IDENTITAS ISLAM DAN STRATEGI KONSERVASI LINGKUNGAN (Kajian Ekofeminisme pada Perempuan Petani Lada di Kelurahan Tuatunu Indah, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)

Endang Kusniati, S.Pd.I, NIM. 1520010072 (2017) IDENTITAS ISLAM DAN STRATEGI KONSERVASI LINGKUNGAN (Kajian Ekofeminisme pada Perempuan Petani Lada di Kelurahan Tuatunu Indah, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung). Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (IDENTITAS ISLAM DAN STRATEGI KONSERVASI LINGKUNGAN (Kajian Ekofeminisme pada Perempuan Petani Lada di Kelurahan Tuatunu Indah, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung))
1520010072_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (IDENTITAS ISLAM DAN STRATEGI KONSERVASI LINGKUNGAN (Kajian Ekofeminisme pada Perempuan Petani Lada di Kelurahan Tuatunu Indah, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung))
1520010072_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Kehadiran tanaman lada di Bangka Belitung berawal dari adanya eksploitasi timah di era Kolonial Belanda tahun 1880–1930 (abad ke-19-20). Kejayaan pada abad ke- 20 hanya tinggal sejarah. Kondisi alam yang memprihatinkan dan membuat perekonomian defisit, hal itu diakibatkan oleh penggalian tambang timah secara kolektif serta pembongkaran lahan tanah kaveling. Pasca timah, masyarakat kembali ke perkebunan lada. Hal ini dilakukan dalam usaha menstabilkan perekonomian dan memulihkan kondisi lingkungan secara bertahap. Dalam situasi kritis, pemilik modal masuk dengan menawarkan materi serta keuntungan pada masyarakat dan tanah sebagai jaminannya. Kuasa ada pada pemilik modal; laki-laki, sedangkan perempuan; alam berada pada titik nadir-subordinat. Secara umum, dalam menjalankan roda perekonomian dilakukan oleh perempuan dan laki-laki. Tapi berbeda, di Kelurahan Tuatunu Indah ada 5 perempuan petani lada yang berperan sebagai pencari nafkah utama di dalam keluarga, namun identitasnya hanya diakui di dalam keluarga inti. Perempuan bekerja mencari nafkah sedangkan laki-laki tidak, hal ini menjadi salah satu bentuk ketidakadilan. Ketidakadilan pada perempuan (peran ganda; domestik dan publik) merupakan awal ketidakadilan pada alam. Kondisi ini memperlihatkan bahwa hubungan relasi kuasa di dalam keluarga belum terurai secara utuh, yang mengakibatkan tubuh perempuan dan lingkungan berada pada kuasa laki-laki. Di tengah situasi yang mendesak, ternyata ada 5 perempuan petani lada yang tetap mempertahankan lahannya karena misi awal selain menjaga stabilitas ekonomi juga menjaga alam dari perusakan. Pentingnya perempuan dalam lingkungan adalah sebagai ibu bumi dan lada merupakan salah satu jenis tanaman yang mampu menjaga stabilitas kesuburan tanah tanpa jangka waktu tahun tertentu, dan di dalam agama pun dianjurkan demikian. Melihat latar belakang tersebut, selanjutnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana identitas perempuan petani lada dalam tanah dan untuk mengetahui bagaimana strategi konservasi lingkungan yang dilakukan oleh perempuan petani lada. Secara umum penelitian ini menggunakan teori ekofeminisme, dan dikaitkan dengan teori identitas, teori peran ganda, teori ekonomi-kapitalisme lingkungan. Teori tersebut dikaitkan guna menyesuaikan kondisi yang terjadi di lapangan. Dalam penelitian ini metodologi yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif (non-statistik). Kemudian cara pengambilan sampel menggunakan snowball sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data; observasi partisipatif moderat, wawancara semistruktur, dan dokumentasi. Selanjutnya jalannya pengumpulan data melalui tiga tahap yaitu; orientasi, eksplorasi dan studi terfokus. Untuk teknik analisis data, peneliti menggunakan; teknik reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Adapun hasil dari penelitian ini; bahwa perempuan yang berperan sebagai pencari nafkah utama di dalam keluarganya tetap konsisten dalam menjaga bumi. Di tengah represi kapitalisme industri dan ketidakadilan pada lingkungan yang berawal dari ketidakdilan pada perempuan, ia tetap menjadi perempuan yang gigih (subjektivitas; sintas), berjuang untuk diri, keluarga dan lingkungan. Meski dalam keadaan yang terbatas tidak membuatnya putus asa. Bentuk perlawanan yang dilakukannya untuk menjaga tanah dari pemilik modal yaitu dengan cara menanam, yang artinya “melawan” (chipko), tumpang sari (ekonomis yang tidak pragmatis). Kata Kunci: Identitas, Islam, Strategi Konservasi, Lingkungan, ekofeminisme, Perempuan, petani lada.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Phil. Dewi Candraningrum
Uncontrolled Keywords: Identitas, Islam, Strategi Konservasi, Lingkungan, ekofeminisme, Perempuan, petani lada
Subjects: Islam dan Lingkungan
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Interdisciplinary Islamic Studies
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 15 Feb 2018 10:11
Last Modified: 15 Feb 2018 10:11
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29368

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum