KONSTRUKSI SOSIAL DALAM BUDAYA TARIAN TANDHA’ DI BANUAJU BARAT BATANG-BATANG SUMENEP

UMAR FARUQI, NIM. 10540032 (2017) KONSTRUKSI SOSIAL DALAM BUDAYA TARIAN TANDHA’ DI BANUAJU BARAT BATANG-BATANG SUMENEP. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KONSTRUKSI SOSIAL DALAM BUDAYA TARIAN TANDHA’ DI BANUAJU BARAT BATANG-BATANG SUMENEP)
10540032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (4MB) | Preview
[img] Text (KONSTRUKSI SOSIAL DALAM BUDAYA TARIAN TANDHA’ DI BANUAJU BARAT BATANG-BATANG SUMENEP)
10540032_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Madura merupakan wilayah di Jawa Timur yang kental akan adat istiadat dan dikenal sebagai masyarakat yang agamis dengan adanya banyak pesantren. Selain itu, Madura sangat kental budaya patriarki yang menempatkan hampir semua kontrol berada di tangan laki-laki. Tetapi meskipun begitu, dengan karakteristik masyarakat Madura yang agamis dan patriarkis bisa melahirkan sebuah budaya yang masih eksis sampai saat ini yaitu tandha’. Tandha’ merupakan sebuah pagelaran tari yang disertai dengan musik gamelan yang melibatkan beberapa penari perempuan. Dalam pagelaran ini biasanya dimaksudkan untuk menghibur penonton yang notabene laki-laki, bahkan mereka ikut bergoyang bersama di panggung bersama penari tandha’. Setidaknya ada dua hal yang penting untuk digarisbawahi mengenai budaya tandha’ sebagai fenomena sosial. Di satu sisi, tandha’ bisa dilihat sebagai media kaum perempuan dalam menjungkirbalikkan kekuasaan laki-laki. Hal ini dikarenkan dalam pagelaran tandha’, perempuan penari mempunyai kuasa untuk memilih siapa saja yang berhak menari bersamanya di panggung. Bahkan lebih jauh lagi, dalam kehidupan sosial bisa jadi ada kekuasaan terselubung yang ingin diraih perempuan melalui profesinya sebagai tandha’ yang hampir mapan secara ekonomi bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Efek dari permasalahan ini, seorang tandha’ biasanya memperoleh penghargaan dari masyarakat karena bisa mandiri secara ekonomi. Hal ini tentu sangat tidak sesuai dengan tradisi masyarakat madura yang patriarki. Selain itu, di tengah masyarakat yang agamis, tandha’ tetap menjadi budaya yang eksis sampai saat ini. Penelitian ini merupakan field research atau penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan guna mengetahui secara langsung kondisi masyarakat desa Banuaju Barat. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, dilakukan dengan mengamati objek yang diteliti, yaitu masyarakat desa Banuaju Barat. Selain itu juga dengan metode wawancara guna mendapatkan pernyataan-pernyataan langsung dari informan mengenai tradisi budaya tandha’, kemudian dengan dokumentasi sebagai cara mengumpulkan data-data otentik yang berkaitan dengan tradisi budaya tandha’. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa budaya tandha’ bisa berarti dua hal. Yang pertama yaitu jika ditinjau dari pagelarannya, tandha’ bisa dilihat sebagai budaya yang menempatkan perempuan sebagai obyek yang dinikmati oleh kaum laki-laki. Yang kedua, tandha’ bisa dilihat sebagai sarana perempuan yang dikemas dalam sebuah budaya dalam rangka melakukan pemberontakan secara terselubung terhadap budaya patriarki yang ada. Hal ini bisa dilihat dari efek sosial yang terjadi setelah seorang perempuan menjadi seorang tandha’ yang mempengaruhi strata sosialnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr.Munawar Ahmad, S.S, M.Si
Uncontrolled Keywords: tandha’, Madura, patriarki, budaya
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Sosiologi Agama (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 15 Dec 2017 08:11
Last Modified: 15 Dec 2017 08:11
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28647

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum