘ al-qira>’a>t dalam tulisan ini, tepatnya pada qira’at sab‘ah. Selain itu, penjelasan mengenai kedua kitab yang disinggung sebelumnya merupakan inti permasalahan yang ingin dibicarakan. Oleh karena itu, penjelasan mengenai bagaimana karakteristik masing-masing kitab, isi maupun metodologi kedua kitab tersebut akan dirangkum dalam studi komparatif kitab. Dengan menggunakan pendekatan historis dan metode deskrtiptifanalisis- komparatif dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: masing-masing kitab memiliki karakteristik tersendiri satu sama lain, sehingga isi maupun metodologi kitab diketahui mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan. Secara garis besar, persamaannya ialah penggunakan metode al-jam‘ bi al-a>yah dan penggunaan bahasa Arab sebagai alat penyampai dalam tulisan. Sedang garis besar perbedaannya ialah istilah-istilah yang digunakan, sistematika kitab, penjelasan jam‘ al-qira>’a>t-nya dan t}ari>qah al-jam‘-nya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. KH. Abdul Mustaqim, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Jama' Alhiroat
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 21 Nov 2017 14:24
Last Modified: 21 Nov 2017 14:24
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28419

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum